Negara Karibia Ini Naikkan Harga BBM hingga 500% di Tengah Sanksi AS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Kuba akan menaikkan harga bensin dan solar hingga 500% yang efektif berlaku per 1 Februari 2024, sebagai serangkaian upaya mengurangi membengkaknya defisit anggaran negara. Harga BBM (Bahan Bakar Minyak) pada salah satu Negara di kawasan Karibia ini telah disubsidi oleh pemerintah selama beberapa dekade dan termasuk yang termurah di dunia.
Harga satu liter bensin reguler akan melonjak dari 25 peso Kuba (CUP) atau USD0,20 menjadi 132 CUP (USD1,10), yang peningkatannya setara 528%. Sementara bensin premium bakal naik dari 30 CUP (USD0,25) menjadi 156 CUP (USD1,30) atau meningkat 520%.
Kenaikan harga BBM di Kuba diumumkan langsung oleh Menteri Keuangan Vladimir Regueiro di televisi pemerintah pada awal pekan kemarin. Sementara itu akhir bulan lalu, Menteri Ekonomi Alejandro Gil mengakui bahwa, saat negara itu kekurangan mata uang asing dan di bawah embargo AS selama beberapa dekade, pemerintah tidak dapat lagi membayar subsidi bahan bakar.
Kenaikan ini juga bertujuan untuk menutup kesenjangan harga yang diciptakan oleh subsidi. Menteri Energi, Vicente de la O Levy mengatakan, sebelumnya bahwa bahan bakar saat ini dihargai berdasarkan nilai tukar tetap resmi 24 CUP terhadap dolar, sedangkan wisatawan yang tiba menukar dolar dengan kurs saat ini 120 CUP ke greenback, yang diperkenalkan oleh pemerintah pada Agustus 2022.
"Hal itu memberi mereka keuntungan yang tidak adil," ungkap pejabat itu menjelaskan.
Selain itu pihak berwenang mengatakan, jaringan stasiun layanan pengisian (SPNU) akan dibuat untuk wisatawan, dimana akan diwajibkan membayar bahan bakar dalam mata uang asing.
Pemerintah Kuba yang memberikan subsidi hampir kepada semua barang dan jasa penting di negara itu, mengumumkan paket kebijakan terbaru pada akhir bulan lalu yang bertujuan mengatasi krisis ekonomi. Di antara langkah-langkah tersebut adalah kenaikan harga rokok, tembakau, dan layanan dasar seperti gas cair, air, gas, transportasi dan energi.
Sementara itu menurut proyeksi resmi, ekonomi Kuba bakal menyusut 2% pada tahun 2023, sementara inflasi mencapai 30%.
Mata uang Kuba untuk diketahui mulai menurun tajam pada tahun 2021 setelah pemerintah membuang sistem mata uang ganda yang kompleks. Pemerintah mengatakan, bank sentral sedang mempelajari potensi nilai tukar baru terhadap dolar AS.
Kuba telah berada di bawah blokade ekonomi AS sejak awal 1960-an. Pembatasan sempat dilonggarkan selama kepresidenan Barack Obama, tetapi kemudian diberlakukan kembali di bawah Donald Trump.
Pada bulan Oktober, Havana menuduh AS memprovokasi krisis ekonomi di Kuba. Sanksi Washington telah menyebabkan kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan di pulau itu, yang menyebabkan emigrasi massal, menurut pemerintah Kuba.
Baca Juga
Harga satu liter bensin reguler akan melonjak dari 25 peso Kuba (CUP) atau USD0,20 menjadi 132 CUP (USD1,10), yang peningkatannya setara 528%. Sementara bensin premium bakal naik dari 30 CUP (USD0,25) menjadi 156 CUP (USD1,30) atau meningkat 520%.
Kenaikan harga BBM di Kuba diumumkan langsung oleh Menteri Keuangan Vladimir Regueiro di televisi pemerintah pada awal pekan kemarin. Sementara itu akhir bulan lalu, Menteri Ekonomi Alejandro Gil mengakui bahwa, saat negara itu kekurangan mata uang asing dan di bawah embargo AS selama beberapa dekade, pemerintah tidak dapat lagi membayar subsidi bahan bakar.
Kenaikan ini juga bertujuan untuk menutup kesenjangan harga yang diciptakan oleh subsidi. Menteri Energi, Vicente de la O Levy mengatakan, sebelumnya bahwa bahan bakar saat ini dihargai berdasarkan nilai tukar tetap resmi 24 CUP terhadap dolar, sedangkan wisatawan yang tiba menukar dolar dengan kurs saat ini 120 CUP ke greenback, yang diperkenalkan oleh pemerintah pada Agustus 2022.
"Hal itu memberi mereka keuntungan yang tidak adil," ungkap pejabat itu menjelaskan.
Selain itu pihak berwenang mengatakan, jaringan stasiun layanan pengisian (SPNU) akan dibuat untuk wisatawan, dimana akan diwajibkan membayar bahan bakar dalam mata uang asing.
Pemerintah Kuba yang memberikan subsidi hampir kepada semua barang dan jasa penting di negara itu, mengumumkan paket kebijakan terbaru pada akhir bulan lalu yang bertujuan mengatasi krisis ekonomi. Di antara langkah-langkah tersebut adalah kenaikan harga rokok, tembakau, dan layanan dasar seperti gas cair, air, gas, transportasi dan energi.
Sementara itu menurut proyeksi resmi, ekonomi Kuba bakal menyusut 2% pada tahun 2023, sementara inflasi mencapai 30%.
Mata uang Kuba untuk diketahui mulai menurun tajam pada tahun 2021 setelah pemerintah membuang sistem mata uang ganda yang kompleks. Pemerintah mengatakan, bank sentral sedang mempelajari potensi nilai tukar baru terhadap dolar AS.
Kuba telah berada di bawah blokade ekonomi AS sejak awal 1960-an. Pembatasan sempat dilonggarkan selama kepresidenan Barack Obama, tetapi kemudian diberlakukan kembali di bawah Donald Trump.
Pada bulan Oktober, Havana menuduh AS memprovokasi krisis ekonomi di Kuba. Sanksi Washington telah menyebabkan kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan di pulau itu, yang menyebabkan emigrasi massal, menurut pemerintah Kuba.
(akr)