Bansos Rakyat Miskin untuk Pecandu Judi Online, Apakah Pantas?

Minggu, 16 Juni 2024 - 09:28 WIB
loading...
Bansos Rakyat Miskin...
Pemerintah mewacanakan pecandu judi online mendapatkan bansos. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mempertanyakan soal kepantasan bansos untuk pemain judi online . Menurut dia wacana pemberian bansos kepada korban judol sebagai salah satu contoh kegagalan pemerintah memotret kenyataan penerima bansos sebelumnya. Berdasarkan temuannya, terdapat sejumlah oknum penerima bansos yang justru menggunakan bantuannya untuk bermain judi online.

"Selama ini pemerintah gagal terhadap penerima bansos terutama yang tercantum dalam DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial), para penerima bansos itu banyak juga kok yang bermain judi online. Ini kan juga tidak diketahui kalau ada penyalahgunaan bansos yang diterima," ujar Trubus saat dihubungi, dikutip Minggu (16/6/2024).



Dia melanjutkan, para penerima bansos yang menerima bantuan tersebut, malah menggunakannya untuk bermain judol. Permasalahan ini, kata Trubus, belum sama sekali ditangani oleh pemerintah dalam penanggulangan maraknya judol tersebut.

"Problemnya sudah ada penyalahgunaan dana bansos oleh penerima sebelumnya yang malah digunakan untuk bermain judol, justru malah tidak diutak-utik dan dibiarkan saja oleh pemerintah. Kategorinya jelas-jelas penyalahgunaan bansos ini," terang Trubus.

Trubus mengatakan penanganan korban judi online ini sebaiknya bukan dengan diberikan bansos. Dia menilai penanganan korban judol sebaiknya disamakan dengan para pecandu narkoba.

"Judi itu seperti narkoba, sifatnya kecanduan. Sebaiknya penanganannya disamakan saja seperti pecandu narkoba. Para korban judi online ini sebaiknya direhabilitasi saja," jelas Trubus.

Lebih lanjut, Trubus mengatakan, data penerima bansos yang sebelumnya sudah tercantum dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), justru semakin ditambah dengan kriteria korban judi online yang dipandang miskin karena disengajakan.

"Sekarang justru pemerintah malah mewacanakan hendak memberikan bansos kepada korban judi online. Jadi kan ada penerima bansos baru yang dimasukkan ke dalam DTKS, berarti kemiskinan di Indonesia bertambah dong? kita juga gagal dong menangani tingkat kemiskinan di Indonesia," papar Trubus. "Kok kita bantu orang yang miskin karena bermain judi online kemudian diberikan bansos."



Trubus menjelaskan selain dipandang hanya membebani negara karena menambah tingkat kemiskinan di Indonesia dia menilai pemberian bansos malah semakin mengajak masyarakat untuk tenggelam bermain judi online. Dia mengatakan pemberian bansos justru melanggengkan budaya bermain judi online.

"Kalau dulunya masyarakat tidak menerima bansos, kemudian diberikan bansos karena bermain judi online, berarti kan kita sedang bersiap untuk membudayakan bermain judi online. Toh kalau gagal judinya sampai jatuh miskin, kan nanti dibantu bansos dari pemerintah," terang Trubus.

Sementara itu, Psikolog keluarga, Muhammad Iqbal mengungkapkan angka pengangguran dan kemiskinan juga mendorong masyarakat terjerat judol. Dengan harapan terbebas dari ekonomi yang sulit.

"Apalagi tingginya angka pengangguran, kemiskinan, jadi sehingga orang-orang itu pemilik judol mengetahui kebutuhan, pengen kaya instan, itu kata kuncinya," jelasnya.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1377 seconds (0.1#10.140)