Membaca Arah Wall Street Pekan Depan Jelang Rilis Inflasi AS

Minggu, 11 Februari 2024 - 11:57 WIB
loading...
A A A
Revisi Biro Statistik Tenaga Kerja hanya memengaruhi data indeks harga konsumen yang disesuaikan secara musiman, yang berarti tingkat inflasi inti selama 12 bulan terakhir tetap tak berubah sebesar 3,9%.

Secara teknikal, tren penguatan S&P 500 telah memasuki area jenuh beli alias overbought, sehingga dikhawatirkan dapat membangkitkan tekanan jual untuk kebutuhan likuiditas investor.

Dow Jones Market Data mencatat bahwa lima perusahaan big caps konstituen S&P 500 menyumbang penguatan cukup besar. Melansir Market Watch, kekhawatiran investor semakin besar terhadap keberlanjutan reli bursa saham saat ini.

Dari sisi makro pasar masih masih meraba dampak yang lebih luas atas pernyataan petinggi The Fed. Sebelumnya, Gubernur The Fed Jerome Powell pada akhir Januari lalu menyangkal harapan pasar bahwa pemangkasan suku bunga dapat segera diambil pada pertemuan Maret mendatang. Powell menegaskan pihaknya membutuhkan lebih banyak data dan bukti bahwa inflasi akan kembali ke target 2 persen.

Melalui sejumlah indikator, pada Jumat malam, pasar memperkirakan penurunan suku bunga kumulatif sekitar 110 basis poin hingga tutup tahun 2024. Angka ini turun dari proyeksi penurunan 160 basis poin pada akhir 2023.
(akr)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1858 seconds (0.1#10.140)