Jembatan Baltimore Runtuh, Ekspor Batu Bara Global Bisa Kocar-kacir

Rabu, 27 Maret 2024 - 12:05 WIB
loading...
Jembatan Baltimore Runtuh,...
Jembatan di kota Baltimore, Amerika Serikat (AS) ambruk usai ditabrak kapal kargo berbendera Singapura. Kapal itu menabrak Jembatan Francis Scott Key di Baltimore. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Runtuhnya sebuah jembatan utama di Baltimore kemungkinan besar akan menutup ekspor batu bara di pelabuhan tersebut selama enam minggu dan memblokir pengangkutan hingga 2,5 juta ton batu bara, ujar Ernie Thrasher, kepala eksekutif Xcoal Energy & Resources LLC.AS mengekspor sekitar 74 juta ton batu bara tahun lalu, dengan Baltimore sebagai terminal terbesar kedua untuk komoditas tersebut. Penutupan pusat batu bara utama mengancam akan mengganggu rantai pasokan energi global yang akhirnya mulai mengatasi kekusutan yang tersisa akibat perlambatan akibat pandemi.

"Anda akan melihat beberapa pengalihan ke pelabuhan lain, tetapi pelabuhan lain cukup sibuk," kata Thrasher di Xcoal, sebuah perusahaan perdagangan batu bara di Pennsylvania yang bekerja sama dengan beberapa pemasok dikutip Business Stadard, Rabu (27/3/2024). "Ada batasan berapa banyak yang dapat Anda alihkan."



Baltimore mengirimkan kurang dari 2% dari batubara yang diangkut melalui laut secara global, sehingga runtuhnya jembatan ini hanya akan berdampak kecil pada harga global, kata Thrasher. Ia menambahkan bahwa batubara yang bergerak keluar dari Baltimore mencakup banyak batubara termal yang berasal dari India, yang digunakan untuk pembangkit listrik.

"Ini akan menyebabkan beberapa gangguan atau kekacauan dari sudut pandang rantai pasokan," kata Thrasher. "Tetapi pertanyaan besarnya adalah dampaknya terhadap India lebih besar daripada dampak global."

Lihat Foto: Penampakan Kapal Kargo Dali Tabrak Jembatan Baltimore di Amerika Serikat

Permintaan batubara tahunan India mencapai lebih dari 1 miliar ton dan negara ini mengimpor sekitar 238 juta ton bahan bakar ini pada tahun fiskal terakhir, di mana sekitar 6 persen di antaranya dikapalkan dari Amerika Serikat. Baltimore menyumbang sekitar 12 juta ton dari impor tersebut, menurut sebuah catatan penelitian dari perusahaan analitik Energy Aspects.

Catatan Energy Aspects juga memperkirakan lalu lintas laut di Baltimore akan terganggu paling lama dua atau tiga minggu. Beberapa pengiriman batu bara mungkin akan dialihkan sementara ke pelabuhan-pelabuhan lain termasuk Norfolk, Virginia, tambah catatan tersebut.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1567 seconds (0.1#10.140)