Ekonomi Israel Harus Membayar Mahal Perang dengan Iran

Senin, 14 Oktober 2024 - 18:23 WIB
loading...
Ekonomi Israel Harus...
Ekonomi Israel bakal menanggung beban perang terpanjang dan termahal sepanjang sejarah negara Yahudi tersebut. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Ekonomi Israel bakal menanggung beban perang terpanjang dan termahal sepanjang sejarah negara Yahudi tersebut. Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich pada akhir September 2024, lalu setelah serangan udara Israel menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di ibu kota Lebanon, Beirut.

Serangan itu memicu kekhawatiran bahwa ketegangan dengan kelompok militan itu akan berubah menjadi konflik besar. Terbukti kini perang tersebut meluas menjadi konflik antara Israel dan Iran , setelah serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober.



Israel berbalik melancarkan berbagai aksi balasan, mulai dari serangan darat terhadap Hizbullah di Lebanon, hingga serangan udara di Gaza dan Beirut. Bahkan Israel mengancam melakukan aksi pembalasan atas serangan rudal balistik Iran awal pekan ini. Ketika konflik meluas ke wilayah lain, biaya ekonomi juga akan meningkat

"Ekonomi Israel menanggung beban perang terpanjang dan termahal dalam sejarah negara itu," kata Smotrich pada 28 September, lalu.

Meski begitu Ia optimistis ekonomi Israel masih kuat untuk tetap bertahan dan masih menarik untuk menggaet investasi. Sementara itu ekonomi Israel diproyeksi bisa jatuh semakin dalam, menurut proyeksi terburuk yang disampaikan oleh Institut Studi Keamanan Nasional di Universitas Tel Aviv.

Sebelum serangan 7 Oktober dan perang Israel-Hamas selanjutnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bahwa ekonomi Israel akan tumbuh sebesar 3,4% di tahun 2024. Saat ini proyeksi ekonom berkisar antara 1% hingga 1,9%. Pertumbuhan tahun depan juga diperkirakan akan lebih lemah dari proyeksi sebelumnya.

Kerusakan Ekonomi Israel Jangka Panjang


Bank of Israel memperkirakan pada bulan Mei, bahwa biaya yang ditimbulkan oleh perang bakal mencapai USD66 miliar hingga akhir tahun depan. Angka tersebut termasuk pengeluaran militer dan biaya sipil, seperti untuk perumahan bagi ribuan orang Israel yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di bagian utara dan selatan. Semua itu setara dengan sekitar 12% dari PDB Israel.

Biaya itu tampaknya akan terus membengkak karena pertempuran Iran dan proksinya bakal semakin sengit, termasuk Hizbullah di Lebanon. Kondisi ini membuat warga Israel menunda kembali ke rumah mereka di bagian utara negara tersebut.

Israel meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan yang menargetkan Hizbullah pada 30 September, kemarin.

Flug, mantan gubernur Bank of Israel dan sekarang wakil presiden penelitian di Institut Demokrasi Israel, mengatakan ada risiko memangkas investasi. "Itu akan mengurangi potensi pertumbuhan (ekonomi) ke depan," katanya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Harga BBM Pertamina...
Harga BBM Pertamina Bakal Diskon? Siap-siap Promo Libur Lebaran 2025
Pasok BBM Saat Mudik...
Pasok BBM Saat Mudik Lebaran, Pertamina Pastikan Kualitasnya
Eksportir Wajib Parkir...
Eksportir Wajib Parkir DHE SDA 100%, Pelaku Industri Keuangan Perkenalkan Mekanismenya
Serap 58.145 Tenaga...
Serap 58.145 Tenaga Kerja, KEK Industropolis Batang Diresmikan Prabowo Hari Ini
Tolak Penyeragaman Kemasan...
Tolak Penyeragaman Kemasan Rokok, Pedagang Pasar Tekankan Edukasi Menyeluruh
Tok, BI Tahan Suku Bunga...
Tok, BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75%
Ratusan Perusahaan Barat...
Ratusan Perusahaan Barat Angkat Kaki dari Rusia, Putin Tutup Pintu Buat Kembali
Sritex Bangkit Lagi,...
Sritex Bangkit Lagi, Dikabarkan Bakal Kembali Beroperasi Setelah Lebaran
Harga Emas Hari Ini...
Harga Emas Hari Ini Tembus Rekor Lagi usai Melesat Naik Rp14.000
Rekomendasi
Erupsi Dahsyat, Status...
Erupsi Dahsyat, Status Gunung Lewotobi Laki-laki Naik Menjadi Awas
Pendaftaran SNBT Ditutup...
Pendaftaran SNBT Ditutup 27 Maret 2025, Ini Daya Tampung Prodi di Unair untuk Jenjang Diploma Tiga
Kasus Korupsi BJB, KPK...
Kasus Korupsi BJB, KPK Panggil Ridwan Kamil Setelah Lebaran
Berita Terkini
Ditetapkan Jadi KEK...
Ditetapkan Jadi KEK Industropolis, Danareksa Optimistis Percepat Investasi di KITB
6 jam yang lalu
MNC Life Raih The Best...
MNC Life Raih The Best Asuransi Jiwa di Ajang Infobank-Isentia Digital Brand Awards 2025
6 jam yang lalu
Angela Tanoesoedibjo...
Angela Tanoesoedibjo Beberkan 3 Strategi MNC Group Hadapi Tantangan Bisnis
7 jam yang lalu
Pabrik Gula Djatiroto...
Pabrik Gula Djatiroto Bakal Beroperasi sesuai Rencana
7 jam yang lalu
PHE ONWJ Kolaborasi...
PHE ONWJ Kolaborasi Gelar Safari Ramadan di Sekitar Wilayah Operasi
7 jam yang lalu
Julo Rilis Aplikasi...
Julo Rilis Aplikasi di iOS, Bidik 20 Juta Pengguna Baru
7 jam yang lalu
Infografis
Khamenei: Negosiasi...
Khamenei: Negosiasi dengan AS Tak akan Selesaikan Masalah Iran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved