Program SMK Gratis Lulus Langsung Kerja Perlu Kerja Sama dengan Sektor Industri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mengusung Program SMK Gratis Langsung Dapat Kerja sebagai salah satu unggulannya. Melalui program ini, Ganjar-Mahfud memastikan siswa yang berasal dari keluarga yang tidak mampu akan mendapatkan pendidikan secara gratis di SMK dan lulusan-lulusannya langsung dapat kerja.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menyebut, perlu strategi lanjutan agar Program SMK Gratis Langsung Dapat Kerja berjalan sesuai harapan. Sebab, berdasarkan data pengangguran lulusan SMK mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir.
"Paling tidak kalau dari data pengangguran beberapa tahun terakhir ada tren justru peningkatan pengangguran lulusan SMK. Ini sama juga dengan perguruan tinggi. Yang meningkat level penganggurannya itu berdasarkan level pendidikan adalah perguruan tinggi dan SMK. Yang menurun adalah diploma. Paling tidak itu yang terjadi sebelum pandemi," kata Faisal dikutip, Kamis (4/1/2024).
Karena itu, kata Faisal, selain memberikan pendidikan gratis, yang juga perlu diperhatikan adalah kualitas SDM yang dihasilkan, sehingga bisa bekerja di sektor industri.
"Jadi menurut saya bukan cuma membantu dalam sekolah di SMK dengan biaya yang digratiskan atau SPP yang digratiskan, tapi juga adalah bagaimana menjamin kualitas dari pada kurikulum atau lulusan dari SMK, dan bagaimana kemudian menjembatani dengan dunia industrinya," ujar Faisal.
Sementara itu, ekonom INDEF Andry Satrio Nugroho mengatakan, pendidikan vokasi seperti SMK, perlu dihubungkan dengan sektor industri. Menurutnya, sektor industri perlu didorong agar bekerja sama dengan sektor pendidikan.
"Kita harapkan apa yang di-provide oleh sektor pendidikan dalam hal ini tenaga kerja yang siap untuk bekerja itu bisa langsung terserap oleh industri. Kita ingin bahwa sektor industri bisa setidaknya memiliki investasi di sektor pendidikan," kata Andry.
"Nah ini yang menurut saya tantangan bagi masing-masing paslon, bagaimana agar sektor industri tidak berdiri sendiri, tidak ada link and match dengan sektor pendidikan yang ada," ujarnya.
Peran pemerintah, mulai dari pusat hingga daerah, kata Andry, sebagai penengah yang menghubungkan tenaga kerja dengan industri juga harus didorong.
"Pertama, memprioritaskan tenaga kerja lokal, di mana bukan sekedar diprioritaskan tetapi memiliki kualitas terbaik, sehingga industri tidak perlu kebingungan mencari tenaga kerja dari luar daerah, mereka tinggal mendapatkan itu dari daerah setempat," ujar Andry.
Ganjar sebelumnya menjelaskan, agar lulusan SMK Gratis langsung mendapatkan pekerjaan, perlu skema kerja sama antara sektor pendidikan dan sektor industri.
"Kita kerjasamakan dengan dunia industri, sehingga begitu lulus mereka langsung bekerja bahkan ada yang di luar negeri. Dengan gaji besar, anak-anak ini akhirnya bisa mengangkat ekonomi keluarganya lepas dari garis kemiskinan," kata Ganjar di Wonogiri, beberapa waktu lalu.
Lihat Juga: Jaga Toleransi Pemuda Lintas Agama, Kang Emil Bangun Kemah Kebangsaan dan Perluas Lapangan Kerja
Baca Juga
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menyebut, perlu strategi lanjutan agar Program SMK Gratis Langsung Dapat Kerja berjalan sesuai harapan. Sebab, berdasarkan data pengangguran lulusan SMK mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir.
"Paling tidak kalau dari data pengangguran beberapa tahun terakhir ada tren justru peningkatan pengangguran lulusan SMK. Ini sama juga dengan perguruan tinggi. Yang meningkat level penganggurannya itu berdasarkan level pendidikan adalah perguruan tinggi dan SMK. Yang menurun adalah diploma. Paling tidak itu yang terjadi sebelum pandemi," kata Faisal dikutip, Kamis (4/1/2024).
Karena itu, kata Faisal, selain memberikan pendidikan gratis, yang juga perlu diperhatikan adalah kualitas SDM yang dihasilkan, sehingga bisa bekerja di sektor industri.
"Jadi menurut saya bukan cuma membantu dalam sekolah di SMK dengan biaya yang digratiskan atau SPP yang digratiskan, tapi juga adalah bagaimana menjamin kualitas dari pada kurikulum atau lulusan dari SMK, dan bagaimana kemudian menjembatani dengan dunia industrinya," ujar Faisal.
Sementara itu, ekonom INDEF Andry Satrio Nugroho mengatakan, pendidikan vokasi seperti SMK, perlu dihubungkan dengan sektor industri. Menurutnya, sektor industri perlu didorong agar bekerja sama dengan sektor pendidikan.
"Kita harapkan apa yang di-provide oleh sektor pendidikan dalam hal ini tenaga kerja yang siap untuk bekerja itu bisa langsung terserap oleh industri. Kita ingin bahwa sektor industri bisa setidaknya memiliki investasi di sektor pendidikan," kata Andry.
"Nah ini yang menurut saya tantangan bagi masing-masing paslon, bagaimana agar sektor industri tidak berdiri sendiri, tidak ada link and match dengan sektor pendidikan yang ada," ujarnya.
Peran pemerintah, mulai dari pusat hingga daerah, kata Andry, sebagai penengah yang menghubungkan tenaga kerja dengan industri juga harus didorong.
"Pertama, memprioritaskan tenaga kerja lokal, di mana bukan sekedar diprioritaskan tetapi memiliki kualitas terbaik, sehingga industri tidak perlu kebingungan mencari tenaga kerja dari luar daerah, mereka tinggal mendapatkan itu dari daerah setempat," ujar Andry.
Ganjar sebelumnya menjelaskan, agar lulusan SMK Gratis langsung mendapatkan pekerjaan, perlu skema kerja sama antara sektor pendidikan dan sektor industri.
"Kita kerjasamakan dengan dunia industri, sehingga begitu lulus mereka langsung bekerja bahkan ada yang di luar negeri. Dengan gaji besar, anak-anak ini akhirnya bisa mengangkat ekonomi keluarganya lepas dari garis kemiskinan," kata Ganjar di Wonogiri, beberapa waktu lalu.
Lihat Juga: Jaga Toleransi Pemuda Lintas Agama, Kang Emil Bangun Kemah Kebangsaan dan Perluas Lapangan Kerja
(akr)