Premium Dijual di Bawah Harga Pasar, Siapa Tanggung Kerugian?

Rabu, 31 Januari 2018 - 19:39 WIB
Premium Dijual di Bawah Harga Pasar, Siapa Tanggung Kerugian?
Premium Dijual di Bawah Harga Pasar, Siapa Tanggung Kerugian?
A A A
JAKARTA - Chief Economist PT Bank Danamon Tbk (BDMN) Anton Hendranata mengatakan, harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium sekarang dijual di bawah harga pasar. Dari seharusnya harga Rp8.500 per liter menjadi hanya Rp6.550 per liter.

Selisih kerugian tersebut disebutkan Anton harus ada yang menanggungnya. Sehingga, konsumen tetap dapat menikmati premium dengan harga murah. Harga Keekonomian BBM Premium Rp8.500/Liter

Dia pun menanyakan, siapapun yang menanggung selisih kerugian tersebut mendapat beban berat. Sebab, jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit.

"Jadi siapa yang menanggung kerugian itu dan uangnya cukup besar? Surplus di APBN tidak bisa menutupi margin tadi, siapa yang jadi sinterklas?" ujarnya di Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Menurut Anton, jika premium mengikuti harga keekonomian maka dipastikan akan meningkatkan laju inflasi. Langkah itu dinilainya berisiko.

"Risiko kalau di-adjust mendekati keekonomian. Misal dinaikkan Rp500 per liter maka ada tambahan inflasi 0,7%, bisa ke arah 4,3%-4,5% tahun ini, kata dia.

Terkait dari sisi APBN, Anton menambahkan, masalah selisih ini jadi sensitif. Kalaupun harga minyak dunia naik, sebenarnya tidak ada masalah karena jadi surplus, masalahnya justru ke harga BBM.

"Di APBN karena hitungannya akan suplus tapi masalahnya adalah kalau harga minyak bertengger di USD60 per barel-USD65 per barel, bensin akan naik atau tidak? Kalau bensin tidak naik, ada yang harus menanggung," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9812 seconds (0.1#10.140)