Membuka Peluang Kerja Sama Industri Manufaktur Indonesia-Thailand
loading...
A
A
A
JAKARTA - Thailand memiliki sektor manufaktur yang mapan, khususnya di industri elektronik, peralatan rumah tangga, termasuk AC dan refrigeration machine, dan otomotif. Dengan hadirnya perusahaan multinasional asing, menjadikan negara tersebut diperhitungkan di kawasan Asia karena Thailand berhasil membangun infrastruktur manufaktur yang kuat sesuai standar.
Tingginya ketergantungan pada pemasok lokal, jaringan, dan ekosistem bisnisnya menjadikan relokasi ke negara-negara terdekat bukan merupakan prioritas bagi beberapa perusahaan. Lalu, bagimana peluang pasarnya serta kemungkinan kerja sama dengan perusahaan perusahaan sejenis di Indonesia?
Semua itu akan terungkap dalam ajang “Thailand Industrial Business Matching”, yang diselenggarakan oleh Thai Trade Center (TTC) di bawah naungan Department of International Trade Promotion (DITP) di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta (2/4/2024).
Acara ini menjadi sarana tatap muka antara pengusaha Thailand dan Indonesia untuk menggali potensi dan peluang bisnis. Acara ini akan dihadiri oleh sekitar 19 pengusaha Thailand dari berbagai sektor ini, khususnya industri elektronik dan peralatan rumah tangga, termasuk AC, refrigeration machine, dan otomotif.
Ajang ini juga didukung oleh pengusaha dari industri terkait, seperti Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Indonesia, Gabungan Perusahaan Industri Elektronik dan Alat-alat Listrik Rumah Tangga Indonesia (GABEL), serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, organisasi pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian.
“Lanskap industri Thailand menawarkan banyak peluang untuk ekspansi dan kerja sama. Dengan basis manufaktur yang mapan dan keahliannya, Thailand berusaha menjajaki sinergi dengan rekan bisnis di Indonesia untuk meningkatkan penetrasi pasar dan memanfaatkan peluang bisnis,” ujar Mrs Hataichanok Sivara, Direktur Thai Trade Center Jakarta dalam pernyataannya yang diterima, Rabu (3/4/2024).
Perekonomian Thailand dan Industri Konstruksi
Volume pasar konstruksi Thailand diperkirakan mencapai USD26,68 miliar pada 2024, dan diperkirakan akan mencapai USD34,05 miliar pada tahun 2029, tumbuh dengan compounded annual growth rate (CAGR) lebih dari 5% selama periode perkiraan (2024- 2029).
Menurut Mrs Hataichanok Sivara, pertumbuhan industri konstruksi sebagian dipengaruhi permintaan unit hunian. Selain itu, terdapat lebih banyak pembangunan pusat perbelanjaan dan restoran di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Meningkatnya permintaan akan unit tempat tinggal juga menyebabkan peningkatan pasokan kondominium, terutama di Bangkok dan sekitarnya.
Tingginya ketergantungan pada pemasok lokal, jaringan, dan ekosistem bisnisnya menjadikan relokasi ke negara-negara terdekat bukan merupakan prioritas bagi beberapa perusahaan. Lalu, bagimana peluang pasarnya serta kemungkinan kerja sama dengan perusahaan perusahaan sejenis di Indonesia?
Semua itu akan terungkap dalam ajang “Thailand Industrial Business Matching”, yang diselenggarakan oleh Thai Trade Center (TTC) di bawah naungan Department of International Trade Promotion (DITP) di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta (2/4/2024).
Acara ini menjadi sarana tatap muka antara pengusaha Thailand dan Indonesia untuk menggali potensi dan peluang bisnis. Acara ini akan dihadiri oleh sekitar 19 pengusaha Thailand dari berbagai sektor ini, khususnya industri elektronik dan peralatan rumah tangga, termasuk AC, refrigeration machine, dan otomotif.
Ajang ini juga didukung oleh pengusaha dari industri terkait, seperti Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Indonesia, Gabungan Perusahaan Industri Elektronik dan Alat-alat Listrik Rumah Tangga Indonesia (GABEL), serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, organisasi pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian.
“Lanskap industri Thailand menawarkan banyak peluang untuk ekspansi dan kerja sama. Dengan basis manufaktur yang mapan dan keahliannya, Thailand berusaha menjajaki sinergi dengan rekan bisnis di Indonesia untuk meningkatkan penetrasi pasar dan memanfaatkan peluang bisnis,” ujar Mrs Hataichanok Sivara, Direktur Thai Trade Center Jakarta dalam pernyataannya yang diterima, Rabu (3/4/2024).
Perekonomian Thailand dan Industri Konstruksi
Volume pasar konstruksi Thailand diperkirakan mencapai USD26,68 miliar pada 2024, dan diperkirakan akan mencapai USD34,05 miliar pada tahun 2029, tumbuh dengan compounded annual growth rate (CAGR) lebih dari 5% selama periode perkiraan (2024- 2029).
Menurut Mrs Hataichanok Sivara, pertumbuhan industri konstruksi sebagian dipengaruhi permintaan unit hunian. Selain itu, terdapat lebih banyak pembangunan pusat perbelanjaan dan restoran di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Meningkatnya permintaan akan unit tempat tinggal juga menyebabkan peningkatan pasokan kondominium, terutama di Bangkok dan sekitarnya.