Model BPP Kostratani Jadi Harapan Kerek Produksi dan Kesejahteraan Petani
loading...
A
A
A
Dalam kesempatan itu, Bupati Donggala Kasman Lassa menegaskan jika pemerintahannya siap mendukung kemajuan pertanian. “Masyarakat petani sering kami kunjungi, dengan apa yang dia butuhkan kita bantu. Dan beberapa kecamatan sudah swasembada pangan. Saya pun ingin menghadap Pak Menteri untuk membahas pemanfaatan lahan. Karena kita banyak hasil petanian, ada ubi, jagung, kacang, kelor, dan lainnya. Akan kita buat dalam sebuah buku dan kita akan minta arahan Pak Menteri,” tuturnya.
Kasman Lassa mengungkapkan, jika Donggala akan membuat pusat pendidikan dan pelatihan penyuluh. Ia pun berencana membangun sarana dan prasarana pendukung. “Kita akan siapkan lahan untuk Kementan dan penyuluh serta Kostratani untuk berkreasi. Ayo Sinergi dengan pusat, silahkan datang ke sini dan kita bangun bersama,” terang dia.
Sementara Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menjelaskan mengenai indikator yang harus dimiliki BPP Kostratani. Total ada 6 indikator yang membuat BPP bisa disebut sebagai BPP Kostratani.
“Tapi, ada 3 poin yang paling penting yang wajib ada di BPP Kostratani, yaitu Tersedianya data dan informasi petanian, kemudian Terlaksananya Program Utama Kementerian Pertanian seperti Propaktani, Gedor Horti, Grasida, Sikomandan, Gratieks, PMS, KUR, Inovasi, Petani Milenial, dan lainnya. Dan yang ketiga Terkoneksi dengan AWR,” katanya.
Indikator lainnya yang harus dimiliki BPP Model Kostratani adalah memiliki fasilitas belajar sepert demplot atau sekolah lapang, terdapat informasi atau cara akses modal, pasar, dan terakhir terdapat mitra.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, saat ini Kementan memang dituntut melakukan perubahan strategi akibat Covid-19. “Dalam mengembangkan SDM pertanian, biasanya kita lakukan dengan cara konvensional. Tapi Covid-19 membuat kita harus melakukannya secara digital dengan online. Dan terbukti juga efektif, karena pelatihan online bisa diikuti penyuluh dan petani dari seluruh Tanah Air,” tuturnya.
Kasman Lassa mengungkapkan, jika Donggala akan membuat pusat pendidikan dan pelatihan penyuluh. Ia pun berencana membangun sarana dan prasarana pendukung. “Kita akan siapkan lahan untuk Kementan dan penyuluh serta Kostratani untuk berkreasi. Ayo Sinergi dengan pusat, silahkan datang ke sini dan kita bangun bersama,” terang dia.
Sementara Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menjelaskan mengenai indikator yang harus dimiliki BPP Kostratani. Total ada 6 indikator yang membuat BPP bisa disebut sebagai BPP Kostratani.
“Tapi, ada 3 poin yang paling penting yang wajib ada di BPP Kostratani, yaitu Tersedianya data dan informasi petanian, kemudian Terlaksananya Program Utama Kementerian Pertanian seperti Propaktani, Gedor Horti, Grasida, Sikomandan, Gratieks, PMS, KUR, Inovasi, Petani Milenial, dan lainnya. Dan yang ketiga Terkoneksi dengan AWR,” katanya.
Indikator lainnya yang harus dimiliki BPP Model Kostratani adalah memiliki fasilitas belajar sepert demplot atau sekolah lapang, terdapat informasi atau cara akses modal, pasar, dan terakhir terdapat mitra.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, saat ini Kementan memang dituntut melakukan perubahan strategi akibat Covid-19. “Dalam mengembangkan SDM pertanian, biasanya kita lakukan dengan cara konvensional. Tapi Covid-19 membuat kita harus melakukannya secara digital dengan online. Dan terbukti juga efektif, karena pelatihan online bisa diikuti penyuluh dan petani dari seluruh Tanah Air,” tuturnya.
(akr)