RI-India Sepakati Sembilan Poin Kerjasama

Kamis, 31 Mei 2018 - 10:43 WIB
RI-India Sepakati Sembilan Poin Kerjasama
RI-India Sepakati Sembilan Poin Kerjasama
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan India berhasil menandatangani sembilan poin kerjasama dalam berbagai bidang. Bahkan, kedua negara sepakat untuk lebih meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi yang lebih terbuka.

Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi untuk pertama kalinya kemarin berkunjung ke Indonesia. PM Modi tiba di Istana Merdeka tepat pukul 10.15 WIB, yang disambut langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan upacara kenegaraan dan pemeriksaan pasukan. Keduanya kemudian melakukan pertemuan di beranda Istana Merdeka dan dilanjutkan pertemuan bilateral.

Tidak hanya itu, PM Modi dan Presiden Jokowi sempat bermain layang-layang di Lapangan Monas. PM Modi juga berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta dan berkesempatan menabuh beduk.

“Suatu kehormatan bagi saya untuk menerima kunjungan pertama Yang Mulia di Indonesia. Dan, kunjungan Yang Mulia memberikan energi baru bagi hubungan bilateral kita yang akan berusia 70 tahun depan,” tandas Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin.

Pada pertemuan tersebut, kedua negara juga berkomitmen untuk meningkatkan kemitraan strategis. Diharapkan agar negosiasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) sebagai upaya memperkuat hubungan ekonomi, meningkatkan kegiatan perdagangan dan investasi negara-negara ASEAN dengan India dapat segera diwujudkan.

“Kami sepakat untuk terus menjadikan ekonomi kedua negara terbuka. Dan dalam kaitan ini, saya mengharapkan kiranya negosiasi RCEP dapat diselesaikan pada tahun ini, tahun 2018,“ lanjut Presiden.

Jokowi memandang bahwa India merupakan mitra strategis utama bagi Indonesia di bidang ekonomi. India diketahui merupakan mitra dagang ekspor terbesar bagi Indonesia di Asia Selatan dan Asia Tengah.

“India adalah mitra dagang ekspor terbesar Indonesia di Asia Selatan dan Tengah dengan nilai lebih USD15 miliar,” ungkapnya. Tahun lalu Indonesia juga mendapatkan kunjungan wisatawan asal India yang melonjak hingga 28% dengan jumlah hampir 500.000 wisatawan.

Data juga menunjukkan bahwa dalam kurun waktu dua tahun ke belakang, penerbangan Indonesia-India meningkat dari tidak ada menjadi 28 kali per pekan. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mengaku sempat mengeluhkan tingginya tarif produk kelapa sawit Indonesia di India. Menurut dia, PM Modi menyanggupi untuk menelaah keluhan-keluhan tersebut.

“Secara khusus, saya juga meminta perhatian PM Modi mengenai tingginya tarif atas produk kelapa sawit di Indonesia. Beliau tadi menyanggupi untuk melihat dari masalah-masalah yang tadi kita sampaikan,” katanya. Di bidang politik dan keamanan, Indonesia dan India aktif bekerja sama dalam forum Indian Ocean Rim Association (IORA) dan lain-lainnya di wilayah Indo Pasifik.

Keduanya juga sepakat memajukan kerja sama infrastruktur dan konektivitas, termasuk diantaranya pembangunan di Pulau Sabang dan Pulau Andaman. Pentingnya hubungan kedua negara di bidang pertahanan ditunjukkan dengan adanya pembaruan kerja sama pertahanan dan produksi bersama sejumlah industri strategis, termasuk pembuatan water canon antara PT Pindad dan Tata Motors.

Sementara itu, PM Modi menyambut dengan penuh suka cita hubungan kedua negara yang semakin meningkat kepada kemitraan strategis-komprehensif. Masing-masing negara juga menginginkan adanya peningkatan nilai perdagangan di masa mendatang. “Saya senang karena kita sudah mampu meningkatkan kemitraan ke level kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia dan India. Kita juga ingin melipatgandakan upaya kita untuk membawa nilai perdagangan kita mencapai USD50 miliar pada 2025,” kata Modi.

Dia juga mengatakan bahwa India menyambut usulan Indonesia yang mendorong kerja sama di bidang pendidikan. Selain itu, juga transfer pengalaman di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Kita menyambut baik saran yang disampaikan oleh Indonesia untuk meningkatkan kerja sama tersebut dan khususnya kerja sama di bidang informasi teknologi. Ini akan membawa keuntungan bersama kepada kedua negara,” ungkapnya.

Setelah melakukan pertemuan di Istana Merdeka, kedua pemimpin negara ini menuju Lapangan Monas dengan mengendarai mobil golf yang dikemudikan Presiden Jokowi. Keduanya lantas meninjau pameran layang-layang bersama yang mengambil tema “Ramayana”. Pameran ini menarik karena menampilkan keindahan layang-layang dari Indonesia dan India.

Selanjutnya dari atas panggung kecil, Presiden Jokowi dan PM Modi meresmikan logo peringatan ke-70 tahun hubungan Indonesia-India. Seusai berfoto, keduanya kemudian mencoba menerbangkan layang-layang berlogo 70 Tahun Indonesia-India. Layang-layang yang diterbangkan merupakan buatan Museum Layang-Layang Indonesia.

Menpar Arief Yahya mengatakan, momentum di mana Presiden Jokowi dan PM Modi bersama-sama menerbangkan layang-layang sangat berarti bagi pariwisata Indonesia. Pasalnya, sama halnya ketika Raja Salman datang ke Indonesia, kehadiran tokoh populer seperti PM Modi secara tidak langsung bisa menjadi “endorser “ positif untuk menarik lebih banyak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal India ke Indonesia.

“Diharapkan dengan kehadiran PM Modi ini bisa meningkatkan promosi Indonesia ke India, karena target kita tahun ini meningkatkan kunjungan wisman asal India menjadi 700.000 atau tumbuh 40% dari tahun lalu sebanyak 485.000 wisman. Pasar wisman dari India ini pertumbuhannya kedua tertinggi setelah China yang tumbuh 42%,” ungkap Menpar.

Menurut Menpar, pemilihan layang-layang lantaran permainan rakyat ini paling populer di India dan Indonesia. Layang-layang yang diterbangkan Presiden Jokowi dan PM Modi merupakan karya luar biasa dari museum yang sudah menghasilkan beragam karya layang-layang terbaik dan mengoleksinya dalam jumlah banyak. (Dita Angga/Inda Susanti)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8006 seconds (0.1#10.140)