Subsidi Energi Membengkak, Pemerintah Harus Benahi Targeting

Kamis, 11 April 2019 - 20:31 WIB
Subsidi Energi Membengkak, Pemerintah Harus Benahi Targeting
Subsidi Energi Membengkak, Pemerintah Harus Benahi Targeting
A A A
JAKARTA - Penyebab membengkaknya subsidi energi menurut Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), salah satunya karena kenaikan harga minyak mentah dunia serta depresiasi nilai tukar rupiah. Ekonom senior Indef Nawir Messi mengutarakan, kondisi ini perlu solusi agar lonjakan subsidi energi tidak mengganggu perekonomian Indonesia.

"Pembengkakan subsidi energi terjadi karena faktor kenaikan harga minyak mentah dunia dan depresiasi Rupiah. Agar subsidi energi tidak terus melonjak, pemerintah perlu membenahi targeting penerima subsidi," ujar Nawir di Jakarta, Kamis (11/4/2019).

Sambung dia menambahkan, pemerintah perlu konsisten dalam memberikan alokasi belanja untuk sektor energi agar alokasi subsidi energi ini tidak bersifat konsumtif. Insistensi kebijakan realokasi belanja konsumtif (subsidi energi) menjadi belanja produktif (infrastruktur).

"Pada Tahun 2015, subsidi energi dipangkas hingga 65,16% (dari Rp342 triliun tahun 2014 menjadi Rp119 triliun tahun 2015). Penurunan subsidi energi terus berlanjut pada tahun 2016 (10,33%) dan tahun 2017 (-8,61%). Namun, pada tahun 2018 subsidi energi kembali melonjak hingga 57% dan tahun 2019 (4,23%)," katanya.

Selain itu, komitmen pemerintah menurunkan subsidi energi secara gradual mestinya juga diikuti dengan pembangunan infrastruktur untuk Energi Baru Terbarukan (EBT). "Hal ini untuk demi mencapai target bauran EBT sebesar 23% pada 2025," jelasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8312 seconds (0.1#10.140)