Pupuk Indonesia-Brunei Darussalam Kerja Sama Pengembangan Urea dan Amonia

Selasa, 23 April 2024 - 21:19 WIB
loading...
Pupuk Indonesia-Brunei Darussalam Kerja Sama Pengembangan Urea dan Amonia
Dirut Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi dan Chief Executive Officer BFI Sdn Bhd, Harri Kiiski berjabat tangan usai menandatangani Head of Agreement (HoA) pengembangan urea dan amonia di Abu Dhabi, UEA. FOTO/Ist
A A A
JAKARTA - Pupuk Indonesia bekerja sama dengan Brunei Fertilizer Industries Sdn Bhd (BFI) mengembangkan urea dan amonia untuk menjaga ketahanan pangan nasional dan regional ASEAN. Kedua BUMN ini sepakat untuk menandatangani perjanjian pendahuluan atau Head of Agreement (HoA) tentang pengembangan urea dan amonia.

"Pupuk Indonesia menyambut baik kerja sama pengembangan urea dan amonia dengan Brunei Fertilizer Industries, selaku BUMN pupuk Brunei Darussalam," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi dalam pernyataan resmi, Selasa (23/4/2024).

Kerja sama ini ditandatangani langsung oleh Rahmad Pribadi dan Chief Executive Officer BFI Sdn Bhd, Harri Kiiski di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Rahmad mengungkapkan kerja sama tersebut sejalan dengan mandat yang diterima Pupuk Indonesia sebagai pemimpin penopang ketahanan pangan nasional.

Lihat Foto: Pupuk Indonesia Bawa UMKM Binaan Go Global Dengan Pesona Kriya

Sebagai BUMN, Pupuk Indonesia dengan inovasi dan terus mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan mendorong transformasi hijau industri pupuk dan petrokimia Indonesia. Kerja sama tersebut akan terus diperluas dengan melibatkan produsen pupuk dari negara-negara ASEAN lainnya guna mendorong ketahanan pangan di tingkat regional.

"Inti kerja sama ini mencakup kesepakatan kedua belah pihak untuk menjajaki sinergi dalam pemasaran, layanan operasional dan pemeliharaan, kolaborasi proyek pengembangan pabrik, serta pengadaan peralatan penting dan suku cadang darurat," jelas Rahamd.

Menurut dia kerja sama ini juga mencakup aspek-aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan (health, safety, security, and environment/HSSE), serta kolaborasi dalam berbagi pengetahuan dan pelatihan.

Lebih lanjut, kolaborasi ini merupakan upaya bersama antara BFI dan Pupuk Indonesia sebagai langkah awal untuk membangun ekosistem yang saling membangun dalam industri pupuk di ASEAN, dimulai dari Indonesia dan Brunei.

Ke depan, banyak area untuk komitmen dan kerjasama dengan BFI dan produsen pupuk lainnya di ASEAN. Pihaknya melihat kerja sama ini akan memperkuat hubungan regional utamanya di wilayah ASEAN.

"Kami sebagai produsen pupuk di regional ASEAN bersama-sama ingin memastikan tidak adanya interupsi proses dalam kegiatan kami, karena ketersediaan pupuk terkait langsung dengan ketahanan pangan. Dalam hal ini tentu juga menyangkut ketahanan pangan regional," jelas Rahmad.



Setelah proses penandatanganan, Pupuk Indonesia dan BFI akan membentuk tim bersama yang terdiri dari perwakilan kedua belah pihak. Anak perusahaan juga dapat terlibat dalam implementasi lebih lanjut berdasarkan perjanjian yang telah ditandatangani.

Pupuk Indonesia, sebagai perusahaan pupuk terbesar di Asia Pasific, Timur Tengah, dan Afrika Utara, saat ini memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 9,4 juta ton dan amonia 7 juta ton. Dengan kapasitas tersebut, Pupuk Indonesia menjadi salah satu pilar penting dalam menopang ketahanan pangan nasional dan memainkan peran yang signifikan dalam mendukung ketahanan pangan regional, khususnya di ASEAN.

Sementara, Chief Executive Officer BFI Harri Kiiski menyambut baik kerjasama pengembangan urea dan amonia bersama Pupuk Indonesia.

"Tidak hanya sebagai hubungan antar-perusahaan, namun sebagai hubungan antar-negara di tingkat regional ASEAN. Kami meyakini kerja sama ini adalah workable partnership yang akan memberikan benefit untuk semua pihak, baik BFI maupun Pupuk Indonesia," jelas Harri.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1368 seconds (0.1#10.140)