Penggunaan Listrik Tenaga Surya Jadi Tren di Sektor Industri

Jum'at, 11 Mei 2018 - 23:50 WIB
Penggunaan Listrik Tenaga Surya Jadi Tren di Sektor Industri
Penggunaan Listrik Tenaga Surya Jadi Tren di Sektor Industri
A A A
JAKARTA - Kontribusi sektor industri dalam penggunaan energi listrik tenaga surya terus meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pelaku industri yang mulai menggunakan listrik tenaga surya sebagai energi alternatif.

Salah satunya PT Indesso Aroma, perusahaan di sektor industri aroma dan bahan pangan yang berorientasi ekspor. Perusahaan di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat ini telah menggunakan pembangkit listrik tenaga surya tipe atap sebesar 500 KW.

Proyek yang memanfaatkan skema Joint Crediting Mechanism (JCM) Indonesia-Jepang ini mampu mereduksi emisi karbon sebesar 401 ton setara CO2 per tahun.

Presiden Direktur Indesso Aroma, Robby Gunawan mengatakan, kalangan industri harus bisa memberikan kontribusi besar menjaga bumi dalam ancaman semakin bolongnya ozon. Ancaman ini berasal dari kendaraan bermotor dan pembangkit listrik yang menggunakan energi fosil, batu bara, dan migas (minyak dan gas).

"Hal ini sejalan dengan visi-misi perusahaan kami, serta komitmen berwawasan lingkungan dari hulu hingga hilir. Sebab itu, kami memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tipe atap di pabrik kami Aromatik di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat," ujarnya dalam keterangan pers, Jumat (11/5/2018).

Pembangunan Solar PV ini menelan biaya investasi sebesar Rp9 miliar. PT Indesso Aroma mendapatkan subsidi sebesar 40% dari JCM yang merupakan lembaga donor negara Jepang yang bekerja sama dengan pemerintahan Indonesia di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

"Bila kalangan industri di Indonesia berkesadaran tinggi memanfaatkan tenaga listrik ramah lingkungan, pembolongan ozon bisa dikurangi dengan signifikan," kata Robby.

Paulus Adi Wahono, presiden direktur PT ATW Sejahtera sebagai rekanan bidang CSR PT Indesso Aroma sangat mendukung upaya Indesso Aroma memilih sumber energi surya dalam menjalankan kegiatan produksinya.

"Kami ucapkan selamat dan kami dari PT ATW Sejahtera berkomitmen penuh mendukung agenda pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), salah satunya Deklarasi Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap Menuju Gigawatt Fotovoltaik di Indonesia, yang diluncurkan dalam Indo EBTKE Conex dan Bali Clean Energy 2017. Kami melihat PT Indesso Aroma telah mengambil bagian dengan berperan aktif dalam mengenalkan dan menggunakan energi surya untuk kegiatan produksi," ujarnya.

Paulus menjelaskan, ada tiga keuntungan menggunakan panel surya. Pertama adalah penghematan listrik. Sistem panel surya dapat mengurangi tagihan listrik dengan mengggunakan cahaya matahari sebagai tambahan sumber energi. Kedua, kepastian harga listrik.

"Dengan panel surya, kita tidak perlu khawatir dengan tren harga listrik yang meningkat dengan adanya produksi listrik milik sendiri dari cahaya matahari. Ketiga, energi terbarukan. Kita turut serta dalam kampanye go green, membantu menjaga kelestarian lingkungan di atap rumah sendiri dengan menggunakan sumber energi yang terbarukan dan tanpa polusi," katanya.

Asisten Wakil Menteri Bidang kerjasama Pembiayaan, Kemenko Perekonomian, Rizal Edwin Manansang menyatakan, melalui skema JCM yang merupakan kerja sama bilateral antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang.

"Kami sangat mendukung upaya sejenis dalam pemanfaatan subsidi dari pemerintah Jepang dalam rangka kegiatan penurunan emisi untuk pencegahan perubahan muka bumi ini," ujarnya.

Menurut Edwin, Kemenko Perekonomian ikut bangga dengan timbulnya kesadaran industri bukan saja untuk bergabung dengan skema JCM, tetapi juga melakukan inovasi yang tiada henti di dalam aksi nyata penurunan emisi dan implementasi energi terbarukan.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8914 seconds (0.1#10.140)