Survei Penduduk Penting untuk Susun Kebijakan Masa Depan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Bappenas) Bambang Brodjonegoro menilai, survei penduduk yang akan dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 penting untuk membantu membuat proyeksi masa depan yang lebih akurat.
(Baca Juga: BPS Lakukan Kick Off Meeting Persiapan Sensus Penduduk 2020)
Khususnya, untuk pemerintah dalam menyusun kebijakan yang akan diimplementasikan di masa mendatang. Selama ini, Bappenas yang bertugas membuat perencanaan jangka panjang masih bergantung pada survei penduduk terakhir pada 2010 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) yang dilakukan secara berkala.
Namun, data tersebut pasti banyak kekurangan dan ketidaklengkapan. Sehingga, survei penduduk yang baru menjadi penting untuk dilakukan.
(Baca Juga: BPS Buka Lowongan 1 Juta Orang untuk Sensus Penduduk)
"Tentunya, pasti ada kekurangan atau ketidaklengkapan sebagai akibat kita menggunakan hasil survei. Sehingga, kehadiran survei penduduk 2020 yang mungkin hasilnya akan dipublikasikan beberapa saat kemudian, akan membantu kita melihat masa depan," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (14/2/2018).
Menurutnya, Indonesia saat ini masih menghadapi sejumlah masalah terkait kependudukan. Di antaranya, angka fertilitas total (total fertility rate/TFR) yang masih bervariasi di provinsi-provinsi di Tanah Air.
Selain itu, Indonesia juga menghadapi tingkat kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, jaminan sosial yang masih belum menyeluruh, dan masalah pendidikan yang masih kurang.
"Kenapa masih ada kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia tenaga kerja. Tetap saja kita harus concern, karena tidak hanya melihat segi penduduk dari jumlah, tapi juga dari kualitas dan itu dilihat dari pendidikan. Dana untuk pendidikan sendiri sudah pasti lebh dari Rp400 triliun. Kalau hasilnya masih belum melegakan kita, berarti ada sesuatu yang harus diperbaiki secara mendasar," terang dia.
Selain itu, isu mengenai kemiskinan dan kesenjangan (gini rasio) yang masih tinggi. "Di sini kita menghadapi dilema, dengan kondisi seperti itu kita berharap bisa memperbaiki kondisi tadi, sehingga bisa punya penduduk yang produktif dan berdaya saing. Dan penduduk itulah yang bisa membawa kita keluar dari middle income trap. Itulah pentingnya sensus yang diselenggarakan BPS untuk memastikan buat perencanaan pembangunan dan kependudukan yang tepat sasaran," jelasnya.
(Baca Juga: BPS Lakukan Kick Off Meeting Persiapan Sensus Penduduk 2020)
Khususnya, untuk pemerintah dalam menyusun kebijakan yang akan diimplementasikan di masa mendatang. Selama ini, Bappenas yang bertugas membuat perencanaan jangka panjang masih bergantung pada survei penduduk terakhir pada 2010 dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) yang dilakukan secara berkala.
Namun, data tersebut pasti banyak kekurangan dan ketidaklengkapan. Sehingga, survei penduduk yang baru menjadi penting untuk dilakukan.
(Baca Juga: BPS Buka Lowongan 1 Juta Orang untuk Sensus Penduduk)
"Tentunya, pasti ada kekurangan atau ketidaklengkapan sebagai akibat kita menggunakan hasil survei. Sehingga, kehadiran survei penduduk 2020 yang mungkin hasilnya akan dipublikasikan beberapa saat kemudian, akan membantu kita melihat masa depan," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (14/2/2018).
Menurutnya, Indonesia saat ini masih menghadapi sejumlah masalah terkait kependudukan. Di antaranya, angka fertilitas total (total fertility rate/TFR) yang masih bervariasi di provinsi-provinsi di Tanah Air.
Selain itu, Indonesia juga menghadapi tingkat kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, jaminan sosial yang masih belum menyeluruh, dan masalah pendidikan yang masih kurang.
"Kenapa masih ada kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia tenaga kerja. Tetap saja kita harus concern, karena tidak hanya melihat segi penduduk dari jumlah, tapi juga dari kualitas dan itu dilihat dari pendidikan. Dana untuk pendidikan sendiri sudah pasti lebh dari Rp400 triliun. Kalau hasilnya masih belum melegakan kita, berarti ada sesuatu yang harus diperbaiki secara mendasar," terang dia.
Selain itu, isu mengenai kemiskinan dan kesenjangan (gini rasio) yang masih tinggi. "Di sini kita menghadapi dilema, dengan kondisi seperti itu kita berharap bisa memperbaiki kondisi tadi, sehingga bisa punya penduduk yang produktif dan berdaya saing. Dan penduduk itulah yang bisa membawa kita keluar dari middle income trap. Itulah pentingnya sensus yang diselenggarakan BPS untuk memastikan buat perencanaan pembangunan dan kependudukan yang tepat sasaran," jelasnya.
(izz)