Industri Manufaktur Dinilai Bisa Pacu Serapan Tenaga Kerja

Selasa, 26 Juni 2018 - 01:03 WIB
Industri Manufaktur Dinilai Bisa Pacu Serapan Tenaga Kerja
Industri Manufaktur Dinilai Bisa Pacu Serapan Tenaga Kerja
A A A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai belum bisa memacu penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan belum bersumber dari industri manufaktur yang memiliki daya serap tenaga kerja tinggi.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, industri manufaktur masih belum dapat memiliki kontribusi tinggi ke perekonomian dengan adanya penurunan kontribusi atau deindustrialisasi dalam 10 tahun terakhir.

Bhima menyampaikan, dari tadinya 26% kontribusi industri manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB), kini menjadi hanya 20%, sehingga menjadi belum optimal.

"Kalau deindustrialisasi dibiarkan maka serapan tenaga kerja secara nasional bisa kurang optimal," ujarnya di Jakarta, Senin (25/6/2018).

Menurutnya, sudah sejak lama Indonesia mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari sektor-sektor yang serapan tenaga kerjanya rendah seperti sektor jasa.

Dia mengungkapkan, selain rendah serapan tenaga kerja, sebaran usaha sektor jasa juga terkonsentrasi di perkotaan, sementara lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.

"Ini berbeda dengan industri manufaktur yang memiliki daya serap tenaga kerja tinggi, serta dapat dibangun di mana saja sesuai potensi daerah," kata Bhima.

Idealnya, Bhima menambahkan, industri manufaktur bisa menjadi sektor andalan bagi perekonomian dengan ditunjang sektor jasa, pertanian, dan investasi.

"Seluruh pemangku kepentingan perlu menyatukan pandangan dan upaya untuk mengembalikan sektor industri sebagai motor pembangunan," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4909 seconds (0.1#10.140)