Drama Gula yang Semakin Pahit: Harga Terus Naik, Lahan Produksi Tak Bertambah

Selasa, 21 November 2023 - 12:19 WIB
loading...
Drama Gula yang Semakin Pahit: Harga Terus Naik, Lahan Produksi Tak Bertambah
Konsumsi gula Indonesia semakin bergantung impor. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Harga gula di pasar global secara tahunan sudah naik sekitar 50% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Berdasarkan data dari Bank Dunia, pada September 2023 lalu harga gula mentah global berada di angka USD0,58 atau setara Rp8.953 (asumsi kurs Rp15.441).



Harga tersebut melonjak sekitar 48,4% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Harga gula internasional saat ini itu hampir 50% lebih tinggi jika dibandingkan denga harga gula tahun lalu, jadi kenaikannya relatif tinggi sampai 50-an persen," ujar Dwi Andreas Santosa, pengamat pangan Institut Pertanian Bogor, saat dihubungi MNC Portal, Selasa (21/11/2023).

Lebih lanjut, Dwi Andreas menjelaskan kondisi naiknya harga gula itu tentunya bakal berdampak pada kenaikan harga gula di dalam negeri sendiri. Mengingat saat ini 70% kebutuhan gula Indonesia dipenuhi oleh impor.

"Dalam arti 70% kebutuhan gula kita berasal dari impor, sehingga ketika harga gula internasional bergejolak, pasti akan sangat bepengaruh terhadap harga di Indonesia, itu sudah clear-lah," sambungnya.

Menurutnya peningkatan harga gula dunia disebabkan oleh faktor penurun produksi gula secara global. Terutama penurunan produksi di negara Brazil dan Thailand yang saat ini menjadi pemasok gula terbesar.

"Sudah barang tentu masalah iklim dan cuaca contohnya Brazil, awal Oktober kemarin itu hujannya cukup tinggi saat panen, sehingga rendemnya turun. Lalu di Thailand juga kena El Nino, sehingga produksi turun," lanjutnya.

Dwi Andreas menambahkan ketergantungan Indonesia terhadap gula ini kemungkinan bakal terus membesar seiring berjalannya waktu. Mengingat luas lahan untuk memproduksi gula sendiri menurutnya tidak mengalami pertumbuhan sejak 30 tahun yang lalu. Di satu sisi kebutuhan atau permintaan masyarakat terus bertambah.

"Kalau sekarang itu sekitar 420-440 ribu hektare lahan produksi gula, dan itu tidak bertambah. Political will pemerintah praktis tidak ada untuk meningkatkan produksi gula," kata Dwi Andreas.



"Luas panen tebu itu tidak banyak berubah, kalau diambil sejak tahun 1990-an luas hampir sama. Artinya sudah 30 tahun lebih luas panen tebu itu hampir sama dengan sekarang, bisa dibayangkan. Berati tidak ada perkembangan apa pun," pungkasnya.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.1046 seconds (0.1#10.140)