Gempar Usai Dibongkar 2 Peneliti AS, Ini Sosok Bank Terbesar Israel yang Dituding Jadi Lahan Cuan atas Serangan Hamas

Rabu, 06 Desember 2023 - 12:59 WIB
loading...
Gempar Usai Dibongkar...
Leumi Bank jadi perbincangan dunia gara-gara transaksi sahamnya. Foto/Reuters
A A A
JAKARTA - Nama Leumi Bank menjadi sorotan dunia. Gara-garanya, hasil penelitian profesor hukum Amerika Serikat yang bikin gempar bursa saham global.



Penelitian yang dilakukan oleh profesor hukum Robert Jackson Jr. dari New York University dan Joshua Mitts dari Columbia University dengan judul "Trading on Terror?" menunjukkan bahwa seorang investor saham mungkin telah menyadari akan terjadinya serangan pejuang Hamas lewat operasi Badai Al-Aqsa.

Investor itu bertaruh melawan perekonomian Israel dan mendapatkan keuntungan dengan melakukan short sell di bursa saham AS dan Israel. Salah satu saham yang dijadikan ladang cuan itu adalah Leumi (LUMI.TA), bank terbesar Israel.

Ada transaksi besar-besaran berupa short selling terhadap saham bank itu, melebihi aktivitas yang terjadi selama berbagai periode krisis lainnya, seperti krisis keuangan tahun 2008 dan Covid-19. Cuan yang ditudingkan dari transaksi "jadah" itu mencapai USD859 juta atau sekitar Rp13,3 triliun.

Otoritas Bursa Efek Tel Aviv (TASE) telah membantah penelitian itu. Menurut otoritas para penulis salah perhitungan, karena harga saham dicatatkan mirip dengan sen dan pence, bukan syikal, sehingga potensi keuntungan penjualan pendek hanya sebesar 32 juta syikal (mata uang Israel) atau sekitar USD8,59 juta belaka atau Rp133 miliar.

Meskipun demikian, jumlah transaksi saham itu memang mencengangkan. Selama periode 14 September hingga 5 Oktober (dua hari sebelum serangan), jumlah saham yang ditransaksikan mencapai 4,43 juta lembar.

Padahal, menurut studi tersebut, dengan mengamati Israel Exchange-Traded Fund, pada hari tertentu hanya sekitar 2.000 saham yang dijual. Namun, pada 2 Oktober lalu, jumlah tersebut melonjak hingga lebih dari 227.000 lembar saham.

Setelah laporan itu dikritik, kepada Reuters, Joshua Mitts dari Columbia University mengatakan laporan setebal 67 halaman tersebut kini telah diperbaiki, namun masalah mata uang ttidak mempengaruhi dana yang diperdagangkan di bursa yang "sangat tidak biasa" dan aktivitas opsi short selling yang juga diidentifikasi.

Leumi Bank atau Bank Nasional adalah sebuah bank di Israel yang didirikan pada 27 Februari 1902 di Jaffa oleh anggota pergerakan Zionis yang ingin mendorong industri, pembangunan, pertanian dan infrastruktur di wilayah yang suatu hari diharapkan akan menjadi tempat berdirinya negara Israel.

Saat ini, Leumi adalah bank terbesar Israel, berdasarkan total aset dengan kantor cabang di Luksemburg, Amerika Serikat, Swiss, Britania Raya, Meksiko, Uruguay, Rumania, Jersey dan China. Pada 2023 total aset bank ini mencapai USD184,2 miliar atau setara Rp2.885 triliun.

Laba bersih bank ini mencapai USD1,77 miliar atau Rp27,4 triliun (per Maret 2023). Market cap bank ini mencapai USD11,09 miliar atau sekitar Rp171,78 triliun.

Leumi Bank memegang peran penting dalam industri perbankan di negara ini. Mereka menawarkan berbagai layanan keuangan, mulai dari perbankan ritel hingga layanan perbankan korporat.

Walaupun sempat dinasionalisasi pada tahun 1981, sebagian besar saham bank ini kini berada di tangan swasta. Meskipun pemerintah Israel masih menjadi pemegang saham terbesar dengan 14,8% saham (Juni 2006), pemegang-pemegang saham besar lain adalah Shlomo Eliyahu dan Branea Invest.

Masing-masing mengendalikan 10% saham, sehingga keduanya menjadi pengendali utama bank ini. Sementara itu, 60% saham bank ini dipegang oleh publik dan diperjualbelikan di Bursa Efek Tel Aviv.



Leumi Bank adalah salah satu dari beberapa perusahaan perbankan terbesar di Israel. Dengan market cap sebesar USD11,09 miliar atau sekitar Rp 171,78 triliun, Leumi Bank memegang peran penting dalam industri perbankan di negara ini. Mereka menawarkan berbagai layanan keuangan, mulai dari perbankan ritel hingga layanan perbankan korporat.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2178 seconds (0.1#10.140)