Menatap Tahun Baru 2024, Berikut Tips Kelola Keuangan dari BEI

Selasa, 26 Desember 2023 - 07:29 WIB
loading...
A A A
Selanjutnya, 10% yang ketiga dapat dialokasikan untuk dana jangka panjang yang kebutuhannya di atas 10 tahun, seperti dana pensiun, biaya kuliah anak, dan biaya kesehatan di masa tua.

Selain itu, dana tersebut dapat dialokasikan untuk membeli produk proteksi atau asuransi. Hal ini dikarenakan dalam kehidupan ini terdapat lima risiko yang akan selalu mengancam, yaitu sakit, kecelakaan, cacat, meninggal dunia, dan tua.

3. Investasi

Setelah tabungan dana darurat telah dialokasikan sesuai dengan aturan rumus ideal tersebut, maka kelebihan dananya dapat dialokasikan untuk membeli produk-produk investasi.

Hal ini dilakukan agar alokasi dana investasi dapat meningkat seiring dengan kenaikan penghasilan. Dana investasi bisa diambil dari 10% penghasilan apabila kebutuhan dana darurat sudah tercukupi dan juga dapat diambil dari 10% alokasi dana tabungan jangka panjang jika kebutuhan asuransi sudah terpenuhi.

Ketika memilih produk investasi, maka investor disarankan memilih produk dari yang risikonya lebih rendah, seperti obligasi ritel (ORI), surat utang syariah (SUKRI), reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, ataupun aset investasi lainnya, seperti emas.

Kemudian, apabila investor sudah memiliki tambahan dana investasi, maka dapat mulai berinvestasi di aset yang memberikan imbal hasil dan risiko yang lebih tinggi, seperti saham ataupun reksa dana saham.

Lalu, investor juga dapat mempelajari terkait produk-produk derivatif seperti kontrak opsi saham ataupun jenis produk derivatif lainnya sebelum memutuskan untuk membeli produk tersebut.

4. Catatan Investasi

Perlu diingat bahwa tabungan berbeda dengan investasi. Di satu sisi, tabungan akan memberikan pendapatan bunga yang pasti dan pokoknya akan terjaga utuh. Di sisi lain, investasi memiliki risiko untuk kehilangan dana pokok atau modal investasi.

Hal ini dikarenakan semakin besar potensi keuntungan sebuah produk investasi, maka akan semakin besar pula risiko dari produk investasi tersebut.

Akan tetapi, semakin panjang waktu investasi, maka akan semakin kecil pula risiko kerugiannya karena umumnya siklus investasi yang berisiko tinggi akan naik nilainya dalam jangka panjang. Hal ini didorong semakin menguatnya kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang underlying asset-nya dibeli oleh investor di pasar modal.

Jika seorang investor sudah memiliki perlindungan atas risiko-risiko kehidupan dan memiliki tabungan dana darurat, maka tidak perlu terburu-buru untuk menjual produk investasinya di saat harga atau nilai produknya sedang turun. Dana inilah yang nantinya akan menjadi dana masa depan, seperti dana pensiun, biaya kuliah, dan dana jangka panjang lainnya.

“Jadi perlu diingat bahwa dana masa depan harus diproteksi sebesar nilai aset yang kita miliki, dengan alokasi biaya sekitar 10% dari penghasilan. Sehingga 90% dana kita akan aman dari risiko cut loss akibat 'Butuh Uang'," tulis BEI dalam catatannya, Jumat (22/12/2023).

5. Perbedaan Tabungan dan Investasi

Mengapa semua dana masa depan tersebut tidak disimpan saja di tabungan? Jawabannya adalah karena ada inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi setiap tahun.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Realisasi Investasi...
Realisasi Investasi Kuartal I/2025 Capai Rp465,2 Triliun, Rosan: Sesuai Target
Suku Bunga Acuan Ditahan...
Suku Bunga Acuan Ditahan 5,75 Persen, Begini Penjelasan Lengkap BI
Cara Daftar Koperasi...
Cara Daftar Koperasi Merah Putih, Simak Panduan Lengkapnya
Dukung Swasembada Pangan,...
Dukung Swasembada Pangan, Pengolahan Gabah Modern Garapan Waskita Hasilkan Beras Berkualitas
Indonesia Bukan Lagi...
Indonesia Bukan Lagi Tempat Parkir Kereta Bekas, Begini Kata Bos KCI
Wisatawan Asing Mulai...
Wisatawan Asing Mulai Berkurang, Ekonomi AS Diprediksi Rugi Rp1.511 Triliun
Freeport Setor Rp7,73...
Freeport Setor Rp7,73 Triliun ke Pusat dan Daerah atas Keuntungan Bersih 2024
Industri Bahan Bangunan...
Industri Bahan Bangunan Menuju Konstruksi Hijau
ICP Maret 2025 Melorot,...
ICP Maret 2025 Melorot, Harga BBM Subsidi Berpeluang Turun?
Rekomendasi
Gelar Reses, Legislator...
Gelar Reses, Legislator Perindo Laurensius Tampubolon Berjuang Maksimal Wujudkan Aspirasi Masyarakat Bengkalis
Terungkap! Sheikh Zayed...
Terungkap! Sheikh Zayed Pernah Ragukan AS Akan Lindungi Pemimpin Arab saat Krisis
Vietnam Hendak Beli...
Vietnam Hendak Beli 24 Jet Tempur F-16 AS, Hubungan dengan Rusia Bisa Tamat dan China Bakal Marah
Berita Terkini
Prudential Dukung Keberlanjutan...
Prudential Dukung Keberlanjutan Lingkungan di Kepulauan Seribu
3 jam yang lalu
Deretan Gedung Pendidikan...
Deretan Gedung Pendidikan Garapan Waskita, Lengkap dengan Nilai Proyeknya
3 jam yang lalu
Genjot Transformasi...
Genjot Transformasi Digital, Anak Usaha Raksasa Telekomunikasi Jerman Perluas Pasar di RI
4 jam yang lalu
LG Batal Bangun Pabrik...
LG Batal Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di RI, Menteri Rosan Ungkap Penggantinya
4 jam yang lalu
Deposito Emas Pegadaian...
Deposito Emas Pegadaian Capai 1 Ton, Direktur Utama Dorong Masyarakat untuk Investasi Aktif
4 jam yang lalu
Realisasi Investasi...
Realisasi Investasi Kuartal I/2025 Capai Rp465,2 Triliun, Rosan: Sesuai Target
5 jam yang lalu
Infografis
5 Fakta 2024 Jadi Tahun...
5 Fakta 2024 Jadi Tahun Kemenangan Rusia di Perang Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved