PLN EPI Gandeng Maharaksa Biru Energi Utilisasi Biomassa STAB

Senin, 11 Desember 2023 - 13:36 WIB
loading...
PLN EPI Gandeng Maharaksa Biru Energi Utilisasi Biomassa STAB
PLN EPI gandeng PT Maharaksa Biru Energi Tbk (MBE) dalam pengembangan dan pengelolaan Biomassa STAB. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) dan PT Maharaksa Biru Energi Tbk (MBE) menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengembangan dan pengelolaan Biomassa STAB (Socio Tropical Agriculture-waste Biomassa) sebagai substitusi bahan bakar batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN.

Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Iwan Agung Firstantara menjelaskan, ruang lingkup kerja sama ini adalah pengembangan ekosistem, bisnis, teknologi, pengelolaan, pemasaran dan pemanfaatan biomassa/bioenergy dalam bentuk wood pellet, woodchip atau sawdust. Dalam pelaksanaannya, mengoptimalkan residu pertanian, perkebunan, kehutanan, produk samping perkebunan kelapa sawit dan area pengelolaan lain yang berbasis pemberdayaan masyarakat.



"Penandatanganan MoU ini sejalan dengan upaya nasional dalam meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% di tahun 2025, serta mengejar target Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060," ungkap Iwan melalui keterangan pers, Senin (11/12/2023).

Iwan menjelaskan, guna memastikan pasokan biomassa, PLN EPI terus menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk dengan MBE. Dalam kerja sama ini, jelas dia, MBE nantinya akan menyediakan pasokan biomassa untuk seluruh PLTU milik PLN Group, yang khususnya berasal dari sawdust dan limbah pertanian. Biomassa, tegas dia, berperan besar dalam meningkatkan bauran EBT di Indonesia.

”Kami terus berinovasi serta menjalin kerja sama dengan para stakeholder. Hari ini kita bersyukur di gelaran COP 28, yang merupakan konferensi global dalam pencegahan perubahan iklim dunia kita berhasil menjajaki kerja sama pemanfaatan biomassa dengan PT Maharaksa Biru Energi Tbk," tuturnya.



Lewat kerja sama semacam ini, dirinya optimis bauran EBT dari sektor Biomassa akan lebih terakselerasi secara signifikan. Sektor ini diharapkan mengakselerasi hingga 3,6% dari total target bauran EBT 23% di 2025. Iwan mengatakan, sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mengejar target Co-Firing pada tahun 2025, diproyeksi kebutuhan Biomassa dari PLN akan meningkat sebesar 10,2 juta ton atau sebesar 300% guna menyediakan energi bersih sebesar 12,7 Terawatt hour (TWh).

Untuk diketahui, biomassa STAB merupakan jenis biomassa yang berasal dari limbah pertanian di mana proses produksi akan melibatkan masyarakat tani secara langsung, tidak terbatas pada pertanian atau perkebunan, namun juga pada kehutanan menggunakan replanting kayu karet/tanaman energi.

Bahan baku dari STAB dapat berupa limbah/residu tanaman pertanian atau perkebunan, seperti sekam dan jerami padi, bonggol jagung, bagasse dan pucuk daun tebu, limbah aren, limbah sagu, ampas/residu kelapa, tandan kosong dan pelepah sawit, ranting-ranting pruning tanaman, dan lain-lain.

"Sebagai negara tropis dengan masyarakat agraris, kami melihat banyak sekali limbah pertanian yang selama ini hanya ditimbun atau dibakar agar lahan bersih kembali. Melihat potensi ini, maka kami berinovasi bagaimana memanfaatkan limbah ini menjadi energi bersih bahkan mampu menciptakan nilai ekonomis baru bagi para petani di Indonesia," paparnya.
(fjo)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1650 seconds (0.1#10.140)