Seperti dilansir BBC, tiga tahun yang lalu maskapai dengan logo kangguru tersebut sempat mencatatkan kerugian. Perputaran laba tersebut dinilai sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah perusahaan Australia. "Hasil hari ini berasal dari investasi di area yang memberikan pertumbuhan margin dan strategi jaringan yang memastikan kita memiliki pesawat yang tepat di jalur yang benar," kata Alan Joyce.
Hasil setengah tahunan tersebut menghasilkan lonjakan laba sebesar 14,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya dan terjadi di tengah kenaikan biaya bahan bakar dan persaingan ketat maskapai penerbangan. Laba maskapai menjadi perhatian serius oleh banyak analis maupun investor untuk membuat saham yang terdaftar di bursa Australia menguat hampir mencapai 6%.
Baca Juga:
Pihak perusahaan menambahlan bahwa pendapatan keseluruhan dan lainnya naik 6% menjadi USD8,66 juta selama periode yang sama. Ini juga mengumumkan buy-back saham seharga USD378 juta. Namun, secara internasional, Joyce menerangkan bahwa perusahaan telah menghadirkan lebih banyak kursi seiring dengan kenaikan biaya bahan bakar.
Tapi Qantas International sebagian besar memiliki sahamnya sendiri, dengan kenaikan sebesar 6% dan sedikit kenaikan pendapatan unit. Qantas sendiri merupakan maskapai terbesar di Australia dan menguasai hampir dua pertiga pasar domestik negara tersebut.
(akr)