Israel Boncos, Tambah Belanja Militer Saat Pendapatan Merosot di 2024

Rabu, 27 Desember 2023 - 17:47 WIB
loading...
Israel Boncos, Tambah...
Pengeluaran perang Israel makin besar di tengah merosotnya pendapatan negara akibat dampak perang di Gaza. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Israel kemungkinan harus meningkatkan belanja militernya lebih dari USD8 miliar atau sekitar Rp120 triliun (kurs Rp15.000 per USD) pada tahun depan seiring berlanjutnya perang di Gaza. Hal itu terungkap dari dokumen Kementerian Keuangan yang disampaikan kepada parlemen negara Zionis tersebut.

Dalam laporan Bloomberg yang dilansir Russia Today, Rabu (27/12/2023), keseluruhan anggaran Israel pada tahun 2024 akan berjumlah 562 miliar shekel atau sekira USD155 miliar, naik tajam dibandingkan dengan 513 miliar shekel dalam rencana pengeluaran yang disetujui sebelumnya.



Bloomberg menyebutkan, tingginya biaya perang itu antara lain karena militer penjajah tersebut menggunakan sejumlah besar rudal mahal untuk serangan udaranya di Gaza, serta untuk mencegat roket dan drone yang ditembakkan ke wilayah Israel.

Pengeluaran pertahanan dilaporkan akan meningkat setidaknya 30 miliar shekel tahun depan. Perkiraan tersebut menyoroti tingginya dampak perang, yang merugikan Israel setidaknya USD269 juta (sekitar Rp4 triliun) per hari. Hal itu diperkirakan akan memberikan dampak yang lebih buruk terhadap perekonomian dibandingkan konflik-konflik sebelumnya, menurut perkiraan terbaru dari lembaga pemeringkat Moody’s.



Selain belanja militer, tambahan 10 miliar shekel juga diperlukan untuk mengevakuasi sekitar 120.000 orang dari wilayah perbatasan utara dan selatan Israel, meningkatkan anggaran untuk polisi dan badan keamanan lainnya, serta membangun kembali permukiman yang hancur akibat serangan Hamas 7 Oktober lalu.

Kerugian finansial dari permusuhan ini termasuk pengeluaran ratusan ribu tentara cadangan, yang telah dimobilisasi Israel untuk memerangi Hamas dan Hizbullah. Sementara itu, pendapatan pemerintah diperkirakan merosot sebesar 35 miliar shekel karena menyusutnya pajak perusahaan dan real estat, serta anjloknya konsumsi swasta.

Tanpa perubahan perpajakan, defisit fiskal negara akan membengkak hingga hampir 6% dari produk domestik bruto (PDB), jauh di atas batas atas yang ditetapkan pemerintah sebesar 2,25%, menurut dokumen kementerian. Anggota parlemen Israel berencana untuk membahas kemungkinan perubahan fiskal dan peningkatan batas defisit, yang direkomendasikan Kementerian Keuangan tidak melebihi 4,5%-5% PDB tahun depan.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2116 seconds (0.1#10.140)