Pemimpin Wanita Perkaya Cara Pandang Perusahaan Tambang

Kamis, 14 Maret 2019 - 13:20 WIB
Pemimpin Wanita Perkaya Cara Pandang Perusahaan Tambang
Pemimpin Wanita Perkaya Cara Pandang Perusahaan Tambang
A A A
Pertambangan identik dengan maskulinitas. Keterlibatan kaum hawa di dunia eksplorasi sumber daya alam ini terbilang jarang. Padahal keberadaan wanita bisa memperkaya sudut pandang dalam menentukan strategi dan pengambilan keputusan di perusahaan.

PT Vale Indonesia Tbk, perusahaan tambang dengan basis operasi di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, tidak menutup mata terhadap potensi pemimpin wanita. Posisi Deputy Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Chief Financial Officer (CFO) kini dijabat Febriany Eddy, sosok wanita yang sudah sejak 2007 bekerja di perusahaan multinasional ini. Bagi Febriany, menunjukkan kemampuannya di tengah dominasi kaum pria justru menjadi motivasi untuk memberikan yang terbaik.

Kerja kerasnya pun berbuah manis. Tidak hanya menjadi pekerja tambang, dia sukses meniti karier hingga menjadi salah satu pemimpin bahkan dengan dua jabatan, Deputy CEO dan CFO. Rangkap jabatan ini menjadi bukti jika perempuan mampu bersaing di sektor pertambangan. Lantas seperti apa Febriany Eddy melihat perkembangan industri tambang setelah mendapatkan amanah baru sebagai Deputy CEO? Bagaimana pula langkah dan strateginya membawa perusahaan kian maju dan berdaya saing? Berikut wawancara KORAN SINDO dengan Deputy CEO PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy belum lama ini.

Bagaimana Anda melihat perkembangan industri pertambangan di Indonesia terutama nikel ke depan?
Perkembangan industri pertambangan, khususnya nikel, sangat pesat sejak 2014. Ini ditandai dengan kebijakan pemerintah yang melarang ekspor bijih mentah sehingga importir yang didominasi China mulai mengalihkan investasinya ke Tanah Air dengan membangun pabrik pengolahan. Ini sangat positif karena jika bijih mentah diekspor, penciptaan lapangan kerja dan nilai tambah akan terjadi di luar negeri. Itu secara tidak langsung menyubsidi negara lain.
Bayangkan saja sampai 2011, hanya PT Aneka Tambang (Antam) dan PT Vale Indonesia yang memiliki smelter dengan kapasitas produksi 100.000 ton per tahun. Saat ini kapasitas smelter di seluruh Indonesia sudah meningkat hingga empat kali lipat. Smelter baru ini juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, dan pendapatan negara yang signifikan.
Potensinya sendiri seperti apa?
Dari sisi potensi, negara kita memiliki sumber daya nikel yang berkualitas. Tapi, ini adalah sumber daya alam (SDA) tidak bisa diperbarui sehingga pengelolaannya harus hatihati dan berorientasi pada keberlanjutan. Jangan sampai terkuras habis tanpa membawa manfaat yang optimal bagi generasi masa depan. Tapi, kebijakan pemerintah yang terbaru, yakni terbit pada 2017, memang sangat disayangkan karena keran ekspor bijih mentah kembali dibuka.Seharusnya pemerintah bisa konsisten dengan aturan itu. Selain itu, saya berharap pemerintah melakukan pengawasan potensi perusakan lingkungan dan sosial budaya. Pemerintah harus selektif dalam menerbitkan izin investasi. Investor yang bertanggung jawab akan memilih teknologi ramah lingkungan dalam operasinya dan mengutamakan standar terbaik, mengutamakan keselamatan dan kesehatan pekerja, kontraktor dan masyarakat.
Bagaimana Anda melihat posisi PT Vale dalam ketatnya persaingan di sektor pertambangan, terutama di tengah gencarnya investasi China di Morowali?
Kompetitor seharusnya menjadi pemacu PT Vale untuk menjadi lebih baik lagi. Investasi tiga PLTA PT Vale sejak 1978 sampai saat ini mampu menurunkan biaya produksi PT Vale cukup signifikan sehingga menduduki posisi top 30% produsen nikel paling efisien di dunia. Namun, PT Vale tidak boleh lengah dan harus terus meningkatkan efisiensi serta meningkatkan produktivitasnya agar mampu bersaing dengan kompetitor. Awal tahun lalu PT Vale mencanangkan program penurunan biaya produksi sebesar USD50 miliar untuk tiga tahun ke depan. Tahun lalu kami telah mencapai USD10 miliar dan sisanya akan dilaksanakan dalam dua tahun ke depan.
Manajemen juga tengah melihat program penurunan biaya sebesar USD30 miliar lagi untuk periode 2021-2022 sehingga total USD80 miliar untuk periode lima tahun. Efisiensi biaya ini selalu dilakukan agar PT Vale bisa mem pertahankan posisinya di tengah persaingan ketat. Tapi, kami bisa pastikan, efisiensi tidak akan mengor bankan nilai-nilai perusahaan dalam melaksanakan misinya membawa kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan.
Apa saja yang menjadi prioritas atau fokus perusahaan agar tetap kompetitif?
Selain program-program efisiensi, PT Vale juga akan melakukan ekspansi untuk smelter di Sorowako dengan mening katkan kapasitas produksi hingga 90.000 ton. Kami juga akan membangun pabrik baru di Bahadopi dan Pomalaa. Di samping itu, PT Vale menjadikan pembangunan berkelanjutan sebagai bagian dari strategi inti. Pembangunan berkelanjutan bukan hanya bagian dari jati diri PT Vale, yaitu misi perusahaan, namun PT Vale melihat bahwa fokus pada pembangunan keberlanjutan akan menjadi pembeda utama PT Vale dari perusahaan tambang lainnya.

