Tutup Akses Bea Cukai, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan Turki Omer Bolat menegaskan seluruh akses sistem bea cukai Turki ditutup untuk perdagangan dengan Israel. Kantor Berita Ma'an melaporkan bahwa Ankara akan terus memenuhi kebutuhan rakyat Palestina dan mendukung perjuangan mereka secara ekonomi. Hal ini menanggapi soal klaim yang beredar menyatakan bahwa hubungan perdagangan antara Turki dan Israel tetap berlangsung.
Melansir dari Middle East Monitor, Bolat mengklarifikasi bahwa pada 2 Mei Pemerintah Turki memutuskan untuk menangguhkan semua kegiatan ekspor dan impor dengan Israel hingga gencatan senjata permanen diumumkan dan bantuan kemanusiaan diizinkan untuk mengalir tanpa gangguan ke Gaza.
Dia menegaskan tidak ada deklarasi bea cukai untuk ekspor atau impor antara Turki dan Israel yang telah didaftarkan sejak tanggal tersebut, dan tidak ada pengiriman yang terjadi di kedua arah.
Menurut Bolat, di bawah perjanjian dengan Kementerian Ekonomi Nasional Palestina, ekspor hanya diizinkan jika barang tersebut ditujukan untuk penerima Palestina dengan importir Palestina, dan hanya setelah ada konfirmasi resmi dari kementerian bahwa produk tersebut akan digunakan secara eksklusif di Palestina.
Bolat mencatat bahwa sekitar 25 persen kebutuhan Palestina dipasok oleh Turki, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Melansir dari Middle East Monitor, Bolat mengklarifikasi bahwa pada 2 Mei Pemerintah Turki memutuskan untuk menangguhkan semua kegiatan ekspor dan impor dengan Israel hingga gencatan senjata permanen diumumkan dan bantuan kemanusiaan diizinkan untuk mengalir tanpa gangguan ke Gaza.
Dia menegaskan tidak ada deklarasi bea cukai untuk ekspor atau impor antara Turki dan Israel yang telah didaftarkan sejak tanggal tersebut, dan tidak ada pengiriman yang terjadi di kedua arah.
Menurut Bolat, di bawah perjanjian dengan Kementerian Ekonomi Nasional Palestina, ekspor hanya diizinkan jika barang tersebut ditujukan untuk penerima Palestina dengan importir Palestina, dan hanya setelah ada konfirmasi resmi dari kementerian bahwa produk tersebut akan digunakan secara eksklusif di Palestina.
Bolat mencatat bahwa sekitar 25 persen kebutuhan Palestina dipasok oleh Turki, baik secara langsung maupun tidak langsung.
(nng)