Strategi NICL Menghadapi Gangguan Pasokan Nikel di Kuartal I/2024

Minggu, 02 Juni 2024 - 11:36 WIB
loading...
A A A
Di sisi lain, total hutang pada Triwulan I-2024 tercatat sebesar Rp123,9 miliar atau tidak berubah signifikan dari periode sebelumnya sebesar Rp119,9 miliar. Sementara untuk total ekuitas Perseroan mengalami peningkatan yaitu dari Rp572,1 miliar menjadi Rp757,7 miliar pada Triwulan I-2024, hal ini disebabkan oleh peningkatan saldo laba Perseroan.

Hingga Triwulan I-2024, Perseroan (PT PAM) memiliki lahan konsesi pertambangan nikel yang berlokasi di Desa Buleleng, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali. Lahan tersebut merupakan lahan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi produksi seluas 198 Hektar dengan area tertambang seluas 47 Hektar. Cadangan terkira daerah IUP Perseroan sebesar 3,7 juta ton dengan kadar Ni sebesar 1,51%.

Untuk Entitas anak (PT IBM), memiliki lahan konsesi pertambangan nikel yang berlokasi kecamatan Langgikima, kabupaten Konawe Utara, provinsi Sulawesi Tenggara. Lahan tersebut merupakan lahan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi produksi seluas 576 Hektar dengan area tertambang seluas 60,72 Hektar, dimana cadangan terkira dan terbukti sebesar 9,42 juta ton dengan kadar Ni sebesar 1,30%.

Pada Triwulan II-2024, situasi Geopolitik yang saat ini berkembang, di antaranya yaitu meluasnya sanksi AS (Amerika Serikat) dan Inggris terhadap ekspor bahan mentah Rusia dan larangan penjualan di London Metal Exchange (LME) serta Chicago Mercantile Exchange (CME).

Selain itu insiden di Kaledonia Baru yang mempengaruhi operasional perusahaan pertambangan nikel yaitu terganggunya aktivitas produksi tambang dan beberapa pertambangan nikel di Australia mengalami gangguan pasokan akibat faktor biaya.

Akibat beberapa sentimen ini, pasokan bijih nikel dunia terutama di Kaledonia Baru dan Australia tidak normal, yang diperkirakan dapat menjadi katalis positif untuk kenaikan harga dalam rantai industri nikel ke depannya. Hal ini tercermin dengan meningkatnya harga acuan nikel di akhir April 2024 sudah meningkat 8,76% menjadi 17.424,52 USD/dmt dibandingkan dengan periode Maret 2024 yang berada pada level 16.021,67 USD/dmt.

"Perseroan meyakini bahwa adanya beberapa sentimen positif tersebut, dan telah disetujuinya RKAB untuk tahun 2024, Perseroan akan menggenjot produksi dan penjualan yang kemudian akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan Perseroan," ujar Direktur Utama PT.PAM Mineral Tbk (NICL), Rudy Tjanaka.

Pada semester ke II tahun 2024 ini, Perseroan juga berencana untuk berproduksi sesuai kapasitas RKAB. Perseroan menilai bahwa dengan terganggunya proses produksi tersebut di atas, yang membuat terbatasnya supply nikel pada akhir Triwulan I-2024 hingga awal Triwulan II-2024, maka dengan adanya penambahan kapasitas produksi dan keluarnya RKAB diharapkan dapat meningkatkan harga jual yang berkelanjutan yang kemudian akan meningkatkan Average Selling Price (ASP) Perseroan.

"Perseroan menargetkan pencapaian penjualan hingga akhir tahun 2024 ini sebesar Rp. 1,289 Triliun dengan target Laba Sebelum Pajak sebesar Rp352 miliar. Perseroan berkeyakinan dengan iklim usaha industri yang kondusif, Perseroan dapat mencapai target kinerja keuangan di atas," bebernya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Contact Center Perusahaan...
Contact Center Perusahaan Penyedia Outsourching Beri Solusi SDM Terbaik
Genjot Produktivitas,...
Genjot Produktivitas, AMMAN Optimalkan Inovasi Teknologi
Bidik Pasar Singapura,...
Bidik Pasar Singapura, KIN dan Morinaga Kolaborasi Hadirkan Inovasi Susu Premium
Meluruskan Persepsi...
Meluruskan Persepsi dan Menguak Rahasia MSG Melalui Demo Masak
Penjualan Emas Melesat,...
Penjualan Emas Melesat, Hartadinata Abadi Cetak Kenaikan Laba 44,60% di 2024
Kunjungi RI, Menteri...
Kunjungi RI, Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi Siap Perkuat Kolaborasi
Gratis! Produk UMKM...
Gratis! Produk UMKM Tampil di Halaman Depan PaDi UMKM Tanpa Bayar
Cegah Banjir Produk...
Cegah Banjir Produk Impor, Asosiasi Baja RI Minta Pemerintah Perbaiki Regulasi
Konsisten Beri Layanan...
Konsisten Beri Layanan Prima Berbuah Gallup Customer Engagement Empat Tahun Beruntun
Rekomendasi
IJTI Pertanyakan Penetapan...
IJTI Pertanyakan Penetapan Tersangka Direktur Pemberitaan JakTV, Minta Kejagung Libatkan Dewan Pers
Tarian Nusantara di...
Tarian Nusantara di TMII Diikuti 500 Anak dari Anjungan Sabang hingga Merauke
Nama Arwani Thomafi...
Nama Arwani Thomafi Mencuat Jadi Calon Ketua Umum PPP
Berita Terkini
Motori Transisi Energi,...
Motori Transisi Energi, PLN EPI Pamer Keunggulan di Ajang GHES
52 menit yang lalu
Sasar Kalangan Profesional,...
Sasar Kalangan Profesional, Edukasi Crypto Goes to Office
58 menit yang lalu
Seluruh Pekerja di Ekosistem...
Seluruh Pekerja di Ekosistem MBG Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan
1 jam yang lalu
Trump Bakal Kenakan...
Trump Bakal Kenakan Tarif Impor Panel Surya 3.521% dari 4 Negara Asia Tenggara
1 jam yang lalu
LG Batal Tanam Investasi...
LG Batal Tanam Investasi Rp129 Triliun, Prabowo: Pasti Ada Gantinya, Indonesia Cerah
2 jam yang lalu
Cara Daftar Koperasi...
Cara Daftar Koperasi Merah Putih, Simak Panduan Lengkapnya
3 jam yang lalu
Infografis
Tarif PPN Negara-Negara...
Tarif PPN Negara-Negara di Asia Tenggara pada 2024
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved