Trump Klaim Kebijakan Tarif Sukses Paksa China Berunding

Minggu, 05 Agustus 2018 - 09:03 WIB
Trump Klaim Kebijakan Tarif Sukses Paksa China Berunding
Trump Klaim Kebijakan Tarif Sukses Paksa China Berunding
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa strategi mengenakan tarif tinggi bagi barang impor dari China bekerja lebih baik daripada yang diperkirakan. Berkat strategi tersebut, kata dia, Beijing kini bersedia berbicara dengan AS mengenai permasalahan perdagangan di antara kedua negara.

"Tarif bekerja lebih baik daripada yang diperkirakan siapa pun," cuitnya di Twitter seperti dikutip Reuters, Minggu (5/8/2018). Trump juga mengatakan bahwa bursa China anjlok seperti yang telah ia perkirakan dan sebaliknya, bursa AS bisa naik secara dramatis ketika AS-China akhirnya mencapai kesepakatan dagang.

Sementara itu, media milik Pemerintah China sehari sebelumnya menyebutkan bahwa aksi balasan China dengan menerapkan tarif atas barang-barang asal AS yang "hanya" senilai USD60 miliar menunjukkan tekad China untuk menahan diri dan bersikap rasional. Di bagian lain, media China juga menuding AS dengan kebijakan tarifnya telah melakukan pemerasan.

Jumat (3/8) lalu menteri keuangan China membeberkan tarif tambahan berkisar 5-25% atas 5.207 barang impor asal AS. Nilai barang yang dikenai tarif itu tak mencapai separuh dari barang impor tambahan asal China senilai USD200 miliar yang diusulkan dikenai tarif 25% oleh pemerintahan Trump.

"Aksi balasan China sangat rasional. China tidak terburu-buru menyaingi angka (barang yang kena tarif) dari AS," tulis Global Times, tabloid yang dikelola oleh People’s Daily.

Tercatat, Juli lalu AS dan China mengimplementasikan tarif atas barang-barang impor senilai USD34 miliar dari masing-masing negara. Namun, pemerintahan Trump terus mendesak dengan mengusulkan tambahan tarif atas barang-barang impor asal China.

Menanggapi langkah itu, media China menyebutkan bahwa dengan begitu, tekanan dan aksi pemerasan yang dilakukan Gedung Putih kini menjadi jelas bagi komunitas internasional. "Namun, metode pemerasan esktrem seperti itu tidak akan pernah berhasil terhadap China," tandasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7017 seconds (0.1#10.140)