AS Terus Dukung Israel, Intel Tanam Investasi Terbesar Rp382,6 Triliun Buat Bangun Pabrik Chip
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Pemerintah Israel setuju memberikan hibah USD3,2 miliar atau setara Rp48,9 triliun (Kurs Rp15.305 per USD) kepada Intel (INTC.O) untuk pembangunan pabrik chip baru senilai USD25 miliar yang jika dirupiahkan tembus Rp382,6 Triliun. Rencananya pabrik chip tersebut bakal dibangun di Israel Selatan, untuk menjadi investasi terbesar yang pernah ditanamkan sebuah perusahaan di Negeri Yahudi.
Kepastian investasi tersebut disampaikan ketika Israel masih berperang dengan kelompok militan Palestina Hamas setelah serangan Operasi Badai Al-aqsa pada 7 Oktober, lalu. Hal ini sekaligus mempertontonkan dukungan besar perusahaan asal Amerika Serikat (AS) .
Dana hibah yang dikucurkan pemerintah Israel terjadi pada saat Washington meningkatkan tekanan pada Israel untuk mengambil langkah lebih lanjut untuk meminimalkan bahaya sipil di Gaza.
Saham Intel, yang memiliki sedikitnya kurang 10% dari tenaga kerja globalnya di Israel, dibuka naik 2,73% pada USD49,28 di Nasdaq. Rencana ekspansi di Kiryat Gat, hanya berjarak 42 km (26 mil) dari Gaza yang dikuasai Hamas.
"Ini menjadi bagian penting dari upaya Intel mendorong rantai pasokan global yang lebih tangguh, di samping investasi manufaktur perusahaan yang sedang berlangsung dan direncanakan di Eropa dan Amerika Serikat," kata Intel dalam sebuah pernyataan.
Di bawah CEO Pat Gelsinger, Intel telah menginvestasikan miliaran dolar untuk membangun pabrik di tiga benua untuk mengembalikan dominasinya dalam pembuatan chip dan lebih bersaing dengan saingannya AMD (AMD. O), Nvidia (NVDA. O) dan Samsung (005930.KS). Pabrik baru di Israel adalah investasi terbaru oleh pembuat chip asal AS dalam beberapa tahun terakhir.
"Dukungan dari pemerintah akan ... memastikan bahwa Israel tetap menjadi pusat global teknologi semikonduktor dan SDM-nya," kata wakil presiden Intel, Daniel Benatar.
Intel sebelumnya telah menerima sekitar USD2 miliar dalam 50 tahun terakhir dalam bentuk hibah Israel pada fasilitas lain.
Kepastian investasi tersebut disampaikan ketika Israel masih berperang dengan kelompok militan Palestina Hamas setelah serangan Operasi Badai Al-aqsa pada 7 Oktober, lalu. Hal ini sekaligus mempertontonkan dukungan besar perusahaan asal Amerika Serikat (AS) .
Dana hibah yang dikucurkan pemerintah Israel terjadi pada saat Washington meningkatkan tekanan pada Israel untuk mengambil langkah lebih lanjut untuk meminimalkan bahaya sipil di Gaza.
Saham Intel, yang memiliki sedikitnya kurang 10% dari tenaga kerja globalnya di Israel, dibuka naik 2,73% pada USD49,28 di Nasdaq. Rencana ekspansi di Kiryat Gat, hanya berjarak 42 km (26 mil) dari Gaza yang dikuasai Hamas.
"Ini menjadi bagian penting dari upaya Intel mendorong rantai pasokan global yang lebih tangguh, di samping investasi manufaktur perusahaan yang sedang berlangsung dan direncanakan di Eropa dan Amerika Serikat," kata Intel dalam sebuah pernyataan.
Di bawah CEO Pat Gelsinger, Intel telah menginvestasikan miliaran dolar untuk membangun pabrik di tiga benua untuk mengembalikan dominasinya dalam pembuatan chip dan lebih bersaing dengan saingannya AMD (AMD. O), Nvidia (NVDA. O) dan Samsung (005930.KS). Pabrik baru di Israel adalah investasi terbaru oleh pembuat chip asal AS dalam beberapa tahun terakhir.
"Dukungan dari pemerintah akan ... memastikan bahwa Israel tetap menjadi pusat global teknologi semikonduktor dan SDM-nya," kata wakil presiden Intel, Daniel Benatar.
Intel sebelumnya telah menerima sekitar USD2 miliar dalam 50 tahun terakhir dalam bentuk hibah Israel pada fasilitas lain.