Kementan: yang Turun Drastis Adalah Impor Jagung Pakan Ternak

Senin, 18 Februari 2019 - 11:20 WIB
Kementan: yang Turun Drastis Adalah Impor Jagung Pakan Ternak
Kementan: yang Turun Drastis Adalah Impor Jagung Pakan Ternak
A A A
JAKARTA - Pada debat Calon Presiden (Capres) yang digelar Minggu (17/2)malam, Capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa impor jagung sejak 2014 hingga 2018 turun signifikan. Dalam debat capres tersebut, Jokowi mengatakan, di 2014, Indonesia mengimpor jagung 3,5 juta ton jagung dan di 2018 turun drastis menjadi hanya 180.000 ton.

Tentang hal ini, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita memberikan penjelasan. Dia mengatakan, impor jagung yang dimaksud Capres 01 adalah jagung untuk pakan ternak.

"Impor jagung turun spektakuluer itu saya pastikan yang dimaksud adalah jagung pakan ternak, karena porsi impor jagung pakan ternak waktu lalu jumlahnya sangat besar, jutaan ton per tahun," ujarnya di Jakarta, Senin (18/2/2019).

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), total impor jagung di tahun 2013 sebesar 3,29 juta ton senilai USD983,8 juta. Selanjutnya, dengan program menanam jagung besar-besaran di bawah Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, kata Ketut, impor jagung untuk pakan ternak dapat ditekan signifikan. Pada 2016 impor jagung turun drastis dan pada 2017 tidak ada impor jagung pakan ternak.

"Hati-hati terkait data impor jagung ini, karena ada beberapa kode HS (Harmonized System) dan jagung bukan merupakan produk tunggal. Jadi jangan dipersepsikan bahwa impor tersebut seluruhnya digunakan sebagai bahan pakan. Kementerian terkait yang mengeluarkan izin impor jagung untuk industri dan pangan lainnya. Kementerian Pertanian sejak tahun 2018 tidak lagi mengeluarkan rekomendasi impor jagung untuk pakan ternak," jelasnya.

Karena itu, Ketut menuturkan, jika terdapat angka selisih tentang angka impor itu bisa jadi karena ada jagung segar untuk benih dan brondong serta jagung olahan yang dapat berupa maizena, jagung giling, pati jagung, minyak jagung, sekam, dedak, bungkil dan residu lainnya. Sehingga, data yang disampaikan pada beberapa media itu, angkanya kurang tepat.

"Saya yang lebih tahu tentang impor jagung pakan ternak ini karena sebelum tahun 2018 saya yang mengeluarkan rekomendasi impor jagung pakan ternak, dan atas kebijakan Menteri Amran, pada tahun 2017 zero impor jagung pakan ternak," pungkasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4577 seconds (0.1#10.140)