3 Alasan Malaysia Ingin Gabung BRICS, Apa Saja?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Malaysia dikabarkan bersiap untuk bergabung dengan organisasi antarpemerintah BRICS yang dimotori Rusia, China, India, Brasil dan Afrika Selatan. Kabar ini mencuat setelah wawancara Perdana Menteri Anwar Ibrahim dengan media China Guancha beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, BRICS yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan di awal tahun 2024 resmi menerima anggota baru yakni Mesir, Uni Emirat Arab, Iran dan Ethiopia.Dianggap sebagai tandingan ekonomi Barat, BRICS terus berkembang dan memperluas pengaruhnya di dunia.
Belakangan, sejumlah negara di dunia disebut-sebut tengah mengantre untuk bergabung dengan organisasi tersebut. Termasuk sejumlah negara di Asia Tenggara, yakni Vietnam dan Thailand. Terbaru, muncul pula nama tetangga Indonesia, yaitu Malaysia. Lalu, apa kemungkinan alasan Malaysia ingin bergabung dengan BRICS? Berikut ini ulasannya.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim melihat adanya harapan dengan menjadi bagian BRICS. Mengutip SouthChinaMorningPost, Rabu (19/6/2024), salah satunya berhubungan dengan posisi Selat Malaka. Potensi keanggotaan Malaysia di BRICS akan bermanfaat dalam kepentingan strategis negara. Hal ini mengingat posisi Selat Malaka sebagai jalur pelayaran penting yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
2. Komitmen Terhadap Global South
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyebut bahwa negara berkomitmen terhadap ‘Global South’. Istilah tersebut mengacu pada negara-negara di dunia yang sering disebut sebagai negara berkembang, kurang berkembang hingga terbelakang.
Lebih jauh, pihaknya mengatakan bahwa BRICS memberikan secercah harapan terhadap checks and balances di dunia. Alhasil, negara-negara di dunia bisa melawan dominasi Barat karena faktanya mereka (Barat) bukan lagi kekuatan kolonial dan negara-negara merdeka seharusnya bebas berekspresi.
3. Dukungan De-dolarisasi
Kepala penelitian Institut Riset Ekonomi Malaysia, Shankaran Nambiar, menyambut baik konfirmasi Perdana Menteri Anwar Ibrahim terkait keinginan bergabung dengan BRICS. Mengutip FMT, Nambiar menyebut bahwa keputusan Malaysia bergabung dengan BRICS menunjukkan bahwa negara-negara Asean sedang melakukan langkah strategis terhadap upaya melakukan “de-dolarisasi”.
Pada wawancara dengan Guancha, Anwar mendukung komentar Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang mengkritik dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional. Nambiar mengatakan bahwa Anwar dengan jelas menyatakan Malaysia harus menjajaki de-dolarisasi dan bahkan mendukung gagasan Dana Moneter Asia.
Sebagai informasi, sebelumnya pada KTT ASEAN ke-42 Mei tahun lalu, 10 negara anggotanya sepakat mendorong penggunaan transaksi mata uang lokal. Kebijakan ini dipandang sebagai strategi untuk beralih dan tidak lagi tergantung pada mata uang mapan seperti dolar AS dan euro.
Itulah beberapa kemungkinan alasan yang menjadikan Malaysia ingin gabung BRICS.
Sebagai informasi, BRICS yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan di awal tahun 2024 resmi menerima anggota baru yakni Mesir, Uni Emirat Arab, Iran dan Ethiopia.Dianggap sebagai tandingan ekonomi Barat, BRICS terus berkembang dan memperluas pengaruhnya di dunia.
Belakangan, sejumlah negara di dunia disebut-sebut tengah mengantre untuk bergabung dengan organisasi tersebut. Termasuk sejumlah negara di Asia Tenggara, yakni Vietnam dan Thailand. Terbaru, muncul pula nama tetangga Indonesia, yaitu Malaysia. Lalu, apa kemungkinan alasan Malaysia ingin bergabung dengan BRICS? Berikut ini ulasannya.
Alasan Malaysia Gabung BRICS
1. Kepentingan Strategis Posisi Selat MalakaPerdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim melihat adanya harapan dengan menjadi bagian BRICS. Mengutip SouthChinaMorningPost, Rabu (19/6/2024), salah satunya berhubungan dengan posisi Selat Malaka. Potensi keanggotaan Malaysia di BRICS akan bermanfaat dalam kepentingan strategis negara. Hal ini mengingat posisi Selat Malaka sebagai jalur pelayaran penting yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
2. Komitmen Terhadap Global South
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyebut bahwa negara berkomitmen terhadap ‘Global South’. Istilah tersebut mengacu pada negara-negara di dunia yang sering disebut sebagai negara berkembang, kurang berkembang hingga terbelakang.
Lebih jauh, pihaknya mengatakan bahwa BRICS memberikan secercah harapan terhadap checks and balances di dunia. Alhasil, negara-negara di dunia bisa melawan dominasi Barat karena faktanya mereka (Barat) bukan lagi kekuatan kolonial dan negara-negara merdeka seharusnya bebas berekspresi.
Baca Juga
3. Dukungan De-dolarisasi
Kepala penelitian Institut Riset Ekonomi Malaysia, Shankaran Nambiar, menyambut baik konfirmasi Perdana Menteri Anwar Ibrahim terkait keinginan bergabung dengan BRICS. Mengutip FMT, Nambiar menyebut bahwa keputusan Malaysia bergabung dengan BRICS menunjukkan bahwa negara-negara Asean sedang melakukan langkah strategis terhadap upaya melakukan “de-dolarisasi”.
Pada wawancara dengan Guancha, Anwar mendukung komentar Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang mengkritik dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional. Nambiar mengatakan bahwa Anwar dengan jelas menyatakan Malaysia harus menjajaki de-dolarisasi dan bahkan mendukung gagasan Dana Moneter Asia.
Sebagai informasi, sebelumnya pada KTT ASEAN ke-42 Mei tahun lalu, 10 negara anggotanya sepakat mendorong penggunaan transaksi mata uang lokal. Kebijakan ini dipandang sebagai strategi untuk beralih dan tidak lagi tergantung pada mata uang mapan seperti dolar AS dan euro.
Itulah beberapa kemungkinan alasan yang menjadikan Malaysia ingin gabung BRICS.
(fjo)