Corong keberlanjutan perusahaan tambang seperti apa yang Anda maksud?
Komitmen pada keberlanjutan bukan hanya keharusan, tetapi juga membawa manfaat. Hanya dengan komitmen ini perusahaan tambang bisa dilihat positif oleh masyarakat dan dunia sehingga mendapat dukungan mereka untuk tetap beroperasi, inilah social license to operate. Selain itu, generasi muda yang akan kemudian menjadi pemimpin di masa mendatang, selalu ingin melihat perusahaan untuk berkontribusi lebih banyak pada perbaikan dunia yang lebih baik dan bukan pada pencarian keuntungan jangka pendek semata. Kami tentu berharap pemerintah juga dapat mendukung dengan memilih investor yang mengutamakan nilai-nilai keberlanjutan. Investor yang bisa membawa uang untuk investasi, namun yang bertanggung jawab tidak banyak. Jadi, pemerintah dan masyarakat haruslah selektif.

Bagaimana dengan rencana ekspansi perusahaan untuk membuka lahan tambang baru, apakah masih akan menjadi prioritas?
Pembangunan smelter baru di Bahodopi dan Pomalaa tetap menjadi prioritas, bukan hanya dari pertimbangan bisnis, investasi tersebut juga menjadi bagian dari komitmen PT Vale yang tertera di kontrak karya. Dalam membangun smelter baru itu, PT Vale akan menggandeng mitra dari China dan Jepang. Kami memastikan investor yang digaet adalah perusahaan yang mempunyai teknologi terbaik di sektornya, baik dari sisi efisiensi biaya, permodalan, serta ramah lingkungan.

Anda bergabung dengan PT Vale sejak 2007, tentu sudah tahu seluk beluk perusahaan. Menurut Anda, bagaimana seharusnya perusahaan ini dijalankan agar seimbang dari sisi pendapatan, kontribusi pada pemerintah, dan tanggung jawab sosial?
Sangatlah penting untuk sering berkonsultasi dan mendengarkan masukan dari para pemangku kepentingan. Dengan demikian, perusahaan harus transparan dan terbuka untuk mendengar serta menerima masukan. Misalnya dalam menentukan program kemasyarakatan, PT Vale mengutamakan prinsip kemitraan melibatkan pemerintah dan masyarakat terdampak. Artinya terjadi kesetaraan dari ketiga pihak tersebut.

Sebagai wanita pertama yang menjabat CFO dan Deputy CEO di perusahaan tambang multinasional, bagaimana Anda melihat posisi ini di tengah dominasi kaum pria di sektor pertambangan?
Diversity dan inklusi sangatlah penting bagi perusahaan untuk bisa lebih maju. Wanita akan melihat dari perspektif berbeda sehingga dapat memperkaya diskusi dan keputusan yang diambil. Saya rasa dunia tambang butuh lebih banyak lagi wanita untuk berkiprah sehingga dapat memperkaya cara pandang terhadap strategi perusahaan. Dari perspektif personal, saya merasa memiliki beban moril tinggi untuk berhasil sehingga tidak membuat konotasi negatif terhadap wanita dan lebih banyak lagi wanita yang ingin terjun ke dunia ini. Wanita di dunia yang didominasi kaum pria harus percaya diri dan mampu membawa diri dengan baik. Namun di sisi lain, saya melihat banyak pria yang bersedia membantu. Selama perjalanan karier, saya banyak dibantu mentor pria, jadi tidak perlu takut.

Selain kesetaraan jabatan antara pria dan wanita, apakah ada kesetaraan perlakuan juga?
Prinsip saya jangan meminta perlakuan istimewa, namun juga jangan membiarkan stereotip yang melemahkan wanita menjadi persepsi benar. Justru kita harus menunjukkan dengan tindakan nyata bahwa itu tidak benar. Selalu berupaya dengan tekun, jujur, berintegritas, dan ikhlas dalam memberikan yang terbaik pada segala hal. Saya juga merasa cukup bangga, di mana di PT Vale, wanita dan pria diberi kesempatan yang sama untuk berkarier dan berkontribusi. (Suwarny Dammar)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9864 seconds (0.1#10.140)