Harga Beras Masih Mahal, Pedagang Pasar Induk Cipinang Menjerit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga beras medium terpantau masih relatif mahal di Pasar Induk Beras, Cipinang , Jakarta Timur. Pantauan di lokasi, Sabtu (17/2/2024), rata-rata harga beras medium mencapai Rp690 ribu hingga Rp770 ribu per karung ukuran 50 kilogram.
Angka tersebut naik dari sekitar Rp650 ribu pada tahun lalu. Sejumlah pedagang yang kulakan di sejumlah agen Pasar Induk mengakui ukuran harga saat ini masih mahal.
“Saya beli 100 kilo, harga Rp770 ribu per 50 kilo. Itungannya sudah mahal, biasanya cuma Rp650 ribu per kilo,” kata Poniman (60) saat ditemui di Pasar Induk Beras, Cipinang, Jakarta Timur.
Kenaikan harga beli dari agen, membuat keuntungan yang didapat menjadi tipis. Poniman mengakui saat ini menjual minimal Rp14 ribu per liter kepada konsumen akhir.
Level harga dari agen saat ini, terangnya, cukup mencekik pedagang jika dibandingkan harga beras sekarung pada tahun sebelumnya. “Kalau tahun lalu pernah Rp620 ribu per 50 kilo, waktu itu saya jual ke bawah Rp12 ribu per kilo,” paparnya.
Senada, Duladhi (54), kini hanya mengambil untung per karung sebesar Rp30 ribu. Margin yang tipis ini dipandang jauh berbeda dari periode sebelumnya.
“Biasanya ambil Rp600 ribu per kilo, ini sekarang per karung Rp672 ribu, minimal ambil untungnya Rp30 ribu per karung,” terangnya, sembari berharap agar pemerintah dapat segera turun tangan mengatasi kenaikan harga.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang di Jakarta Timur telah cukup, sehingga siap untuk didistribusikan. Jokowi menyebut kenaikan harga beras terjadi karena masa panen yang terlambat ke sejumlah pasar induk, termasuk adanya gangguan distribusi.
“Saya datang di Pasar Induk Cipinang ini untuk memastikan bahwa stok beras di sini ada karena dari sinilah didistribusikan ke ritel, ke super market, ke daerah, dari Pasar Induk Cipinang ini sehingga saya ingin pastikan beras yang ada di sini ada, tersedia, jumlahnya cukup, dan saya melihat melimpah,” ujar Presiden, Kamis (15/2).
Untuk mengendalikan harga beras, Presiden Jokowi mengaku telah menginstruksikan jajaran terkait untuk mendistribusikan suplai beras ke pasar dan ke daerah, baik beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun beras komersial.
“Sudah, pokoknya pasar minta berapa pun, beri. Daerah minta berapa pun, beri, baik yang SPHP maupun yang komersial, beri. Barangnya ada,” terangnya.
Angka tersebut naik dari sekitar Rp650 ribu pada tahun lalu. Sejumlah pedagang yang kulakan di sejumlah agen Pasar Induk mengakui ukuran harga saat ini masih mahal.
“Saya beli 100 kilo, harga Rp770 ribu per 50 kilo. Itungannya sudah mahal, biasanya cuma Rp650 ribu per kilo,” kata Poniman (60) saat ditemui di Pasar Induk Beras, Cipinang, Jakarta Timur.
Kenaikan harga beli dari agen, membuat keuntungan yang didapat menjadi tipis. Poniman mengakui saat ini menjual minimal Rp14 ribu per liter kepada konsumen akhir.
Level harga dari agen saat ini, terangnya, cukup mencekik pedagang jika dibandingkan harga beras sekarung pada tahun sebelumnya. “Kalau tahun lalu pernah Rp620 ribu per 50 kilo, waktu itu saya jual ke bawah Rp12 ribu per kilo,” paparnya.
Senada, Duladhi (54), kini hanya mengambil untung per karung sebesar Rp30 ribu. Margin yang tipis ini dipandang jauh berbeda dari periode sebelumnya.
“Biasanya ambil Rp600 ribu per kilo, ini sekarang per karung Rp672 ribu, minimal ambil untungnya Rp30 ribu per karung,” terangnya, sembari berharap agar pemerintah dapat segera turun tangan mengatasi kenaikan harga.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang di Jakarta Timur telah cukup, sehingga siap untuk didistribusikan. Jokowi menyebut kenaikan harga beras terjadi karena masa panen yang terlambat ke sejumlah pasar induk, termasuk adanya gangguan distribusi.
“Saya datang di Pasar Induk Cipinang ini untuk memastikan bahwa stok beras di sini ada karena dari sinilah didistribusikan ke ritel, ke super market, ke daerah, dari Pasar Induk Cipinang ini sehingga saya ingin pastikan beras yang ada di sini ada, tersedia, jumlahnya cukup, dan saya melihat melimpah,” ujar Presiden, Kamis (15/2).
Untuk mengendalikan harga beras, Presiden Jokowi mengaku telah menginstruksikan jajaran terkait untuk mendistribusikan suplai beras ke pasar dan ke daerah, baik beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun beras komersial.
“Sudah, pokoknya pasar minta berapa pun, beri. Daerah minta berapa pun, beri, baik yang SPHP maupun yang komersial, beri. Barangnya ada,” terangnya.
(akr)