Mentan Dorong Kampus Jadi Motor Penggerak Revolusi Pertanian Modern

Kamis, 13 Desember 2018 - 20:01 WIB
Mentan Dorong Kampus Jadi Motor Penggerak Revolusi Pertanian Modern
Mentan Dorong Kampus Jadi Motor Penggerak Revolusi Pertanian Modern
A A A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) hari ini menegaskan bahwa kalangan mahasiswa sebagai generasi muda harus melahirkan inovasi dan teknologi pertanian modern.

Menteri Amran menegaskan, motor penggerak revolusi pembangunan pertanian modern yang bisa menyediakan pangan secara berdaulat dan bahkan pangan untuk dunia adalah kampus. Sebab, pendidikan dan teknologi saling bertautan.

"Bukan politik yang mengubah peradaban tapi pengetahuan dan teknologi. Kampus menjadi motor penggerak yang melahirkan inovasi teknologi dan generasi muda pertanian milenial," tegas Amran dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/12/2018).

Dalam rangka memotivasi mahasiswa, Amran mengemukakan bahwa dalam empat tahun pemerintahan Jokowi-JK, kinerja pembangunan pertanian Indonesia sangat membanggakan. Capaian gemilang yang ditempuh yakni inflasi pangan turun drastis dari 10,57% menjadi hanya 1,26%.

Capaian pemerintah di sektor pertanian di bawah kendali Menteri alumnus Fakultas Unhas ini memang terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Inflasi pangan yang awalnya 10,57% menjadi hanya 1,26%.

"Kalau inflasi naik, kemiskinan naik dan kalau inflasi turun jauh, petani yang merugi. Ini posisi ideal, ukuran pertumbuhan ekonomian Indonesia," bebernya.

Capaian berikutnya, lanjut Amran, ekspor pangan naik 29,7% dengan nilai Rp1.360 triliun dan investasi di bidang pertanian naik 110% dengan nilai Rp94,2 triliun. Selain itu, kontribusi sektor pertanian meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) naik 47,2% dengan nilai Rp1.375 triliun.

Menurut Amran, capaian tersebut diraih melalui berbagai langkah serta program terobosan. Di antaranya, melalui perubahan kebijakan atau perubahan sistem melalui online single submission dan pengurusan izin dokumen ekspor yang disusun sesingkat mungkin.

"Dulu mengurus izin bisa butuh waktu tiga tahun, setahun, tiga bulan. Tapi hari ini di Kementan tanpa pungli, kalau kami temukan kami langsung pecat, sekarang mengurus izin hanya butuh tiga jam dan tidak perlu ketemu. Hasilnya investasi naik dan berdampak pada inflasi turun sehingga sektor pertanian, penyumbang terbesar penurunan inflasi," bebernya.

Lebih lanjut Amran mengungkapkan capaian pembangunan pertanian mampu juga meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP). Kenaikan ini menarik karena dicapai di tengah inflasi tertekan.

"Kenapa? Karena kita mencoba memotong rantai pasok yang cukup panjang, disparitasnya 100-300%, ini yang kita tekan agar petani untung, pelaku usaha untung dan konsumen pun tersenyum," ungkapnya.

Tak hanya itu, capaian lain di sektor pertanian selama empat tahun terakhir adalah turunnya kemiskinan pedesaaan dari 17,74 juta orang menjadi 15,81 juta orang. Begitu pun minat mahasiswa terhadap jurusan pertanian meningkat. Berdasarkan data Ditjen Dikti, tahun 2018 mahasiswa pertanian meningkat 64,16% dibanding 2010 sehingga ini membuktikan sektor pertanian semakin menarik.

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Baharuddin pun mengapresiasi semangat Menteri Amran dalam membagikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya. Dia menegaskan, hal itu perlu agar dosen dan mahasiswa memiliki semangat yang tinggi untuk terjun ke sektor pertanian dan terus berinovasi menghasilkan teknologi pertanian modern, khususnya yang mampu menghadapi era industri pertanian 4.0.

"Di era industri pertanian 4.0, tidak ada teknologi yang tidak bisa dikembangkan di Indonesia. Banyak inovasi teknologi yang kita hasilkan, tapi yang lebih penting itu implementasinya di lapangan sehingga bermanfaat bagi pembangunan pertanian dan petani itu sendiri," tegas Baharuddin.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7549 seconds (0.1#10.140)