Soal Lemasnya Nilai Tukar Rupiah, Ini Pandangan Bos BCA

Senin, 22 April 2024 - 18:27 WIB
loading...
Soal Lemasnya Nilai...
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja. FOTO/Dok.
A A A
JAKARTA - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja ikut buka suara soal melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) belakangan ini. Menurut bos bank berkode saham BBCA tersebut, lemahnya rupiah tidak semata akibat imbas konflik di Timur Tengah.

Menurut Jahja, melemahnya rupiah yang kini berada di rentang Rp16.200-Rp16.300 per USD itu disebabkan beberapa faktor, yang intinya adalah persoalan penawaran dan permintaan (supply and demand).



"Saya kurang setuju jika dikatakan itu (akibat) masalah di Timur Tengah. Sebenarnya melemahnya rupiah ke Rp16.200-Rp16.300 lebih karena beberapa faktor," kata Jahja di Jakarta, Senin (22/4/2024).

Salah satunya, kata dia, adalah tingginya impor bahan-bahan baku oleh para pengusaha di dalam negeri untuk menyiapkan produksi menjelang Hari Raya Lebaran. "Biasanya itu masa-masa Idulfitri peningkatan akan lebih daripada normal, jadi ada kebutuhan impor meningkat," tuturnya.



Selain itu, lanjut dia, ada juga dampak dari investor luar negeri yang menarik dolarnya keluar beberapa waktu lalu. Selanjutnya, di kuartal pertama ini menurut dia banyak perusahaan-perusahaan yang membagikan dividen, yang sebagian kemudian mengalir keluar mengingat investornya adalah perusahaan-perusahaan asing.

"Jadi ada masalah supply and demand," tegasnya. Karena itu, Jahja pun setuju jika Bank Indonesii (BI) tidak jor-joran melakukan intervensi. Sebab, dia mengibaratkan hal itu seperti membuang garam ke laut.

"Setelah demand-nya menurun, mungkin Bank Indonesia bisa menstabilisasi kembali dolar. Apakah nanti akan di bawah Rp16.000 atau tidak itu tergantung situasi dan kondisi," kata dia.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Rupiah Ambruk hingga...
Rupiah Ambruk hingga Sentuh Rp16.622, BI Sebut Beda Cerita dengan Krismon 1998
Kurs Rupiah Ambruk ke...
Kurs Rupiah Ambruk ke Rp16.622/USD, Respons Airlangga Biasa Aja
Rupiah Hari Ini Ditutup...
Rupiah Hari Ini Ditutup Makin Parah Jadi Rp16.611/USD
Rupiah Jatuh ke Titik...
Rupiah Jatuh ke Titik Terlemah, Tersandera Sentimen Global dan Domestik
Rupiah Jeblok ke Level...
Rupiah Jeblok ke Level Terendah Sejak Krisis 1998
India Terang-terangan...
India Terang-terangan ke BRICS: Kami Tidak Akan Campakkan Dolar AS
Pimpin BRICS Hadapi...
Pimpin BRICS Hadapi Perang Dagang AS, China Susun Rencana Baru
Rupiah Sepekan Melemah...
Rupiah Sepekan Melemah Hampir 1 Persen, Berikut Penyebabnya
Rupiah Keok Lawan Dolar...
Rupiah Keok Lawan Dolar AS, Hari Ini Bertengger di Rp16.501/USD
Rekomendasi
Dukung Kelancaran Mudik...
Dukung Kelancaran Mudik 2025, Antam Buka Posko Bersama di Bandara Sultan Hasanuddin
6 Makanan yang Sebaiknya...
6 Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Mudik Lebaran, Bikin Ngantuk
Rakyat Palestina Rayakan...
Rakyat Palestina Rayakan Idulfitri, Israel Intensifkan Serangan Darat dengan Kirim Ribuan Tentara ke Rafah
Berita Terkini
Manajer Perempuan di...
Manajer Perempuan di Nestle Meningkat, Ciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif
4 jam yang lalu
Pertamina Antisipasi...
Pertamina Antisipasi Pasokan BBM di Bengkulu Akibat Pendangkalan Pulau Baai
4 jam yang lalu
SIG Berhasil Tekan Beban...
SIG Berhasil Tekan Beban Pokok Pendapatan 0,8% Jadi Rp28,26 Triliun
5 jam yang lalu
Program Mudik Bersama...
Program Mudik Bersama BUMN, BRI Life dan BRI Kolaborasi Beri Perlindungan Asuransi
6 jam yang lalu
BSI Ingatkan Nasabah...
BSI Ingatkan Nasabah Waspada Penipuan Bermodus Social Engineering
6 jam yang lalu
Mentan Amran: Operasi...
Mentan Amran: Operasi Pasar Pangan Murah AgriPost Stabilkan Harga Pangan
6 jam yang lalu
Infografis
Solidaritas Antar Anggota...
Solidaritas Antar Anggota Retak, Ini 3 Tanda Kehancuran NATO
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved