Badan Geologi Ungkap Keberadaan 47 Mineral Kritis Berharga di Indonesia

Sabtu, 20 Januari 2024 - 13:29 WIB
loading...
Badan Geologi Ungkap Keberadaan 47 Mineral Kritis Berharga di Indonesia
Badan Geologi Kementerian ESDM mengidentifikasi sebaran 47 mineral kritis dan strategis di tahun 2023 lalu. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berhasil mengidentifikasi sebaran 47 komoditas mineral kritis dan strategis di dalam negeri. Di antara mineral kritis dan berharga itu adalah lithium dan boron.

"Dalam rangka mendukung transisi energi dan pengembangan energi hijau, Badan Geologi telah melakukan pemetaan sebaran mineral kritis dan strategis sehingga diperoleh jumlahnya mencapai 47 komoditas," ungkap Plt. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid dalam keterangan resmi di laman Kementerian ESDM, Sabtu (20/1/2024).



Dalam proses pengungkapan mineral kritis tersebut, jelas dia, Badan Geologi melakukan kegiatan kolaborasi dengan berbagai institusi di luar negeri, di antaranya Korea Institute of Geoscience. Di antara mineral kritis dan strategis yang dilakukan penyelidikannya oleh Badan Geologi itu adalah lithium dan boron.

"Penyelidikan mineral lithium menunjukkan beberapa wilayah dengan kadar lithium dan boron yang cukup menjanjikan dan boron di beberapa daerah, diantaranya di Bledug Kuwu, Bledug Cangkring, Jono, Crewek, Kasonga dan Mamuju," paparnya.

Menindaklanjuti temuan itu, Badan Geologi menurutnya telah merekomendasikan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Logam Tanah Jarang (WIUP LTJ/REE) yang pertama kali diusulkan di Indonesia, yaitu di daerah Mamuju. "Ke depan diharapkan akan lebih banyak lagi rekeomendasi yang kami hasilkan untuk mengusuklkan WIUP Tanah Jarang di Indonesia," tutur Wafid.



Untuk diketahui, boron adalah komponen penting dari hydrogen fuel cells yang merupakan energi alternatif untuk kendaraan listrik. Boron juga bahan baku dari neodymium-iron-boron (NdFeB) magnet, dan bahan baku untuk Pyrex.

Seiring berkembangnya industri kendaraan listrik serta industri energi baru terbarukan (EBT), permintaan boron global naik hingga 30% di tahun 2022. Harga mineral kritis tersebut diyakini akan terus naik seiring dengan meningkatnya permintaan kendaraan listrik dan industri EBT di masa mendatang.

Selain mineral kritis dan strategis, lanjut Wahid, di tahun 2023 Badan Geologi melakukan survei hidrogen alami di Indonesia yaitu di Pulau Sulawesi bagian timur. Dari hasil survei, kata dia, ditemukan rembesan gas hidrogen dengan kandungan 20-35% di daerah Tanjung Api dan 9% di daerah Bahodopi. "Ditemukan juga gas metana abiogenik dan nitrogen dengan konsentrasi signifikan," imbuhnya.

Wafid melanjutkan, meski belum dapat ditentukan keekonomisannya, namun hasil survei itu membuktikan bahwa sistem hidrogen alami ada di Indonesia. "Untuk itu, diperlukan studi lebih rinci untuk mengetahui model generation, migration, dan trapping mechanism-nya," tandasnya.
(fjo)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2143 seconds (0.1#10.140)