Transisi Menuju Ekonomi Hijau, Bappenas Ungkap Peran Penting Pengembangan Pekerjaan Hijau
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian PPN/ Bappenas didukung proyek kerja sama Indonesia–Jerman, Innovation and Investment for Inclusive Sustainable Economic Development (ISED) menyelenggarakan Indonesia’s Green Jobs Conference untuk mempromosikan pentingnya mencetak Sumber Daya Manusia atau SDM berkualitas, produktif, dan berdaya saing dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan mendukung pencapaian TPB/ SDGs .
Mengusung tema “Institutionalizing Green Jobs”, konferensi melibatkan swasta, mitra pembangunan, komunitas, hingga akademisi membahas perkembangan pekerjaan hijau di Indonesia. Ekonomi hijau merupakan bagian dari desain transformasi pembangunan Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.
Dalam memulai transisi menuju ekonomi hijau, pekerjaan hijau berperan penting. Menurut International Labour Organizaton, penerapan kebijakan yang tepat untuk mempromosikan pekerjaan ramah lingkungan dapat menciptakan 24 juta pekerjaan pada 2030, serta dampak kebutuhan profil keterampilan dan kualifikasi serta kerangka pelatihan baru untuk memenuhi permintaan pekerjaan hijau tersebut.
“Konferensi hari ini salah satu langkah konkret dalam implementasi pengembangan green jobs di Indonesia,” tutur Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Maliki.
Ia juga menegaskan Kementerian PPN/Bappenas berkomitmen memimpin dan terus mengawal perjalanan promosi pekerjaan hijau ini. “Pemerintah Indonesia sendiri telah melakukan langkah-langkah konkret untuk menghadapi tantangan ini dengan menerapkan ekonomi hijau melalui kebijakan transformasi ekonomi dan dalam RPJMN 2020-2024. Kebijakan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim, merupakan tulang punggung dalam proses transisi menuju ekonomi hijau,” jelas Maliki.
Jerman secara proaktif mengembangkan kebijakan lingkungan untuk menjaga lingkungan bagi generasi mendatang. Kerja sama Indonesia dan Jerman terus bergulir terutama dalam mendukung Indonesia 2045 dan mencapai target emisi rendah karbon pada 2060 atau bahkan lebih cepat lagi.
"Hari ini merupakan salah satu realisasi dimana kerja sama selama ini membuahkan hasil terutama dalam pengembangan pekerjaan hijau. Pengalaman Jerman dalam konteks ‘menghijaukan’ SDM dapat dijadikan salah satu acuan yang memperkaya transformasi SDM di Indonesia untuk bergerak ke arah ‘hijau’,” ujar Pimpinan Kerja Sama GIZ untuk Indonesia dan ASEAN Thomas Foerch.
Adapun pekerjaan hijau yang dimaksud beberapa di antaranya adalah Inspektor Bidang Pertanian dan Tanaman Organik di bidang Pertanian, Green Building Specialist di bidang Konstruksi, dan Green Productivity Master Specialist di bidang Manufaktur.
Pengembangan pekerjaan hijau di Indonesia melalui proyek ISED diimplementasikan dengan kolaborasi lintas sektor, dengan menyusun definisi pekerjaan hijau dalam konteks lokal, dua Peta Okupasi, Peta Jalan Pengembangan SDM yang Mendukung Pekerjaan Hijau, serta kebijakan yang menjadi pedoman implementasikan.
Mengusung tema “Institutionalizing Green Jobs”, konferensi melibatkan swasta, mitra pembangunan, komunitas, hingga akademisi membahas perkembangan pekerjaan hijau di Indonesia. Ekonomi hijau merupakan bagian dari desain transformasi pembangunan Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.
Baca Juga
Dalam memulai transisi menuju ekonomi hijau, pekerjaan hijau berperan penting. Menurut International Labour Organizaton, penerapan kebijakan yang tepat untuk mempromosikan pekerjaan ramah lingkungan dapat menciptakan 24 juta pekerjaan pada 2030, serta dampak kebutuhan profil keterampilan dan kualifikasi serta kerangka pelatihan baru untuk memenuhi permintaan pekerjaan hijau tersebut.
“Konferensi hari ini salah satu langkah konkret dalam implementasi pengembangan green jobs di Indonesia,” tutur Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Maliki.
Ia juga menegaskan Kementerian PPN/Bappenas berkomitmen memimpin dan terus mengawal perjalanan promosi pekerjaan hijau ini. “Pemerintah Indonesia sendiri telah melakukan langkah-langkah konkret untuk menghadapi tantangan ini dengan menerapkan ekonomi hijau melalui kebijakan transformasi ekonomi dan dalam RPJMN 2020-2024. Kebijakan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim, merupakan tulang punggung dalam proses transisi menuju ekonomi hijau,” jelas Maliki.
Jerman secara proaktif mengembangkan kebijakan lingkungan untuk menjaga lingkungan bagi generasi mendatang. Kerja sama Indonesia dan Jerman terus bergulir terutama dalam mendukung Indonesia 2045 dan mencapai target emisi rendah karbon pada 2060 atau bahkan lebih cepat lagi.
"Hari ini merupakan salah satu realisasi dimana kerja sama selama ini membuahkan hasil terutama dalam pengembangan pekerjaan hijau. Pengalaman Jerman dalam konteks ‘menghijaukan’ SDM dapat dijadikan salah satu acuan yang memperkaya transformasi SDM di Indonesia untuk bergerak ke arah ‘hijau’,” ujar Pimpinan Kerja Sama GIZ untuk Indonesia dan ASEAN Thomas Foerch.
Adapun pekerjaan hijau yang dimaksud beberapa di antaranya adalah Inspektor Bidang Pertanian dan Tanaman Organik di bidang Pertanian, Green Building Specialist di bidang Konstruksi, dan Green Productivity Master Specialist di bidang Manufaktur.
Pengembangan pekerjaan hijau di Indonesia melalui proyek ISED diimplementasikan dengan kolaborasi lintas sektor, dengan menyusun definisi pekerjaan hijau dalam konteks lokal, dua Peta Okupasi, Peta Jalan Pengembangan SDM yang Mendukung Pekerjaan Hijau, serta kebijakan yang menjadi pedoman implementasikan.
(akr)