Kementan Minta Seluruh Daerah Rampungkan Perda Lahan Pertanian

Kamis, 09 November 2017 - 15:53 WIB
Kementan Minta Seluruh Daerah Rampungkan Perda Lahan Pertanian
Kementan Minta Seluruh Daerah Rampungkan Perda Lahan Pertanian
A A A
BOGOR - Maraknya proses alih fungsi lahan pertanian yang terbangun berdampak pada ketahanan pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) meminta seluruh daerah Kota/Kabupaten merampungkan rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang lahan pertanian.

Hal tersebut diungkapkan, Kepala BKP Kementan RI Agung Hendriadi usai menghadiri peringatan hari pangan sedunia tingkat Jawa Barat di kawasan Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Kamis (9/11/2017).

"Sebab secara nasional, pemerintah pusat sudah memiliki (mengeluarkan) PP tentang lahan pertanian, sehingga Bupati (Kepala Daerah) itu harusnya sudah membuat Perda lahan pertanian dan ditargetkan akhir tahun ini semua kabupaten di Indonesia harus sudah punya Perda lahan pertanian," jelasnya.

(Baca Juga: Kementan Ajak Generasi Muda Bangun Ketahanan Pangan Berkelanjutan)

Alasan pihaknya memilih Jawa Barat khususnya Bogor sebagai tempat hari peringatan pangan sedunia 2017, dikarenakan beberapa faktor. Di antaranya, Jabar merupakan daerah penyumbang protein terbesar di Indonesia.

"Jabar berada dikisaran 20% penyumbang (produk pertanian) protein nasional, kemudian di Jabar juga sebagai salah satu daerah penghasil hortikultura terbesar di Indonesia dengan 42 jenis buah dan sayur sumbangan. DKI enggak akan makan kalau enggak ada Jabar," katanya.

Dia menuturkan, Lampung, Jabar dan Banten sudah diproyeksikan sebagai daerah penghasil pangan terbesar di Indonesia. "Jadi kalau petani penghasil pangan terbesar dari Jabar mogok, DKI enggak akan makan. Untuk sawah (penghasil padi) saja, Jabar masih memiliki lahan seluas 900 hektare, Jawa Tengah 1,1 juta hektare dan Jawa Timur 1,6 hektare," tutur Agung.

(Baca Juga: BKP: RI Berhasil Swasembada Beras, Jagung dan Cabai)

Sementara, terkait daerah penyangga ibu kota seperti Kabupaten Bogor yang kondisi lahan pertaniannya semakin berkurang karena alih fungsi lahan. Selain mendorong Pemkab Bogor segera menerbitkan Perda, juga memfokuskan wilayahnya sebagai area penghasil pangan jenis hortikultura.

"Untuk Kabupaten Bogor ini ke depannya akan kita arahkan sebagai daerah penghasil hortikultura buah dan sayur. Alasannya, selain lahannya berada di dataran tinggi, iklim dan topografinya juga sangat mendukung, karena jenis pangan tersebut memiliki nilai jual tinggi, seperti belimbing, mangga, manggis, jambu kristal dan duren banyak yang bagus dari Bogor," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menegaskan, meski maraknya peralihan lahan pangan ke nonpangan, pihaknya berharap produktivitas lahan yang ada saat ini ke depannya bisa lebih banyak.

"Atau pangannya dirancang lebih semacam pangan berundak atau bertingkat. Sehingga kedepannya kita akan bangun Green House guna meningkatkan hasil pangan menjadi lebih banyak," ungkap Aher.

Sementara itu berdasarkan pantauan, peringatan hari pangan sedunia yang digelar di kawasan Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor cukup meriah. Panitia menyusun buah dan hasil pertanian lainnya menyerupai tugu di halaman depan stadion.

Hal tersebut banyak menarik minat pengunjung. Pameran beragam hasil pertanian menjadi ajang seru bagi warga yang mengunjungi Stadion Pakansari Cibinong, Kabupaten Bogor.

Talas sebagai slalu satu pangan hortikultura khas Bogor yang disusun dengan ketinggian setinggi 3 meter itu menjadi sasaran pengunjung untuk berfoto selfi. "Buahnya banyak banget, bisa dibawa pulang enggak yaa," tutur Ida Royani, 42, seorang warga usai berfoto di dekat sayuran yang berbentuk tugu itu.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6104 seconds (0.1#10.140)