Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat Jadi Rp15.810 per Dolar AS, Berikut Sentimennya

Senin, 29 Januari 2024 - 17:28 WIB
loading...
Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat Jadi Rp15.810 per Dolar AS, Berikut Sentimennya
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) menguat tipis di akhir sesi hari ini, Senin (29/1/2023). Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) menguat tipis di akhir sesi hari ini, Senin (29/1/2023). Pada sore ini, kurs rupiah menguat 15 poin ke level Rp15.810, setelah sebelumnya berada di posisi Rp15.833 per dolar AS.



Tren penguata Rupiah juga terlihat pada data Jisdor BI atau Bank Indonesia, dimana hari ini bertengger pada level Rp15.825 per USD. Raihan itu menguat dibandingkan sesi kemarin di posisi Rp15.829/USD.



Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah karena volume memudar pada sore hari awal pekan dan ketika investor bersiap minggu depan untuk serangkaian data ekonomi penting AS seperti data non-farm payrolls untuk bulan Januari dan peristiwa penting yang dipimpin oleh pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan pengumuman pengembalian dana Departemen Keuangan.

"Laporan terakhir ini akan menguraikan persyaratan pinjaman pemerintah AS untuk kuartal mendatang. Data menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) meningkat 0,2% bulan lalu setelah penurunan 0,1% yang tidak direvisi pada bulan November," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (29/1/2024).

Dalam 12 bulan hingga Desember, indeks harga PCE meningkat 2,6%, menyamai kenaikan bulan November yang belum direvisi. Angka-angka tersebut sesuai dengan ekspektasi konsensus. Tingkat inflasi tahunan berada di bawah 3% selama tiga bulan berturut-turut.

Pasca data inflasi, pasar berjangka suku bunga AS memperhitungkan peluang pelonggaran sekitar 47% pada pertemuan bulan Maret, turun dari probabilitas 51% pada Kamis malam, dan peluang 80% yang diperhitungkan pada dua minggu lalu, menurut aplikasi probabilitas suku bunga LSEG.

Pasar sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga pertama yang akan terjadi pada pertemuan bulan Mei, dengan probabilitas sekitar 90%, turun sedikit dari Kamis malam, yaitu sebesar 94%. Sekitar lima penurunan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin telah diperkirakan pada tahun ini.

Dari sentimen domestik, pemerintah Indonesia mengamini para ekonomi, yang tetap optimis bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 mampu mencapai di atas 5 persen. Demikian juga dengan tahun ini,perekonomian Indonesia diramal akan semakin tinggi dan jauh dari kata resesi, walaupun gejolak geopolitik terus memanas.

Pada kuartal ketiga 2023 perekonomian memang masih di bawah 5%, yakni 4,94%. Namun, jika dilihat dari sejumlah indikator, pada akhir tahun atau kuartal keempat 2023 pertumbuhan ekonomi bisa mencapai di atas 5 persen. Hal tersebut bisa dilihat dari indikator makroekonomi,

Optimisme tersebut, tercermin dari laju inflasi yang makin melandai. Pada Desember 2023 inflasi sebesar 2,61%, berada di kisaran target yang ditetapkan pemerintah 2,5±1%. Kemudian, rasio utang di tahun 2023 semakin membaik di kisaran 38,7%. Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan tahun 2021 dan 2022

Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah hari ini menguat, selanjutnya untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup lanjutkan penguatan di rentang Rp15.780 - Rp15.840 per USD.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0922 seconds (0.1#10.140)