Inflasi Ramadhan Rendah, BPS Pastikan Daya Beli Masyarakat Tidak Merosot

Senin, 04 Juni 2018 - 17:34 WIB
Inflasi Ramadhan Rendah, BPS Pastikan Daya Beli Masyarakat Tidak Merosot
Inflasi Ramadhan Rendah, BPS Pastikan Daya Beli Masyarakat Tidak Merosot
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan rendahnya inflasi pada Mei 2018 atau pada masa awal Ramadhan, tidak menandakan daya beli masyarakat yang rendah. Pada periode tersebut, inflasi hanya sekitar 0,21% atau lebih rendah dari inflasi periode yang sama tahun 2017 sebesar 0,39%, dan 2016 sebesar 0,66%.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, rendahnya inflasi pada Mei 2018 terjadi karena harga barang bergejolak (volatile food) yang sangat terkendali. Biasanya, jelang Ramadhan ataupun Lebaran, harga-harga bahan kebutuhan pokok yang masuk dalam kategori volatile food selalu mengalami kenaikan.

"Saya rasa tidak (daya beli masyarakat rendah). Angka 0,21% itu yang tidak biasa adalah volatile food pada bulan ini memang betul-betul sangat terkendali. Bulan ini penyebab utamanya adalah inflasi inti. Ini yang menyebabkan kenapa 0,21% ini bagus," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (4/6/2018).

Dia mencontohkan, salah satu komoditas yang biasanya mengalami kenaikan saat Ramadhan dan Lebaran adalah beras. Namun saat ini, harga beras justru mengalami penurunan dan menjadi salah satu penyumbang deflasi.

Hanya saja, pria yang akrab disapa Kecuk ini memperingatkan pemerintah untuk mewaspadai kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras. Ditakutkan, kenaikan harga dua komoditas tersebut akan mengerek inflasi pada Juni 2018.

"Jadi saya tidak melihat ini seagai pertanda perlambatan konsumsi, tapi karena harga barang bergejolaknya terkendali. Seperti beras yang mengalami penurunan, biasanya naik. Tapi yang harus diwaspadai daging ayam ras dan telur," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, BPS merilis data inflasi pada Mei 2018 yang sebesar 0,21%. Hal ini terjadi karena perkembangan harga komoditas pada Mei 2018 secara umum menunjukkan adanya peningkatan.

Suhariyanto mengatakan, dari inflasi 0,21% selama Mei 2018, maka inflasi tahun kalendernya dari Januari hingga Mei 2018 adalah sebesar 1,30%. Sementara inflasi dari tahun ke tahun (year on year) adalah sebesar 3,23%.

"Perkembangan harga berbagai komoditas pada Mei 2018 secara umum menunjukkan adanya peningkatan. Hasil pemantauan BPS di 82 kota pada Mei 2018 ini terjadi inflasi sebesar 0,21%," katanya di Gedung BPS.

Dari 82 kota yang dipantau BPS, sambung dia, 65 kota mengalami inflasi dan 17 kota mengalami deflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Tual yaitu sebeasr 1,88% dan terendah di Purwokerto dan Tangerang masing-masing sebesar 0,1%.

"Sementara deflasi tertinggi di Pangkal Pinang -0,99% dan Pematangsiantar -0,001%," imbuh dia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7774 seconds (0.1#10.140)