Strategi Sate Taichan TBob Tetap Berasap di Kala Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Usianya memang terbilang muda, tapi kecepatannya dalam mengambil keputusan bisnis tak bisa dipandang sebelah mata. Begitu pandemi mulai menyerang Indonesia, dan diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Ananda Aurora Khaerunnisa yang berusia 20 tahun segera melanjutkan usaha sate taichan-nya secara online (daring) . Pasalnya, kios Sate taichan Tbob yang terletak di Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, terpaksa ditutup sementara sebagai wujud tindakan taat aturan.
Memang, ada konsekuensi “besar” atas keputusan Auroa itu. Omzetnya anjlok cukup dalam, antar 50% hingga 60%. Biasanya, ketika kios masih buka dan belum beralih ke daring, Tbob bisa membakar 2.500 sampai 3.000 tusuk dengan omzet Rp5-7 juta per hari.
Nah setelah kios tutup dan beralih ke daring, penjualan sate taichan Tbob hanya sebanyak 600-700 tusuk saja. Tak pelak, omzet yang bisa didulangnya pun mengecil, paling maksimal Rp2 juta per hari.
“Kendala yang saya alami tidak menentunya waktu pemesanan sehingga Sate Taichan Tbob hanya menyiapkan sebanyak 1.000 tusuk saja per hari. Jadi, kadang sepi banget, kadang rame banget,” ujar Aura, Selasa (18/8/2020).
Kondisi berat yang dihadapi Auroa tak membuatnya melempem alias patah semangat untuk menjalankan roda usahanya. Bisa jadi, sikap itu berkat “DNA” yang dititiskan sang ayah, M. Ikhsan Ingratubun, Ketua Asosiasi UMKM Indonesia yang juga kesohor dengan sebutan Raja Konro Daeng Naba.
Malah, menurut Aurora, era digitalisasi online yang saat ini mewabah semua sektor bisnis, sangat membantu para pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya, termasuk Sate Taichan Tbob. Dengan usaha daring, salah satu keuntungan yang didapat adalah bisa menjangkau pembeli lebih luas lagi, dan promosi yang dilakukan lebih efektif serta efisien.
“Jadi tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak untuk promosi produk, atau brand dapat dengan cepat terdengar di kuping para pembeli,” jelas Aurora. ( Baca juga:BNI Akan Berupaya Menjaga Perolehan Labanya Tetap Positif )
Akhir April 2020 Tbob mulai aktif menempuh pemasaran daring melalui sosial media, yaitu Instagram dengan akun yang bernama @Satetaichantbob. Medsos membuat produk Tbob sangat cepat dan langsung dikenal di kalangan anak muda. Dengan hashtag #satenyaAnakMuda menjadikan Tbob sebagai sate yang sangat digemari di kalangan anak muda. Mulai dari endorsement sampai tampilan gambar untuk diposting di akun milik Sate Taichan Tbob, Aura melakukannya sendiri.
Kegigihan Auroa dalam menjalankan bisnis sate taichan memang tak mendadak muncul begitu saja. Selain punya titisian bisnis, Aurora juga diinspirasi oleh Putri Nur Anisa, sang kakak sebagai pencutus kios Sate Taichan Tbob yang sudah almarhum. Selain melanjutkan usaha sang kakak, Aurora ingin memberikan upaya yang terbaik demi usaha itu.
“Aku ingin membuat kak putri bangga” kata Aurora.
Nah, setelah pemerintah memberlakukan kebijakan adaptasi kebiasaan baru, kios sate taichan Tbob di bilangan Ampera tadi akan dibuka dalam waktu dekat ini. Jadi para penggemar sate taichan yang ingin menyatap langsung dan menikmati aroma nikmat bakaran sate, bisa langsung menuju lokasi.
“Minggu ini kami buka kembali,” tutup Aurora.
Memang, ada konsekuensi “besar” atas keputusan Auroa itu. Omzetnya anjlok cukup dalam, antar 50% hingga 60%. Biasanya, ketika kios masih buka dan belum beralih ke daring, Tbob bisa membakar 2.500 sampai 3.000 tusuk dengan omzet Rp5-7 juta per hari.
Nah setelah kios tutup dan beralih ke daring, penjualan sate taichan Tbob hanya sebanyak 600-700 tusuk saja. Tak pelak, omzet yang bisa didulangnya pun mengecil, paling maksimal Rp2 juta per hari.
“Kendala yang saya alami tidak menentunya waktu pemesanan sehingga Sate Taichan Tbob hanya menyiapkan sebanyak 1.000 tusuk saja per hari. Jadi, kadang sepi banget, kadang rame banget,” ujar Aura, Selasa (18/8/2020).
Kondisi berat yang dihadapi Auroa tak membuatnya melempem alias patah semangat untuk menjalankan roda usahanya. Bisa jadi, sikap itu berkat “DNA” yang dititiskan sang ayah, M. Ikhsan Ingratubun, Ketua Asosiasi UMKM Indonesia yang juga kesohor dengan sebutan Raja Konro Daeng Naba.
Malah, menurut Aurora, era digitalisasi online yang saat ini mewabah semua sektor bisnis, sangat membantu para pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya, termasuk Sate Taichan Tbob. Dengan usaha daring, salah satu keuntungan yang didapat adalah bisa menjangkau pembeli lebih luas lagi, dan promosi yang dilakukan lebih efektif serta efisien.
“Jadi tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak untuk promosi produk, atau brand dapat dengan cepat terdengar di kuping para pembeli,” jelas Aurora. ( Baca juga:BNI Akan Berupaya Menjaga Perolehan Labanya Tetap Positif )
Akhir April 2020 Tbob mulai aktif menempuh pemasaran daring melalui sosial media, yaitu Instagram dengan akun yang bernama @Satetaichantbob. Medsos membuat produk Tbob sangat cepat dan langsung dikenal di kalangan anak muda. Dengan hashtag #satenyaAnakMuda menjadikan Tbob sebagai sate yang sangat digemari di kalangan anak muda. Mulai dari endorsement sampai tampilan gambar untuk diposting di akun milik Sate Taichan Tbob, Aura melakukannya sendiri.
Kegigihan Auroa dalam menjalankan bisnis sate taichan memang tak mendadak muncul begitu saja. Selain punya titisian bisnis, Aurora juga diinspirasi oleh Putri Nur Anisa, sang kakak sebagai pencutus kios Sate Taichan Tbob yang sudah almarhum. Selain melanjutkan usaha sang kakak, Aurora ingin memberikan upaya yang terbaik demi usaha itu.
“Aku ingin membuat kak putri bangga” kata Aurora.
Nah, setelah pemerintah memberlakukan kebijakan adaptasi kebiasaan baru, kios sate taichan Tbob di bilangan Ampera tadi akan dibuka dalam waktu dekat ini. Jadi para penggemar sate taichan yang ingin menyatap langsung dan menikmati aroma nikmat bakaran sate, bisa langsung menuju lokasi.
“Minggu ini kami buka kembali,” tutup Aurora.
(uka)