Thailand Temukan Cadangan Lithium Raksasa, Bakal Saingi Ambisi EV Indonesia?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Thailand dilaporkan telah menemukan hampir 15 juta ton cadanganlithium di provinsi selatan negara tersebut, Phang Nga. Dengan temuan ini, Thailand menjadi negara dengan cadangan lithium terbesar ketiga di dunia setelah Bolivia dan Argentina.
Namun, masih belum jelas berapa banyak dari lahan tersebut yang dapat dieksploitasi untuk tujuan komersial. Menurut Juru Bicara Pemerintah Rudklao Intawong Suwankiri, cadangan tersebut terbagi di dua lokasi berbeda. Mineral bernilai tinggi ini memiliki peran penting untuk industri energi terbarukan dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
"Kami mencoba mencari tahu seberapa banyak yang dapat kami gunakan dari sumber daya yang kami temukan. Itu membutuhkan waktu," kata Rudklao seperti dilansir RT, Sabtu (20/1/2024). "Ini kabar baik. Ini adalah peluang bagi Thailand untuk mandiri dalam produksi baterai kendaraan listrik," tambahnya.
Permintaan lithium telah melonjak di seluruh dunia karena mineral ini sangat penting untuk pembuatan ponsel pintar, baterai mobil, dan barang elektronik isi ulang lainnya. PBB bahkan mendapuk lithium sebagai "pilar perekonomian bebas bahan bakar fosil" karena potensinya sebagai penyimpanan energi dalam jaringan listrik ramah lingkungan di masa depan.
Sementara itu, pemerintahan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin, yang mulai menjabat pada bulan Agustus, telah menetapkan tujuan untuk mengubah negara tersebut menjadi basis produksi regional untuk kendaraan listrik.
Bulan Desember lalu, dua raksasa kendaraan listrik China dilaporkan telah memberikan komitmen untuk berinvestasi sebesar 2,3 miliar baht (aekitar USD64 juta) untuk mempromosikan Thailand sebagai pusat produksi kendaraan listrik.
Namun, masih belum jelas berapa banyak dari lahan tersebut yang dapat dieksploitasi untuk tujuan komersial. Menurut Juru Bicara Pemerintah Rudklao Intawong Suwankiri, cadangan tersebut terbagi di dua lokasi berbeda. Mineral bernilai tinggi ini memiliki peran penting untuk industri energi terbarukan dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
"Kami mencoba mencari tahu seberapa banyak yang dapat kami gunakan dari sumber daya yang kami temukan. Itu membutuhkan waktu," kata Rudklao seperti dilansir RT, Sabtu (20/1/2024). "Ini kabar baik. Ini adalah peluang bagi Thailand untuk mandiri dalam produksi baterai kendaraan listrik," tambahnya.
Permintaan lithium telah melonjak di seluruh dunia karena mineral ini sangat penting untuk pembuatan ponsel pintar, baterai mobil, dan barang elektronik isi ulang lainnya. PBB bahkan mendapuk lithium sebagai "pilar perekonomian bebas bahan bakar fosil" karena potensinya sebagai penyimpanan energi dalam jaringan listrik ramah lingkungan di masa depan.
Sementara itu, pemerintahan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin, yang mulai menjabat pada bulan Agustus, telah menetapkan tujuan untuk mengubah negara tersebut menjadi basis produksi regional untuk kendaraan listrik.
Bulan Desember lalu, dua raksasa kendaraan listrik China dilaporkan telah memberikan komitmen untuk berinvestasi sebesar 2,3 miliar baht (aekitar USD64 juta) untuk mempromosikan Thailand sebagai pusat produksi kendaraan listrik.
(fjo)