Pertumbuhan Kelas Menengah di Bawah Tekanan Orang Super Kaya

Jum'at, 12 April 2019 - 18:49 WIB
Pertumbuhan Kelas Menengah di Bawah Tekanan Orang Super Kaya
Pertumbuhan Kelas Menengah di Bawah Tekanan Orang Super Kaya
A A A
LONDON - Golongan kelas menengah menilai pendapatan mereka cenderung stagnan, lantaran diperas oleh kelompak orang kaya yang mengambil potongan lebih besar. Hal ini disampaikan oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (organisation for economic co-operation and development/OECD).

Dalam laporan tersebut menerangkan, bahwa kelas menengah terus tergerus dengan kemungkinan menurunnya tingkat kemakmuran serta kekhawatiran yang mencuat atas ketidakamanan pekerjaan. OECD mengatakan akan ada konsekuensi politik bagi negara-negara Barat.

Dikatakan kelas menengah sering menjadi "landasan demokrasi". Terhadap latar belakang populisme politik dan kekhawatiran tentang meningkatnya ekstremisme, laporan itu mengungkapkan bahwa keluarga kelas menengah secara moderat merasa "tertinggal" dan semakin cenderung mendukung gerakan "anti kemapanan".

Pertumbuhan Suram


Kondisi tersebut memperingatkan dampak destabilisasi jika bagian masyarakat ini -yang didefinisikan sebagai berpenghasilan antara 75% dan 200% dari pendapatan rata-rata- terus merasa bahwa kemakmuran mulai merosot. Di Inggris, hampir 60% diklasifikasikan sebagai kelompok berpenghasilan menengah ini.

Dari perspektif internasional, OECD menunjukkan model ekonomi yang berubah, di mana orang-orang berpenghasilan tinggi mengalami percepatan tumbuh semakin banyak. Sementara mereka yang berada di tengah-tengah terlihat mengalami "pertumbuhan pendapatan yang suram" atau bahkan cenderung mundur.

Di seluruh negara-negara OECD, yang mencakup sebagian besar ekonomi besar di Eropa Barat dan Amerika Utara, 10% kelompok dengan penghasilan tertinggi mencetak peningkatan pendapatan sekitar sepertiga lebih banyak dari yang berpenghasilan menengah

Selanjutnya di Inggris, lebih dari sepertiga rumah tangga berpendapatan menengah dilaporkan mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan seperti disampaikan OECD. Sementara untuk wilayah Amerika Serikat selama tiga dekade terakhir, 1% orang kaya telah meningkatkan pendapatan total tahunan mereka dari 11% menjadi 20%.

"Pendapatan kelas menengah hampir tidak lebih tinggi hari ini daripada 10 tahun yang lalu," kata analisis.

Hilangnya Kepercayaan


Laporan ini memperingatkan konsekuensi sosial jika kelas menengah kehilangan kepercayaan pada sistem, di luar kepentingan ekonomi mereka sendiri. Dikatakan bahwa kelas menengah telah menjadi pendukung penting sektor-sektor seperti pendidikan, kesehatan dan perumahan dan "layanan publik yang berkualitas baik".

Akan tetapi ketidaksetaraan pendapatan yang semakin memburuk dapat mengancam "kepercayaan mereka pada orang lain dan pada lembaga-lembaga demokratis". Studi tersebut mengatakan, bahwa persepsi tentang peluang yang menurun ini menyebabkan "ketidakpuasan yang terus tumbuh".

"Stagnasi standar hidup kelas menengah" telah disertai dengan munculnya "bentuk-bentuk baru nasionalisme, isolasionisme, populisme, dan proteksionisme". Alih-alih mobilitas sosial ke atas dan menumbuhkan kemakmuran, laporan itu mengatakan kelas menengah lebih khawatir tentang tergelincir ke bawah.

Biaya Perumahan


Laporan, Under Pressure: The Squeezed Middle Class, mengatakan bahwa totem kehidupan keluarga kelas menengah, seperti akses ke perumahan dan pendidikan tinggi, menjadi semakin mahal. Meningkatnya biaya properti secara khusus telah melampaui pertumbuhan pendapatan, dimana orang tua khawatir tentang prospek perumahan untuk anak-anak mereka.

Keuntungan bagi kelas menengah lainnya adalah keamanan pekerjaan, tetapi ini juga telah terkikis. "Hari ini, kelas menengah semakin terlihat seperti perahu di perairan berbatu," kata sekretaris jenderal OECD, Angel Gurría

OECD menyoroti kesenjangan generasi dengan jumlah orang muda yang semakin menyusut dalam kelompok kelas menengah ini. Kesenjangan pendapatan melebar dan milenial di usia 20-an lebih kecil kemungkinannya berada di kelas dengan berpendapatan menengah daripada baby boomer di usia 50-an dan 60-an.

"Kelas menengah yang kuat dan makmur adalah penting bagi ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan," kata studi tersebut. Tetapi dikatakan bahwa kelompok kelas menengah merasakan "ketidakadilan" dan "semakin cemas tentang situasi ekonomi mereka".
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6159 seconds (0.1#10.140)