Kemendag: Pembelian 11 Sukhoi Jalan Terus, Tak Ada Tekanan AS

Senin, 13 Agustus 2018 - 20:07 WIB
Kemendag: Pembelian 11 Sukhoi Jalan Terus, Tak Ada Tekanan AS
Kemendag: Pembelian 11 Sukhoi Jalan Terus, Tak Ada Tekanan AS
A A A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, pada saat ini transaksi 11 pesawat Sukhoi dari Rusia masih berjalan seperti biasa dengan sudah disepakati mekanisme pembelian melalui imbal beli. Artinya, dari pihak Rusia melakukan pembelian komoditas sebanyak 50% dari harga yang disepakati atau senilai USD570 juta.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan mengatakan, mekanisme jual beli ini koordinasinya diserahkan ke Kemendag. Karena itu, untuk Kemendag dan pemerintah Rusia sedang melakukan pembahasan yang mendalam melalui forum kerja sama atau working group.

"Jadi komoditas senilai USD570 juta mekanismenya seperti apa yang sedang dibahas dan akan ada working grup untuk tangani hal itu. Kami dari Kemendag sedang susun komoditasnya dan pihak Rusia susun ketertarikan komoditas yang mana, dibahas detil," ujarnya di Jakarta katanya, Senin (13/8/2018).

Oke menjelaskan, dengan mekanisme tersebut maka pemerintah Rusia sudah menyampaikan draft jenis komoditas yang diinginkan dan Indonesia juga sudah merespons balik. Namun dipastikannya, negosiasi berjalan tanpa ada tekanan dari Amerika Serikat (AS). "Tidak ada tekanan Amerika terkait imbal hasil. Saya yang menegaskan tidak ada persyaratan (dengan Amerika)," tuturnya.

Masih belum selesai negosiasi tersebut, lanjut Oke, dikarenakan ada kendalanya yakni jumlah serta jenis komoditas yang dijadikan imbal dagang. Pada saat MoU, Rusia menyepakati ada beberapa ketertarikan komoditas seperti karet dan Indonesia menawarkan yang bernilai tambah, yakni tekstil dan sawit beserta produk turunannya.

"Misal Rusia mau 10 komoditas, kita mau 20 komoditas. Ada yang kita tawarkan misal, Rusia sudah punya seperti pakaian militer, mereka kan punya pakaian militer," kata dia.

Sementara, Oke menegaskan, working group tersebut secepatnya akan menyusun terkait aturan main, siapa anggotanya dan bagaimana saja tugasnya masih disusun. Begitu sudah realisasi maka Indonesia mengikuti kesepakatan kontrak. "Kemudian baru tindaklanjuti, intinya berjalan paralel. Rusia sepakati komoditasnya, kita siap dengan komoditasnya," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8369 seconds (0.1#10.140)