Deflasi 0,18% Disebabkan Penurunan Harga Bawang Merah hingga Telur Ayam

Senin, 01 Oktober 2018 - 13:29 WIB
Deflasi 0,18% Disebabkan Penurunan Harga Bawang Merah hingga Telur Ayam
Deflasi 0,18% Disebabkan Penurunan Harga Bawang Merah hingga Telur Ayam
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi pada September 2018 yang mengalami deflasi 0,18%. Deflasi terjadi pada dua kelompok pengeluaran yaitu bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 1,62% dan andilnya sebesar 0,35%. Sedangkan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan deflasinya 0,05% dan andilnya 0,01%.

"Tertinggi inflasi terjadi di kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang sebesar 0,54% dan andil 0,04%. Sedangkan inflasi terendah di kelompok kesehatan sebesar 0,41% dan andil 0,02%," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (1/10/2018).

Menurutnya, dari kelompok bahan makanan yang menyumbangkan deflasi adalah penurunan harga daging ayam ras dengan deflasi sebesar 0,13%, bawang merah deflasi sebesar 0,15%, ikan segar 0,04%, telur ayam dan sayuran 0,03%, serta cabai rawit sebesar 0,02%.

"Jadi bahan makanan mengalami deflasi 0,35%, terjadi karena penurunan berabagai komoditas makanan," imbuh dia.

Sementara untuk makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, masih mengalami inflasi sebesar 0,29% dengan andil 0,05%. Untuk kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar inflasinya sebesar 0,21% dan sumbangannya sebesar 0,05%.

"Ini karena ada kenaikan untuk upah tukang yang bukan mandor dan upah PRT, andilnya masing-masing hanya 0,01%," tuturnya.

Untuk kelompok sandang, lanjut pria yang akrab disapa Kecuk, mengalami inflasi sebesar 0,27% dengan andil 0,02%. Kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,41% karena seluruh kelompok kesehatan mengalmai inflasi, seperti kelompok jasa kesehatan inflasinya 0,45% dan obat-obatan 0,28%.

Masih menurut Kecuk, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi sebesar 0,54% dengan andil 0,04%. Hal ini karena kenaikan uang kuliah akademi dan perguruan tinggi yang sebesar 0,03%.

Selanjutnya untuk kelompok transportasi terjadi deflasi sebesar 0,05% dengan andil 0,01%. Ini terjadi karena adanya penurunan tarif angkutan udara.

"Jadi secara umum tarif angkutan udara di 82 kota mengalami penurunan, kecuali di beberapa kota seperti Bengkulu. Karena puncaknya di Ramadhan dan Lebaran, sehingga permintaan turun," tandas dia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5261 seconds (0.1#10.140)