Kisah Kasan dan Hanik, UMKM Naik Kelas yang Tembus Alfmart
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kisah UMKM yang naik kelas hingga produk buatannya bisa masuk ke industri ritel modern adalah nyata. Asam garam dunia wirausaha tentu diarungi dan ditaklukkan untuk merasakan manisnya usaha yang dirints.
Di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kasan, pada 2018 silam memulai usahanya berupa krupuk pasir skala rumahan bernama "Krupuk Padang Pasir”.
Ia memulai kisahnya saat tiap minggu hanya mampu menjual 25 bungkus krupuk pasir.
“Saya titipkan krupuk pasir dari warung satu ke warung satu saat itu. Laku 25 bungkus satu minggu sudah sangat Alhamudulillah,” akunya.
Namun, dia terus tekun untuk melanjutkan usaha dan punya mimpi untuk membesarkan usahanya. Sekitar dua tahun, Kasan masih menggunaakan metode jual titip ke warung-warung. Hingga pada 2020, dia mengambil langkah serius dengan mengurus semua izin yang diperlukan dan meningkatkan kualitas produksinya.
Pada 2021, usahanhya berbuah hasil. Kerupuk Padang Pasir berhasil masuk di Alfamart. Kebanggan baginya karena bisa memenuhi standar ritel modern, sehingga membuka peluang pasar yang lebih luas.
"Alhamdulillah, kami bisa suplai ke lebih dari 100 toko Alfamart di Kabupaten Jember. Produk kami pun diterima konsumen yang lebih banyak lagi dan menjadi pilihan utama masyarakat Jember yang membeli krupuk di Alfamart,” ucap Kasan.
Cerita serupa juga ada di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Haniatus Zunaenah atau yang akrab dipanggil Hanik, memulai usahanya membuat peyek kacang satu dekade lalu pada tahun 2014.
Hanik memulai usaha dengan menjajakan ke tiap warung-warung di sekitar jalur pantura sekitar rumahnya. Tahun-tahun pertama ia rasakan cukup lancar meski penjualan tidak terlalu besar. Usaha yang Hanik ini pun sempat mendapat tentangan dari suami karena rasa cemas akan gagal pula di akhir.
Namun, Hanik tetap tekun menjalankan usaha, hingga jalan sukses itu mulai terbuka sedikit demi sedikit. Pada 2022, dia berkesempatan untuk mengikuti sesi kurasi produk lokal oleh Alfamart.
Diakui Hanik, seleksi produk UMKM untuk tembus pasaran Alfamart cukup ketat. Dari 4 produk olahan peyek miliknya, yakni peyek teri, peyek rebon, peyek kacang tanah, dan peyek kacang hijau, hanya satu yang bisa lolos seleksi.
"Yang bisa lolos itu peyek kacang tanah. Memang seleksinya ketat. Harus ada ijin usaha, BPOM, dan lainnya. Alhamdulillah, ini bisa lolos," tuturnya.
Kini, peyek kacang buatan Hanik telah dipasarkan di gerai Alfamart yang ada di Kendal dan kota-kota sekitar. Dia pun telah memiliki 4 karyawan dan mampu menghasilkan 30 kg peyek setiap harinya. Bahkan, dia kerap kali menambah dua karyawan setiap menjelang hari raya idul fitri.
Alfamart selama ini memang terbuka bagi produk makanan ringan lokal daerah untuk bisa dipasarkan di gerai-gerai wilayah tertentu.
“Kami lihat terutama adalah potensi produk itu bisa diterima masyarakat sehingga banyak dibeli, Alfamart tentu senang bisa memfasilitasi UMKM-UMKM lokal ini agar makin besar,” jelas Corporate Communications AlfamartRani Wijaya.
Bahkan, di 2024 ini Alfamart menyiapkan ribuan toko yang menyediakan tempat pajang-jual khusus untuk produk-produk lokal khas daerah.
Di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kasan, pada 2018 silam memulai usahanya berupa krupuk pasir skala rumahan bernama "Krupuk Padang Pasir”.
Ia memulai kisahnya saat tiap minggu hanya mampu menjual 25 bungkus krupuk pasir.
“Saya titipkan krupuk pasir dari warung satu ke warung satu saat itu. Laku 25 bungkus satu minggu sudah sangat Alhamudulillah,” akunya.
Namun, dia terus tekun untuk melanjutkan usaha dan punya mimpi untuk membesarkan usahanya. Sekitar dua tahun, Kasan masih menggunaakan metode jual titip ke warung-warung. Hingga pada 2020, dia mengambil langkah serius dengan mengurus semua izin yang diperlukan dan meningkatkan kualitas produksinya.
Pada 2021, usahanhya berbuah hasil. Kerupuk Padang Pasir berhasil masuk di Alfamart. Kebanggan baginya karena bisa memenuhi standar ritel modern, sehingga membuka peluang pasar yang lebih luas.
"Alhamdulillah, kami bisa suplai ke lebih dari 100 toko Alfamart di Kabupaten Jember. Produk kami pun diterima konsumen yang lebih banyak lagi dan menjadi pilihan utama masyarakat Jember yang membeli krupuk di Alfamart,” ucap Kasan.
Cerita serupa juga ada di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Haniatus Zunaenah atau yang akrab dipanggil Hanik, memulai usahanya membuat peyek kacang satu dekade lalu pada tahun 2014.
Hanik memulai usaha dengan menjajakan ke tiap warung-warung di sekitar jalur pantura sekitar rumahnya. Tahun-tahun pertama ia rasakan cukup lancar meski penjualan tidak terlalu besar. Usaha yang Hanik ini pun sempat mendapat tentangan dari suami karena rasa cemas akan gagal pula di akhir.
Namun, Hanik tetap tekun menjalankan usaha, hingga jalan sukses itu mulai terbuka sedikit demi sedikit. Pada 2022, dia berkesempatan untuk mengikuti sesi kurasi produk lokal oleh Alfamart.
Diakui Hanik, seleksi produk UMKM untuk tembus pasaran Alfamart cukup ketat. Dari 4 produk olahan peyek miliknya, yakni peyek teri, peyek rebon, peyek kacang tanah, dan peyek kacang hijau, hanya satu yang bisa lolos seleksi.
"Yang bisa lolos itu peyek kacang tanah. Memang seleksinya ketat. Harus ada ijin usaha, BPOM, dan lainnya. Alhamdulillah, ini bisa lolos," tuturnya.
Kini, peyek kacang buatan Hanik telah dipasarkan di gerai Alfamart yang ada di Kendal dan kota-kota sekitar. Dia pun telah memiliki 4 karyawan dan mampu menghasilkan 30 kg peyek setiap harinya. Bahkan, dia kerap kali menambah dua karyawan setiap menjelang hari raya idul fitri.
Alfamart selama ini memang terbuka bagi produk makanan ringan lokal daerah untuk bisa dipasarkan di gerai-gerai wilayah tertentu.
“Kami lihat terutama adalah potensi produk itu bisa diterima masyarakat sehingga banyak dibeli, Alfamart tentu senang bisa memfasilitasi UMKM-UMKM lokal ini agar makin besar,” jelas Corporate Communications AlfamartRani Wijaya.
Bahkan, di 2024 ini Alfamart menyiapkan ribuan toko yang menyediakan tempat pajang-jual khusus untuk produk-produk lokal khas daerah.
(skr)