Sri Mulyani Minta Tak Panik Hadapi Gonjang-ganjing Ekonomi Global
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani meminta, masyarakat tidak panik dalam menghadapi gejolak perekonomian global yang tidak sedikit berdampak kepada ekonomi nasional. Lebih lanjut Ia menegaskan bakal bertanggung jawab melindungi perekonomian Indonesia saat menghadapi ketidakpastian global.
"Bagaimana agar negara ini jangan panik di tengah gonjang-ganjing perekonomian global. Namun tetap, jangan sampai melepaskan kewaspadaan sedikit pun," ujar Menkei Sri Mulyani di Jakarta, Senin (22/10/2018).
Mantan Direktur Bank Dunia itu juga meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia harus membiasakan diri untuk tidak saling menyalahkan. Karena menurutnya kejadian di masa lalu harus dijadikan pelajaran agar bisa lebih baik lagi. "Jangan mudah sekali saling menyalahkan. Kita harus menjadi waspada tanpa panik, sebab ini merupakan gejolak ekonomi yang perlu kita hadapi bersama," jelasnya.
Seperti diketahui saat ini nilai tukar rupiah terus merosot terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga tembus level Rp15.187/USD. Sentimen global di antaranya tren kenaikan suku bunga acuan AS alias Fed rate, perang dagang dua ekonomi terbesar dunia yakni Amerika Serikat versus China hingga krisis pada beberapa negara seperti Italia, bisa menjadi efek negatif bagi ekonomi RI.
Sementara itu sebelumnya, Menkeu mengibaratkan ekonomi Indonesia saat ini seperti halnya mobil yang sedang berjalan, kadang harus menghadapi medan berliku dan melewati banyak jalan berlubang. Namun Ia menebar optimistis, yakni menerangkan bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun 2018 mencapai 5,17% dan kuartal-II 2018 di level 5,27% terdongkrak oleh konsumsi, investasi, belanja pemerintah dan ekspor.
"Sampai hari ini saya sampaikan dari sisi pertumbuhan ekonomi, masih mencatat suatu momentum yang sangat positif semester I yakni 5,17%. Bahkan kuartal II 5,27% itu didukung semua sisi demand konsumsi, investasi, government spending, ekspor meskipun impor juga meningkat," paparnya.
"Bagaimana agar negara ini jangan panik di tengah gonjang-ganjing perekonomian global. Namun tetap, jangan sampai melepaskan kewaspadaan sedikit pun," ujar Menkei Sri Mulyani di Jakarta, Senin (22/10/2018).
Mantan Direktur Bank Dunia itu juga meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia harus membiasakan diri untuk tidak saling menyalahkan. Karena menurutnya kejadian di masa lalu harus dijadikan pelajaran agar bisa lebih baik lagi. "Jangan mudah sekali saling menyalahkan. Kita harus menjadi waspada tanpa panik, sebab ini merupakan gejolak ekonomi yang perlu kita hadapi bersama," jelasnya.
Seperti diketahui saat ini nilai tukar rupiah terus merosot terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga tembus level Rp15.187/USD. Sentimen global di antaranya tren kenaikan suku bunga acuan AS alias Fed rate, perang dagang dua ekonomi terbesar dunia yakni Amerika Serikat versus China hingga krisis pada beberapa negara seperti Italia, bisa menjadi efek negatif bagi ekonomi RI.
Sementara itu sebelumnya, Menkeu mengibaratkan ekonomi Indonesia saat ini seperti halnya mobil yang sedang berjalan, kadang harus menghadapi medan berliku dan melewati banyak jalan berlubang. Namun Ia menebar optimistis, yakni menerangkan bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun 2018 mencapai 5,17% dan kuartal-II 2018 di level 5,27% terdongkrak oleh konsumsi, investasi, belanja pemerintah dan ekspor.
"Sampai hari ini saya sampaikan dari sisi pertumbuhan ekonomi, masih mencatat suatu momentum yang sangat positif semester I yakni 5,17%. Bahkan kuartal II 5,27% itu didukung semua sisi demand konsumsi, investasi, government spending, ekspor meskipun impor juga meningkat," paparnya.
(akr)