Kementan Anggarkan Rp5,8 Triliun Kejar Percepatan Masa Tanam Padi dan Jagung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian ( Kementan ) menyiapkan anggaran Rp5,8 triliun untuk mendukung percepatan masa tanam atau program tanam cepat untuk komoditas padi dan jagung pada periode tanam Oktober 2023 - Maret 2024 mendatang.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman anggaran Rp5,8 triliun itu akan digunakan untuk pengadaan benih bunga komoditas jagung dan padi yang saat ini produksinya sedang dikejar pemerintah.
"Ini disiapkan Oktober 2023 sampai Maret 2024 itu Rp5,8 triliun. Khusus untuk padi jagung saja dan alat mesin pertanian," ujar Amran di Kantor Kepala Staf Kepresidenan, Senin (20/11/2023).
Lebih lanjut, Mentan Amran menjelaskan keterlambatan masuknya musim hujan pada tahun 2023 ini membuat musim tanam pertanian juga mengalami kemunduran, terlebih untuk komoditas padi dan jagung. Hal itu akan berdampak juga akhirnya pada musim panen yang ikut mundur dari periode pada umumnya.
"Kita harus siasati pertama dengan tanam cepat. Insyaallah lusa kita ke Jawa Timur tanam cepat. Panen langsung kita tanam siasati itu namanya tanam culik istilahnya di lapangan," kata Amran.
Menurutnya anggaran yang digelontorkan Rp5,8 triliun diantaranya untuk penyediaan benih itu diharapkan mampu untuk mendorong produktivitas pertanian. Sehingga para petani tidak sulit untuk mendapatkan benih dan bisa langsung segera tanam ketika nanti musim panen tiba.
"Mungkin 1-1,5 juta hektare kita memberikan insentif bibit benih gratis. Ini akan meningkatkan produksi. Jadi petani juga mau untuk melakukan tanam cepat," kata Mentan.
Targetnya lewat program tanam cepat bisa bisa memproduksi beras sebanyak 3 juta ton. Angka produksi tersebut menurut Amran angka Aman untuk menjaga kebutuhan pangan masyarakat Indonesia selama satu bulan alias mencukupi konsumsi beras masyarakat perbulan.
"3 juta ton beras itu kebutuhan kita perbulan. Minimal 900 ribu ton itu cukup, kalau di bawah itu 700 ribu ton, apalagi 500 ribu ton itu pasti kekurangan beras 3 bulan kemudian. Jadi kalau bulan November tanam di bawah 1 juta hektare, di bulan januari akan kekurangan," pungkasnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman anggaran Rp5,8 triliun itu akan digunakan untuk pengadaan benih bunga komoditas jagung dan padi yang saat ini produksinya sedang dikejar pemerintah.
"Ini disiapkan Oktober 2023 sampai Maret 2024 itu Rp5,8 triliun. Khusus untuk padi jagung saja dan alat mesin pertanian," ujar Amran di Kantor Kepala Staf Kepresidenan, Senin (20/11/2023).
Lebih lanjut, Mentan Amran menjelaskan keterlambatan masuknya musim hujan pada tahun 2023 ini membuat musim tanam pertanian juga mengalami kemunduran, terlebih untuk komoditas padi dan jagung. Hal itu akan berdampak juga akhirnya pada musim panen yang ikut mundur dari periode pada umumnya.
"Kita harus siasati pertama dengan tanam cepat. Insyaallah lusa kita ke Jawa Timur tanam cepat. Panen langsung kita tanam siasati itu namanya tanam culik istilahnya di lapangan," kata Amran.
Menurutnya anggaran yang digelontorkan Rp5,8 triliun diantaranya untuk penyediaan benih itu diharapkan mampu untuk mendorong produktivitas pertanian. Sehingga para petani tidak sulit untuk mendapatkan benih dan bisa langsung segera tanam ketika nanti musim panen tiba.
"Mungkin 1-1,5 juta hektare kita memberikan insentif bibit benih gratis. Ini akan meningkatkan produksi. Jadi petani juga mau untuk melakukan tanam cepat," kata Mentan.
Targetnya lewat program tanam cepat bisa bisa memproduksi beras sebanyak 3 juta ton. Angka produksi tersebut menurut Amran angka Aman untuk menjaga kebutuhan pangan masyarakat Indonesia selama satu bulan alias mencukupi konsumsi beras masyarakat perbulan.
"3 juta ton beras itu kebutuhan kita perbulan. Minimal 900 ribu ton itu cukup, kalau di bawah itu 700 ribu ton, apalagi 500 ribu ton itu pasti kekurangan beras 3 bulan kemudian. Jadi kalau bulan November tanam di bawah 1 juta hektare, di bulan januari akan kekurangan," pungkasnya.
(nng)