Meski Minus Terparah Sejak 1999, Ekonomi RI Tetap Diklaim Lebih Baik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, kondisi ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19 jauh lebih baik ketimbang ekonomi negara-negara G-20. Erick menyebut hal ini berkat keputusan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) awal Maret lalu.
Erick mengklaim, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan jauh lebih negatif ketika lockdown menjadi alternatif pemerintah untuk pencegahan penyebaran Covid-19. "Bayangkan kalau kita lockdown betapa hancur ekonomi kita. Nah, kita lihat sekarang, kita punya ekonomi jauh lebih bagus daripada negara G-20," ujar Erick dalam webinar di Jakarta, Jumat (7/8/2020).
(Baca Juga: Ekonomi Minus dan Presiden Marah-marah, Ekonom Sebut Pemerintah Biang Kerok Krisis)
Meski kontraksi ekonomi dalam negeri jauh lebih baik daripada negara G-20 lainnya, Erick mengatakan pemerintah tidak serta merta bisa melakukan pemulihan ekonomi secara keseluruhan. Artinya, kata dia, pemulihan ekonomi tetap harus dilakukan secara bertahap.
Di sektor pariwisata, lanjut Erick, pemerintah lebih memfokuskan wisatawan dalam negeri ketimbang wisatawan luar negeri. Meski wisatawan mancanegara mampu memberikan stimulus bagi sektor pariwisata, Erick mengatakan ada pertimbangan kemungkinan timbulnya kluster baru Covid-19.
"Misalkan saja nanti kita dorong, tapi kalau kita benar-benar mau meng-custom pariwisata kita sampai ke luar negeri seperti dulu, jangan dulu. Kenapa? Nanti kluster-kluster (baru) akan tumbuh, lebih baik juga kita prioritas kepada warga negara kita toh," ujar Erick.
(Baca Juga: Ekonomi RI Minus 5,32%, Terparah Sejak Tahun 1999)
Erick menambahkan, saat ini daerah pariwisata seperti, Bali, Yogyakarta, dan Bandung sudah mulai dibuka. Meski belum 100%, hal itu disebutnya mampu mendukung pemulihan ekonomi di sektor pariwisata.
"Bali, Yogya, dan Bandung kemarin saya lihat itu kan pertumbuhannya sudah mulai walaupun tidak 100% tapi sudah alhamdulillah dibandingkan negara-negara lain," ujar Erick.
Erick mengklaim, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan jauh lebih negatif ketika lockdown menjadi alternatif pemerintah untuk pencegahan penyebaran Covid-19. "Bayangkan kalau kita lockdown betapa hancur ekonomi kita. Nah, kita lihat sekarang, kita punya ekonomi jauh lebih bagus daripada negara G-20," ujar Erick dalam webinar di Jakarta, Jumat (7/8/2020).
(Baca Juga: Ekonomi Minus dan Presiden Marah-marah, Ekonom Sebut Pemerintah Biang Kerok Krisis)
Meski kontraksi ekonomi dalam negeri jauh lebih baik daripada negara G-20 lainnya, Erick mengatakan pemerintah tidak serta merta bisa melakukan pemulihan ekonomi secara keseluruhan. Artinya, kata dia, pemulihan ekonomi tetap harus dilakukan secara bertahap.
Di sektor pariwisata, lanjut Erick, pemerintah lebih memfokuskan wisatawan dalam negeri ketimbang wisatawan luar negeri. Meski wisatawan mancanegara mampu memberikan stimulus bagi sektor pariwisata, Erick mengatakan ada pertimbangan kemungkinan timbulnya kluster baru Covid-19.
"Misalkan saja nanti kita dorong, tapi kalau kita benar-benar mau meng-custom pariwisata kita sampai ke luar negeri seperti dulu, jangan dulu. Kenapa? Nanti kluster-kluster (baru) akan tumbuh, lebih baik juga kita prioritas kepada warga negara kita toh," ujar Erick.
(Baca Juga: Ekonomi RI Minus 5,32%, Terparah Sejak Tahun 1999)
Erick menambahkan, saat ini daerah pariwisata seperti, Bali, Yogyakarta, dan Bandung sudah mulai dibuka. Meski belum 100%, hal itu disebutnya mampu mendukung pemulihan ekonomi di sektor pariwisata.
"Bali, Yogya, dan Bandung kemarin saya lihat itu kan pertumbuhannya sudah mulai walaupun tidak 100% tapi sudah alhamdulillah dibandingkan negara-negara lain," ujar Erick.
(fai)