Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Harga Minyak AS Kembali ke Level Tahun 2015
Harga Minyak AS Kembali ke Level Tahun 2015
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) pada perdagangan Jumat (24/11/2017) mencapai level tertinggi seperti dua tahun lalu alias 2015. Melansir Reuters, hal ini disebabkan penutupan pipa minyak Keystone di ladang minyak Alberta, Kanada ke AS sehingga memperketat pasar Amerika Utara.
Harga minyak WTI naik 35 sen atau 0,6% menjadi USD58,37 per barel pada pukul 01:00 GMT. Harga ini merupakan level tertinggi sejak 1 Juli 2015. Sementara itu, harga minyak berjangka Brent International turun 20 sen atau 0,3% menjadi USD63,35 per barel.
Penutupan pipa minyak Keystone sebesar 590 ribu barel per hari (bph) akibat tumpahan minyak pada pekan lalu, membuat AS mengurangi stok di pusat penyimpanan minyak di Cushing, Oklahoma.
Selain perketatnya pasar Amerika Utara, pasar minyak juga telah memperketat seiring upaya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain, yaitu Rusia, yang mengurangi produksi hingga 1,8 juta bph.
Kesepakatan untuk membatasi produksi akan berakhir pada Maret 2018, namun OPEC akan bertemu pada 30 November di Wina, Austria, untuk membahas kebijakan harga. Banyak kalangan memperkirakan mereka akan memperpanjang pemotongan tersebut.
"Agenda untuk pertemuan OPEC sejatinya sudah selesai. Pertemuan yang akan berlangsung tiga jam hanya menunjukkan konsensus yang lebih luas untuk menyetujui periode perpanjangan sembilan bulan yang disukai oleh Saudi," kata Kepala Strategi Pasar di AxiTrader, Greg McKenna.
Terlepas dari hal tersebut, McKenna mengatakan harga minyak masih memiliki risiko, terutama ketegangan di Timur Tengah belakangan ini, antara Arab Saudi dengan Iran dan antara negara-negara Teluk lainnya dengan Qatar. Namun secara keseluruhan, para analis mengatakan fundamental pasar minyak sudah seimbang karena bisa mendukung harga.
Harga minyak WTI naik 35 sen atau 0,6% menjadi USD58,37 per barel pada pukul 01:00 GMT. Harga ini merupakan level tertinggi sejak 1 Juli 2015. Sementara itu, harga minyak berjangka Brent International turun 20 sen atau 0,3% menjadi USD63,35 per barel.
Penutupan pipa minyak Keystone sebesar 590 ribu barel per hari (bph) akibat tumpahan minyak pada pekan lalu, membuat AS mengurangi stok di pusat penyimpanan minyak di Cushing, Oklahoma.
Selain perketatnya pasar Amerika Utara, pasar minyak juga telah memperketat seiring upaya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain, yaitu Rusia, yang mengurangi produksi hingga 1,8 juta bph.
Kesepakatan untuk membatasi produksi akan berakhir pada Maret 2018, namun OPEC akan bertemu pada 30 November di Wina, Austria, untuk membahas kebijakan harga. Banyak kalangan memperkirakan mereka akan memperpanjang pemotongan tersebut.
"Agenda untuk pertemuan OPEC sejatinya sudah selesai. Pertemuan yang akan berlangsung tiga jam hanya menunjukkan konsensus yang lebih luas untuk menyetujui periode perpanjangan sembilan bulan yang disukai oleh Saudi," kata Kepala Strategi Pasar di AxiTrader, Greg McKenna.
Terlepas dari hal tersebut, McKenna mengatakan harga minyak masih memiliki risiko, terutama ketegangan di Timur Tengah belakangan ini, antara Arab Saudi dengan Iran dan antara negara-negara Teluk lainnya dengan Qatar. Namun secara keseluruhan, para analis mengatakan fundamental pasar minyak sudah seimbang karena bisa mendukung harga.
(ven)
Explore More