Boeing Produksi Pesawat Komersial untuk Jarak Tempuh 21.570 Km

Kamis, 13 Desember 2018 - 07:58 WIB
Boeing Produksi Pesawat Komersial untuk Jarak Tempuh 21.570 Km
Boeing Produksi Pesawat Komersial untuk Jarak Tempuh 21.570 Km
A A A
WASHINGTON - Boeing memproduksi pesawat bisnis bagi para traveler VIP yang ingin terbang nonstop antara dua kota yang jaraknya berjauhan.

Pesawat tersebut mampu terbang dari Perth, Australia ke New York City, Amerika Serikat (AS) secara langsung. Pesawat BBJ 777X mampu menempuh jarak 21.570 km dan akan menjadi pesawat yang mampu melayani penerbangan komersial terpanjang di dunia.

Model baru itu menunjukkan Boeing akan bertarung dengan Airbus yang sudah menge luarkan A350-900 ULR (Ultra-Long Range) yang digunakan Singapore Airlines untuk penerbangan 17 jam dari London ke Singapura. Pesawat Airbus itu hanya mampu terbang 16.700 km.

Jika pesawat Boeing sudah dirilis ke pasar, pesawat tersebut akan mampu memecahkan rekor yang se belumnya dipegang Airbus. Boeing mengklaim pesawat itu mampu terbang keliling setengah dunia tanpa berhenti dan lebih hebat dibandingkan pesawat mana pun yang pernah dibuat.

“Pelanggan eksklusif kita ingin terbang dengan ruang yang terbaik dan kenyamanan secara langsung dari destinasi wisata,” ujar Kepala Boeing Business Jets Greg Laxton di Middle East Business Aviation Association Show (MEBAA), dilansir CNN.

“BBJ 777X akan mampu melakukan hal tersebut yang tidak dilakukan pesawat lain sebelumnya. Itu mendefinisikan ulang penerbangan VIP jarak jauh,” papar Laxton.

Boeing menyatakan pesawat tersebut bisa menghubungkan perjalanan dua kota di du nia yang ditempuh selama sehari, misalnya New York City dan Perth di Australia Barat. Itu akan menjadi revolusi besar dalam industri penerbangan. Kemudian, pesawat tersebut juga bisa terbang dari Seattle ke Dubai atau London ke Sydney.

Dua versi jet tersebut yang di produksi adalah BBJ 777-8 dan 777-9. Keduanya berbeda jarak tempuh yang ditawarkan. Pesawat Boeing BBJ 777-9 hanya mampu terbang 20.370 km, tetapi memiliki kabin yang lebih besar. Untuk BBJ 777-9 menjadi jet pribadi untuk kelas bisnis.

Bagaimana dengan bahan bakar? Selama ini maskapai penerbangan enggan membeli pesawat jarak jauh karena masalah boros bahan bakar. Boeing menjamin pesawat yang mampu terbang jarak jauh itu dikenal sangat hemat bahan bakar. Pesawat tersebut mampu menampung 350 hingga 425 penumpang.

Namun, mereka juga menawarkan pesawat tersebut bisa digunakan untuk urusan pribadi dan korporasi. Boeing Business Jets merilis tiga konsep desain interior untuk versi VIP bagi pesawat bermesin ganda untuk penerbangan jarak jauh.

Misalnya pesawat dengan desain Shaheen bergaya Arab di mana di dalam pesawat tersebut terdapat ruangan yang luas, ruang permainan, bioskop, dan kamar mandi bergaya Turki. Desain interior itu menggunakan firma konsultan desain interior.

Berapa harganya? Untuk BBJ 777-8 dijual USD442,8 juta (Rp6,4 triliun) dan BBJ 777-9 mencapai USD453,6 juta (Rp6,6 triliun). Yang perlu di ca tat harga tersebut belum termasuk interior di dalam pesawat. Biaya interior dalam pesawat bisa mencapai USD90 juta (Rp1,3 triliun) hingga USD175 juta (R2,5 triliun).

Salah satu permintaan untuk interior pesawat tersebut adalah Jacuzzi. “Berdiri di kamar mandi tidak terlalu nyaman di pesawat,” kata Fecteau.

Selain itu, desain pesawat mewah lainnya adalah fasilitas sauna. Tidak mengejutkan, Boeing tidak menjual banyak pesawat jet bertubuh besar. Mereka hanya mengirimkan 47 pesawat sejak 1996, termasuk 13 pesawat Boeing 777 dan 12 pesawat Boeing 787.

Sebagian besar pembelinya adalah kepala pemerintahan dan perusahaan swasta yang kerap terbang dengan delegasi besar. Pesawat Boeing versi VIP yang lebih kecil adalah 737 yang terjual sekitar 185 buah. Sebagian besar pembelinya adalah perseorangan.

Untuk pesawat komersial, Boeing memproduksi 810 pesawat tahun ini. Pasar utama BBJ adalah Timur Tengah mencapai 29% dari total pemesanan. Timur Tengah juga masih memimpin untuk pesanan pesawat berbadan besar mencapai 52%.

Pe sawat 747 dibeli oleh para penguasa minyak di Arab Saudi, Bahrain, Dubai, dan Abu Dhabi. Dalam 10 tahun mendapatkan, pesanan jet bisnis bisa meningkat hingga 68% atau 6.564 pesawat. Peningkatan pengiriman akan meningkat dari 10 pesawat pada 2018, bertambah menjadi 21 pada 2023.

“Pelanggan ini pesawat yang lebih lebar dan mereka ingin bisa terbang lebih jauh,” kata Direktur Pemasaran BBJ Kapten Alex Fecteau, dilansir Forbes . BBJ telah menerima 21 pesawat untuk BBJ MAX dan telah terisi pemesannya hingga 2022. (Andika Hendra)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5405 seconds (0.1#10.140)