Rupiah Masih Tak Berkutik Lawan Dolar AS, Awal Pekan Rp15.857 per USD

Senin, 18 November 2024 - 16:29 WIB
loading...
Rupiah Masih Tak Berkutik...
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini ditutup menguat 17 poin. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini ditutup menguat 17 poin atau 0,11% ke level Rp15.857 setelah sebelumnya juga depresiasi. Tren penguatan kurs rupiah juga terlihat pada data JISDOR BI (Bank Indonesia).

Rupiah mengawali pekan ini menurut data JISDOR BI, berada di posisi Rp15.848/USD. Raihan ini sedikit lebih baik dari sesi akhir pekan kemarin yakni Rp15.888 per USD.



Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah salah satunya dari sentimen eksternal yaitu Gubernur Bank Jepang Kazuo Ueda menegaskan, kembali bahwa suku bunga akan terus naik secara bertahap jika ekonomi berkembang sesuai dengan prospek bank sentral.

"Namun, ia tidak menyebutkan apakah kenaikan akan dilakukan pada bulan Desember, dengan mengatakan BOJ perlu memperhatikan berbagai risiko, termasuk untuk ekonomi AS," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (18/11/2024).

Hal itu membuat pasar memperkirakan peluang kenaikan seperempat poin sebesar 54% pada pertemuan kebijakan berikutnya pada tanggal 19 Desember, sedikit berubah dari sebelum pidato tersebut. Ueda juga akan memberikan konferensi pers pada pukul 04.45 hingga 05.15 GMT.

Adapun hal itu adalah kesempatan pertamanya untuk berbicara langsung tentang kebijakan moneter sejak kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS pada tanggal 5 November, yang membuat investor bertanya-tanya apakah ia akan lebih spesifik tentang prospek kenaikan suku bunga.

Suku bunga turun pada akhir minggu lalu setelah Menteri Keuangan Jepang, Katsunobu Kato pada hari Jumat memperingatkan, pasar tentang kemungkinan intervensi jika yen jatuh terlalu jauh dan terlalu cepat.

Selain itu pasar sangat ingin mendengar siapa yang akan dipilih Trump sebagai Menteri Keuangan, dengan Howard Lutnick, CEO Cantor Fitzgerald, dan investor Scott Bessent sebagai kandidat utama untuk jabatan tersebut.

Analis umumnya berasumsi kebijakan tarif Trump, pengurangan imigrasi, dan pemotongan pajak yang didanai utang akan bersifat inflasioner, sehingga membatasi ruang lingkup pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1647 seconds (0.1#10.140)