Menanti Pidato Pejabat The Fed, Wall Street Dibuka Terkoreksi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (28/11/2023). Reli sejumlah saham berkapitalisasi besar sepanjang November membawa profit taking, terutama menjelang pidato pejabat bank sentral atau Federal Reserve ( The Fed ).
Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 1,34 poin pada pembukaan menjadi 35,332.13. S&P 500 (.SPX) dibuka lebih rendah ,11%, pada 4,545.55, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) melemah 0,12%, menjadi 14,224.63 pada bel pembukaan.
Beberapa anggota The Fed dijadwalkan akan menyampaikan pidatonya setelah pasar dibuka. Komentar mereka diperhitungkan karena mengungkap petunjuk terkait potensi kebijakan terkait suku bunga di sisa akhir tahun ini.
Melansir Reuters, Selasa (28/11), The Fed sebelumnya telah mempertahankan suku bunga acuannya tetap stabil pada kisaran 5,25% hingga 5,50% sejak kenaikan 25 bps terakhir pada pertemuan bulan Juli.
Penurunan inflasi menjadi bukti bahwa level suku bunga saat ini telah memberi dampak signifikan. Sehingga ekspektasi pasar kian menguat bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya pada pertengahan tahun 2024.
Tujuannya untuk mendinginkan inflasi tanpa memperlambat pertumbuhan ekonomi. Tentu jika tak ada upaya menurunkan bunga acuan, maka berpotensi menyebabkan resesi.
Dari sisi makro, indeks pengeluaran konsumsi pribadi atau PCE Index menjadi fokus pelaku pasar. PCE bakal dirilis Kamis depan sebagai ukuran inflasi yang menjadi rujukan The Fed selain Indeks Harga Konsumen (CPI).
Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 1,34 poin pada pembukaan menjadi 35,332.13. S&P 500 (.SPX) dibuka lebih rendah ,11%, pada 4,545.55, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) melemah 0,12%, menjadi 14,224.63 pada bel pembukaan.
Beberapa anggota The Fed dijadwalkan akan menyampaikan pidatonya setelah pasar dibuka. Komentar mereka diperhitungkan karena mengungkap petunjuk terkait potensi kebijakan terkait suku bunga di sisa akhir tahun ini.
Melansir Reuters, Selasa (28/11), The Fed sebelumnya telah mempertahankan suku bunga acuannya tetap stabil pada kisaran 5,25% hingga 5,50% sejak kenaikan 25 bps terakhir pada pertemuan bulan Juli.
Penurunan inflasi menjadi bukti bahwa level suku bunga saat ini telah memberi dampak signifikan. Sehingga ekspektasi pasar kian menguat bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya pada pertengahan tahun 2024.
Tujuannya untuk mendinginkan inflasi tanpa memperlambat pertumbuhan ekonomi. Tentu jika tak ada upaya menurunkan bunga acuan, maka berpotensi menyebabkan resesi.
Dari sisi makro, indeks pengeluaran konsumsi pribadi atau PCE Index menjadi fokus pelaku pasar. PCE bakal dirilis Kamis depan sebagai ukuran inflasi yang menjadi rujukan The Fed selain Indeks Harga Konsumen (CPI).
(uka)