Perdana, LNG dari Blok Mahakam untuk Nusantara Regas

JAKARTA - Kargo gas alam cair (LNG) perdana sebesar 2 juta MMBTU milik PT Nusantara Regas tiba di FSRU (Floating Storage Regasification Unit) Nusantara Regas Satu di Teluk Jakarta.

Kargo ini merupakan kargo pengiriman perdana domestik dari Blok Mahakam pasca-dioperasikan oleh PT Pertamina (Persero) melalui cucu perusahaannya, Pertamina Hulu Mahakam (PHM), pada 1 Januari 2018. Kargo perdana LNG ini diangkut oleh LNG Carrier Aquarius.

"Merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi kami untuk menerima perngiriman perdana LNG dari Blok Mahakam pasca-dioperasikan Pertamina melalui cucu perusahaannya yaitu Pertamina Hulu Mahakam. Kargo sudah tiba sesuai schedule dan akan langsung kami proses untuk penyaluran ke pembangkit listrik PLN area DKI dan sekitarnya," jelas Direktur Komersial dan Operasi PT Nusantara Regas Bara Frontasia dalam siaran pers, Kamis (4/1/2018).

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pada tahun 2018 Nusantara Regas akan mengelola 23,7 kargo LNG (setara 52 juta MMBTU), di mana 17,7 kargo LNG akan dipasok dari Blok Mahakam. Sedangkan enam kargo lainnya dipasok dari lapangan Tangguh Papua dan Bontang Kalimantan. Seperti diketahui, Blok Mahalam merupakan penghasil gas bumi terbesar di Indonesia dan menyumbang sekitar 13% produksi gas nasional.

Mengenai bisnis Nusantara Regas di tahun 2018, Bara menjelaskan bahwa Nusantara Regas saat ini sedang melakukan pengembangan fasilitas FSRU dengan menambahkan fitur offloading LNG untuk mini tanker LNG ataupun LNG Barge.

"Penambahan fitur offloading ditargetkan selesai pada awal kuartal IV tahun ini, sehingga ke depan layanan Nusantara Regas tidak hanya sebatas pengangkutan LNG, penyimpanan LNG, regasifikasi LNG, penyaluran distribusi gas hasil regasifikasi saja, tetapi juga penyaluran distribusi LNG skala kecil” jelas Bara.

Penambahan fitur offloading untuk tanker mini LNG ini merupakan Inisiatif Nusantara Regas untuk memenuhi kebutuhan domestik atas suplai LNG skala kecil baik untuk PLN, pertambangan, transportasi, maupun industri, yang hingga saat ini masih belum dapat dipenuhi karena keterbatasan infrastruktur.